13. A Day With Dean (part 1)

3.4K 355 178
                                    

Important author note di akhir chapter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Important author note di akhir chapter. Jangan lupa dibaca.

Recap:

Aku berdiri dari sofa sambil tersenyum lebar. Dust mendengus di dekatku. Tapi aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

Kuhampiri lelaki itu dengan rasa lega yang luar biasa.

"Dean! Apa yang kau lakukan disini?"

                               ****

Dean tidak menjawab pertanyaanku. Ia hanya menatapku dari atas sampai bawah dengan memasang ekspresi yang tidak bisa kuartikan. Lalu, setelah beberapa saat, ia memegang pergelangan tanganku dan menarikku ke arah bukaan gua.

"E–eh, Dean! Apa yang kau lakukan?" Aku menoleh ke belakang dan melihat wajah heran Gro dan Joe. Mereka lalu berdiri dengan cepat dari sofa ketika melihat Dust—yang sekarang telah berdiri di depanku dan Dean. Kedua lelaki itu saling bertatap-tatapan dalam diam. Keduanya menunjukkan ekspresi yang sengit—seperti hendak memperebutkan sesuatu.

"Kau tidak punya wewenang untuk membawanya keluar dari sini seenaknya," ucap Dust sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Maaf, memang kamu itu siapa? Ayahnya?" cemooh Dean. Aku mendongakkan kepalaku ke arahnya dengan kaget. 

Apa-apaan... Apa yang sebenarnya terjadi. Urgh...

"Bukan. Aku adalah ketua dari kelompok Must. Kelompoknya. Jadi aku punya wewenang untuk menahannya disini. Memang kau sendiri siapanya huh? Pacarnya??" balas Dust yang tidak mau kalah.

Pipiku terasa panas ketika mendengar kata-kata Dust. Dean pun meregangkan pegangannya pada tanganku ketika mendengar perkataan Dust. Mungkin ia pula baru sadar bahwa kelakuannya padaku, terlihat agak ganjil di depan Dust dan teman-temannya. Aku segera melepaskan tanganku dari pegangan Dean. Ia pun tidak memprotes saat menyadari tanganku sudah tidak ada di pegangannya.

Dean berdeham beberapa kali. Lalu ia mendekati Dust dan memasang senyum menantang.

"Uh, kampungan sekali sih kalian. Buat apa memperebutkan perempuan serabutan seperti dia?" celetuk sebuah suara konyol yang tidak lain adalah suara Joe dari belakang kami.

Aku memutar kedua bola mataku dengan sepenuh hati sampai mataku kelilipan.

Dean memutuskan untuk melanjutkan percekcokan tidak bergunanya dengan Dust.

"Lagipula, apa yang akan kalian lakukan padanya disini? Memberinya tes kesetiaan dengan menyuruhnya mencuri?" tanya Dean dengan pedas.

Accidentally (The Life of The Dark Hunters) (UNEDITED) #Wattys2016Where stories live. Discover now