Chapter 1

106 1 0
                                    


Sore ini seperti biasanya langit terlihat gelap,angin meniupkan dirinya dan menggugurkan daun di sepanjang jalan seakan membawa pesan bahwa hujan akan segera turun. Ia mempercepat langkahnya,menyusuri jalan kampus yang terlihat masih ramai dengan mahasiswa. Rambut hitam di bawah bahu yang dibiarkan tergerai seperti melambai-lambai sejalan dengan langkah kakinya. Kanaya Avelyn nama gadis tersebut.
Tampaknya langit tidak sabar menumpahkan segala bebannya hujan turun begitu saja memeluk siapa saja yang membiarkan dirinya berada di bawah langit. Naya segera berlari tak lama bayangannya hilang karena ia memasuki sebuah gedung.

###

 Suara sorakan,teriakan,nyayian dukungan dan drum menggema di dalam sebuah gedung olahraga.Sesekali terdengar suara terompet yang berbunyi nyaring diantara para suporter.Gedung olahraga ini sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang mendukung Fakultas mereka,di lapangan terlihat dua tim basket yang sedang bertanding.
Di papan skor terdapat tulisan Fak.Hukum Vs Fak.Sastra itu mendakan bahwa kedua fakultas tersebut yang sedang bertanding saat ini.
Dribble yang lincah serta kerjasama yang kompak dari kedua tim membuat skor yang tercetak 16-18 sangat tipis.

"Ayoo Alan !!!" Dengan lantang suara Kanaya meneriaki salah satu pemain yang bertanding di lapangan.Tepat di lapangan salah satu pemain yang memakai kostum merah dan bernomor punggung 10 melihat kearah gadis tersebut dan hanya memberikan sebuah senyuman.

Quarter 1..Quarter 2...Quarter 3 sudah berlalu dan sekarang adalah menit-menit terakhir Quarter 4 namun skor dari kedua tim masih saling bersaing tajam.
Tiba-tiba wasit meniupkan peluit dan mengisyaratkan bahwa telah terjadi pelanggaran.Semua suporter meneriaki dari atas tribun dan tak sedikit pula yang mengumpat.
Terlihat pemain berkostum merah yang menandakan bahwa ia adalah mahasiswa dari fakultas hukum dengan nomor punggung 10 sedang tergelatak dan memegangi lutut kanannya. Tentu ini akan menjadi hal yang juga menguntungkan untuk tim tersebut. Alan bergerak menuju tengah lingkaran di depan ring basket bersiap untuk melakukan shooting.Keringat yang tercucur deras bermuara pada dagunya dan nafasnya yang berat memperlihatkan bagaimana dia menghabiskan tenaganya untuk permainan ini. Shooting pertama berlalu tanpa menghasilkan skor,suara dentuman drum dan nyanyian dari suporter terus terdengar memberikan semangat kepada sang pemain yang sedang mempertaruhkan harga diri Fakultasnya. Alan merekatkan jari-jari tangannya kepada lingkaran yang berwarna merah tersebut,dan tatapannya menuju ring yang betengger manis diatas.Alan melepaskan tembakannya dan kali ini tembakannya sempurna sesuai dengan harapannya. Kali ini semua suporter dari tim tersebut mensorak-sorakkan kemenangan dentuman drum juga semakin keras

"Yeeyyyy.." Sontak Kanaya juga langsung berdiri dan berteriak menggambarkan kebanggaan dan kebahagiaan.Tapi tunggu...ia memutar kepala dan semua pandangan penonton tribun yang kini ia berada tersebut tertuju pada dirinya lebih tepatnya tatapan ingin membunuh.
Kanaya segera duduk kembali,ia merasa bodoh dan malu ia baru ingat bahwa kini ia sedang duduk di tribun pendukung fakultasnya,Fakultas Sastra sedangkan Alan adalah Fakultas Hukum.Ya Tuhan..bagaimana ia bisa melupakan ini.

###
"Hey Nay belum pulang?" Kanaya langsung menolehkan kepalanya karena ia hafal siapa pemilik suara berat tersebut.

"Belum. Kenapa? Kamu kecewa aku masih disini dan belum menghilang?" Ucap Naya dengan senyum mengejek

"Hah sejak kapan kamu bisa menghilang?" Ucapnya seraya mengacak rambut Kanaya yang.

"Dasar, kamu selalu merusak rambutku."

Alan memang suka sekali menggoda Kanaya entah itu dengan perkataan atau sifat jailnya,mereka berteman sejak SD dan persahabatan itu masih terjalin sampai sekarang saat mereka sudah kuliah bahkan persahabatannya yang sekarang membuat mereka semakin dekat.

Kanaya AvelynWhere stories live. Discover now