VI. First Sight

7 0 0
                                    

      Makhluk itu mendorongku. Aku mendongak ke atas untuk melihatnya. Matanya memancarkan warna ungu terang, 'indah' kesanku saat pertama kali melihatnya. Seketika matanya memancarkan aura aneh seperti psycopath yang sering kulihat di televisi. Matanya memancarkan kesedihan, kekejaman, keinginan untuk membunuh, kebencian, kesenangan bahkan aku tidak mengerti arti tatapannya itu, dan hal itulah yang membuat bulu kudukku bediri. Badannya yang tegak penuh dengan tatto...

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

         Kulihat dengan jelas, makhluk itu mengeluarkan tongkat sepanjang 20cm. Lalu tiba-tiba makhluk itu mengangkat tangan kanannya dan seketika, dapat kuluhat kukunya memanjang dan menajam, sangat tajam. Bahkan aku dapat melihat kilatannya di ujung kuku itu.

Aku hanya dapat terdiam terpana saat makhluk itu menggores lengannya cukup dalam dengan kukunya sendiri.

Diteteskannya darah yang keluar dari luka hasil goresannya itu ke tongkat tadi.

Tongkat itu seketika bercahaca memancarkan warna keunguan seperti warna matanya.


Dirobeknya bajuku secara paksa dan saat itu pula aku menjerit.

Dengan sangat kencang.

"ARGHHHHHH!", ia menggambar sesuatu di dada kiriku.

Aku tak tahu apa apa, aku merasa sangat lemah. Bahkan untuk membuka matapun kurasa aku tak mampu.

Sekrang yang kutahu dan kuingat hanyalah rasa sakit yang sangat menyengat sebelum kesadaranku menghilang dan terbangun di atas tempat tidurku dengan symbol berupa luka nyata di dada kiriku, bahkan luka itu masih terasa sakitnya.

Luka yang mengawali hidup baruku.

*Flashback off*

"A-Aide-en, b-bagaimana k-kau mendapatkan tatto itu?", tak terasa air mataku mulai mengalir.

Aku tidak bisa mebendungnya lagi.

Aku langsung berlari dan menubruk tubuh Aiden dan memeluknya. Memeluknya sangat erat dan langsung menumpahkan tangisanku,

Ibarat aku sedang menunjukan rasa sakit dan lega secara bersamaan.

Aiden POV

Tiba tiba Valerie menubruk dan menangis pilu setelah berhasil memelukku erat.

Otomatis aku langsung membalas memeluknya dengan tak kalah erat, mengelus pelan kepalanya. Membiarkannya menumpahkan segala sesuatu yang ia rasakan itu.

Saat ini aku merasa lengkap, entah apa perasaan ini. Tapi rasanya aku tak ingin berjauhan dengan gadis yang berada dipelukanku sekarang.

Aku merasakan ada kekuatan yang berlomba ingin keluar dari dalam tubuhku. Entah apa itu, anehnya aku tidak merasa khawatir sama sekali. Bahkan sekarang aku menantikan kekuatan itu untuk menampakan dirinya.

Yo!yo! Lama tak berjumpa hoho!
Maaf pendek dan gaje

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A  R  H  A  I  NWhere stories live. Discover now