9. Kaitley's Anxiety

3.9K 462 120
                                    

Recap:"Kau tidak dibawa kesini hanya untuk alasan itu semata Kaitley

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Recap:
"Kau tidak dibawa kesini hanya untuk alasan itu semata Kaitley. Kami membawamu kesini, karena kami percaya kau dapat membantu kami menangkap salah satu kriminal yang selama ini bersembunyi di dunia manusia."

    ****

Sebelum aku sempat bertanya tentang kata-kata ketua yang masih rancu itu, terdengar derap kaki seseorang dari luar ruangan disertai suara pintu yang terbanting ke dalam akibat tekanan yang diberikan oleh orang itu.

Aku menengok ke belakang untuk melihat si pengganggu. Di hadapan kami, berdiri seorang pria berumur 30-tahunan dengan kacamata bulat yang sangat besar bertengger di hidungnya. Ia terus-menerus memperbaiki kacamatanya sambil memasang raut wajah panik. Dilihat dari bajunya, mungkin ia salah satu pengajar disini. Mata biru si pria itu menatapku dan ketua secara bergantian. Kemungkinan ia mengharapkan kehadiran ketua seorang di dalam ruangan ini alih-alih seorang remaja kucel yang masih memakai piyama, yang sedang duduk melihat dirinya dengan tatapan sinis.

Well, itu bukan sepenuhnya salahku juga sih. Mengingat wajahku yang sinis ini sudah ada dari saat aku dikeluarkan dari perut mom. Mungkin ini salah satu warisan "kurang" penting lainnya dari dad.

Di belakangku, tatapan tajam ketua yang diberikan pada si pria ikut membuatku merinding. Ketua kemudian mengeluarkan suara beraksennya.

"Speak." Sahutnya dengan pendek.

Si pria—yang lagi-lagi memperbaiki kacamatanya, segera berjalan dengan terburu-buru dan berdiri di sebelah tempatku duduk. Ia melirikku sejenak dengan pandangan bertanya-tanya lalu kembali mengarahkan pandangannya ke ketua.

"See kiri ilmus äkki Väljapanek,"

Oh yang benar saja. Bisakah semua orang menggunakan bahasa yang wajar di sekitar sini??

Setelah kata-kata itu keluar dari mulut si pria, ia buru-buru menyerahkan sepucuk kertas yang sudah agak kusut kepada ketua—yang menerimanya dengan ragu-ragu, lalu segera membukanya di hadapan kami. Alis tebalnya semakin berkerut saat matanya menjelajahi kata-kata yang ada dalam surat tersebut. Merasa semakin bingung dan penasaran, aku memutuskan untuk mencondongkan tubuhku untuk mendekati ketua. Aku menyipitkan mata untuk melihat tulisan keriting yang ada di balik surat itu. Dengan susah payah, aku mencoba untuk membaca tulisan yang terbalik di hadapanku itu.

Y..ou ar..e gu.. Hah? Oh, go..ing to..

Batinku sambil mengeja huruf tersebut satu persatu. Namun, sebelum aku sempat melanjutkan, ketua berdiri secara tiba-tiba dan menggebrak meja di depanku dengan keras. Aku dan si pria tersentak di hadapannya. Di sebelahku si pria sibuk berjongkok untuk mencari kacamata besarnya yang terjatuh. Aku menatap ketua dan merasakan hawa dingin yang asing mengelus tengkukku ketika melihat tatapan ketakutan ketua yang masih dalam posisi meletakkan kedua tangannya di meja. Tangannya agak gemetar dan rona wajahnya menjadi pucat.

Accidentally (The Life of The Dark Hunters) (UNEDITED) #Wattys2016Where stories live. Discover now