V. Wrong Dream

16 4 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku dan melihat diriku sendiri, diriku yang masih berumur 10th sedang berjalan kedalam hutan. Saat aku melihatnya, aku langsung berjalan mengikutinya dengan rasa penasaran yang terus berputar di otakku.

Aku melihat rumah yang dulu aku lihat di tengah hutan tempat di mana aku mendapatkan semua ini, aku menghampirinya dan masuk mendahului "diriku" sendiri.

Aku melihat ke semua penjuru rumah dan mataku tertuju kepada seorang pria bertelanjang dada yang sangatlah menyeramkan.

Matanya memancarkan kebenciam, keinginan balas dendam, kelicikan, tetapi ada satu hal yang membuatku sangat terkejut. Matanya, warna matanya sama sepertiku.

Sayap hitam besar menempel di punggungnya dengan gagah, terjuntai sampai mengenai permukaan. Kulihat badannya nyaris penuh dipenuhi dengan tatto hitam pekat yang melekat di tubuhnya.

Tiba-tiba perhatianku teralihkan setelah kudengar pintu terbuka dengan cepat, aku yang masih berumur 10th masuk ke dalam. Disaat itu pula pria itu bergerak mendekati "ku" dan sepertinya "aku" tidak melihat pria itu, kulihat pria itu menggenggam semacam tongkat besar yang menyala saat gelap. Dia memukul "ku" dan "aku" terjatuh, "aku" tidak bergerak setelah itu, aku langsung tersentak keget sambil terus melihat apa yang sedang pria itu lakukan.

Dia mengeluarkan semacam tongkat kurang lebih sepanjang 20cm, ia meraih bulu dari sayapnya dan mencabutnya. Dia menyayat tangan kirinya menggunakan ujung bulu sayapnya yang ternyata sangat tajam, lalu ia mengalirkan darahnya kearah tongkatnya itu.

Tiba tiba tongkatnya bercahaya berwarna biru, saat itu pula ia membuka baju"ku" dan menggambar sesuatu di dada kiri"ku".

Saat itu pula kurasakan panas yang sangat menyakitkan di dada kiriku tepat di atas tatto yang melekat di tubuhku.

Aku meringis kesakitan bahkan aku berteriak, teriakanku menyadarkan pria itu dan langsung menengok kearahku disertai senyuman miring di bibirnya dan pancaran dari mata elangnya, matanya memancarkan rasa puas dan kekejaman. Aku langsung terkapar lemas kerena menahan rasa sakit, panas dan tiba-tiba pandanganku menghitam.

Aku tersontak bangun dari mimpiku, aku berteriak dan meringis kesakitan. Semua itu seperti kenyataan, bukan sekedar mimpi.

Semua yang kurasakan nyata kecuali keberadaanku, aku masih berada di kamarku bukan di rumah di tengah hutan itu.

Badan ku terasa sangat panas secara menyeluruh, terlebih di bagian tattoku yang terukir rapi di dada kiriku.

Aku berlari secepat yang kubisa kearah kamar mandi, langsung kupandang tubuhku di cermin.

Kulihat dengan rasa terkejutku yang sangat menyiksa ini.

Tattoku memancarkan warna biru seperti warna mataku. Disertai darah hangat, tetapi yang aku tahu bahwa darah itu bukanlah darahku. Aku memegang tatto ku itu sambil meringis kesakitan, aku berteriak secara histeris, aku sudah tidak memikirkan lagi aku yang akan dipikiran orang-orang apabila mereka melihat keadaanku sekarang. Aku teringat kejadian di mimpiku lagi.

Aku masih panik, sangat panik, kulihat sesosok orang di hadapanku.

Aku berteriak kepada orang yang ada di hadapanku berusaha meminta pertolongan tetapi orang itu hanya membalas dengan meneriakkanku kembali akhirnya dengan rasa panik aku menonjoknya. Aku memukul orang itu.

Tanganku menjadi perih dan mengeluarkan darah, banyak pecahan kaca halus tertancap di kulit tangaku. Kulihat orang dihadapanku itu menjadi pecahan-pecahan kecil.

A  R  H  A  I  NWhere stories live. Discover now