8. Revelation

4.7K 489 183
                                    

Cerita ini murni dari hasil imajinasiku sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini murni dari hasil imajinasiku sendiri. Jadi akan ada beberapa hal baru tentang demon dari perspektif aku sendiri di cerita ini yang kalian mungkin akan aneh bacanya. Mohon pengertiannya dan jika ada yang kalian tidak mengerti, penjelasannya ada di akhir chapter. Happy reading.

Recap:
Perempuan itu menyunggingkan senyumannya sambil mengangkat tangannya ke arah ruangan. Seakan-akan mempersembahkan sesuatu yang hebat.

"Welcome hunters." Kata perempuan itu kepada mereka.

****

Kaitley's Pov

Pintu yang telah terbuka lebar di hadapanku, memperlihatkan sebuah ruangan yang begitu besar dan mewah. Dindingnya diwarnai dengan warna beige yang lembut. Berbagai macam ukiran dalam segala rupa dan warna memenuhi dinding tersebut dengan keteraturan yang tak bisa kudeskripsikan.

Mataku menelusuri setiap lengkungan ukiran tersebut hingga ke langit-langit yang terletak begitu jauh dari tempatku berpijak.

Aku dapat melihat semburat cahaya jingga yang mewarnai langit pagi melalui langit-langit beralaskan kaca tersebut. Ruangan itu terasa hangat oleh sofa-sofa beludru dan kursi santai yang diatur sedemikian rupa mengelilingi tempat perapian—yang sengaja diletakkan di tengah-tengah ruangan agar mampu menghangatkan seluruh ruangan dengan sama rata.

Kursi-kursi tersebut dipenuhi oleh yang kelihatannya adalah murid-murid sekolah ini, yang sedang bersantai sambil bercanda-ria bersama kawannya—ditemani berbagai macam hidangan yang terletak di atas sebuah meja kayu mungil yang ditempatkan di depan setiap sofa di ruangan tersebut.

Ada juga beberapa murid yang menghempaskan tubuhnya di kursi santai sambil membaca buku atau terlelap. Bahkan di beberapa sofa, terlihat sekelompok murid yang sedang mengerjakan tugas dari buku tebal di hadapan mereka dengan serius.

"Ini adalah ruang lounge. Ruangan Ketua ada di seberang taman, yang bisa diakses melalui lorong di balik pintu keluar lounge di depan," Jelas perempuan itu. "Mari ikuti aku." Lanjutnya.

Perempuan yang kata James bernama Cara itu, ternyata adalah wakil murid di akademi ini. Oleh karena itu, ia membimbing kami sekarang untuk menghadap ke pemimpin akademi ini. Yaitu si ketua. Cara membawa kami masuk ke dalam lounge yang sekarang menjadi sunyi senyap. Dengan gelisah, aku menggeliat menyusuri sofa-sofa di sekeliling kami sambil mengikuti Cara saat menyadari, puluhan mata tertuju  ke arah kami.

Aku melirik sekelompok murid yang tadi sedang bercengkrama—yang sekarang saling berbisik ke satu sama lain sambil tetap menatap kami. Selain itu, terdengar decakan dan desahan kagum dari beberapa murid perempuan di belakang kami yang jelas, ditujukan kepada Dean. Di sampingnya, James yang sadar akan perhatian yang diberikan pada kami, membusungkan dadanya sambil meniru tatapan tanpa ekspresi Dean. Aku hanya bisa memutar bola mataku melihat kejadian itu.

Accidentally (The Life of The Dark Hunters) (UNEDITED) #Wattys2016Where stories live. Discover now