PENGHUNI 6

15 0 0
                                    

Sebenarnya apa yang terjadi?
Mengapa seseorang itu ada disini?
Dosisnya sangat tinggi?

🧠

Aku yang baru saja keluar dari kamar asramaku, menemukan sebuah kertas yang terlipat rapi di lantai, tepat di depan pintu luar kamar asrama ku. Tanpa ragu, aku segera mengambil kertas tersebut, kemudian membuka lembaran kertas berwarna cokelat yang aku genggam.

Aku langsung terkejut melihat kertas selembar itu, bau amis darah segar yang berada di kertas itu masih melekat di indra penciumanku, sehingga membuat perutku mual

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku langsung terkejut melihat kertas selembar itu, bau amis darah segar yang berada di kertas itu masih melekat di indra penciumanku, sehingga membuat perutku mual.

Aku segera mengambil ponsel yang berada disaku celanaku, lalu memotret kertas selembar yang masih ada di tanganku. Aku menghampiri tempat sampah yang tidak jauh dengan kamar asramaku, lalu aku membuang kertas selembar itu.

Tanpa berlama lama aku meninggalkan tempat itu, dan menuju ruang kepanitiaan.

Baru saja aku masuk kedalam ruangan itu, aku sudah diberikan tatapan tajam dari mereka, termasuk keempat teman seorganisasiku.

"Kenapa baru dateng?" Tanya Maudy, dengan nada tinggi.

"Maaf, tadi-" balasku terpotong.

"Langsung saja ke intinya." Sela Debil tak memberikan waktu untuk menyelesaikanku bicara.

"Kalau gitu, ngapain tanya hal itu ke gue, kalau ujung ujungnya omongan gue dipotong." Batinku menahan emosi.

"Tim kami telah menyampaikan kepada kalian bahwa menjadi panitia harus siap menerima risikonya. Dan hari ini, kalian harus siap menerima risiko dari kami juga," timpal Debil, membuat denyut jantung kami tidak stabil.

"Karena tadi ada beberapa murid yang tidak menghabiskan makanannya, maka kalian juga ikut menerima resikonya. Kebetulan ramuan gelas ini ada satu, maka saya simpulkan, salah  satu diantara kalian yang harus meminumnya." Perintah Debil.

Kami semua terdiam tak ada yang meresponnya.

"Kenapa tidak ada yang jawab? Ingin di beri hukuman?" Ancam Maudy.

Aku menghela nafas. " Saya yang akan meminumnya."

Teman seorganisasiku, dengan Debil dan Maudy, langsung memandangku.

"Silakan." Celetuk Debil.

Maudy mendekatiku dengan membawa nampan berisi minuman yang telah dicampur dengan telur kuning, putih, garam, dan lemon.

Aku mengambil segelas minuman tersebut dengan hati-hati.

Ketika segelas itu berada di tanganku, aku menyadari bahwa semua pandangan tertuju padaku.

Aku menghela nafas sambil memejamkan mata sekali lagi. Kemudian, aku meneguk minuman itu hingga habis dengan cepat, lalu meletakkan gelasnya di atas meja.

KELAS TERAKHIR Where stories live. Discover now