Chapt.1|Bad Day

10.6K 361 27
                                    

06.17 A.M

Masih terlalu pagi bagi anak sekolah kebanyakan untuk pergi bersekolah. Namun, tidak untuk Alana, gadis mungil yang sekarang ini sudah duduk anteng di dalam angkot yang masih sepi penumpang.

Alana bersekolah di salah satu sekolah favorit di jakarta, SMA BHAKTI namanya, dia baru menduduki bangku kelas X, sedangkan kakak nya, kelas XII. Hari ini adalah masa masa pertama Alana di SMA, setelah masa MOS yang mereka jalani setengah hati minggu lalu. Hari ini dia resmi memakai seragam putih abu abu, dan resmi menjadi siswa SMA BHAKTI. 'semoga di hari pertama SMA ini semuanya berjalan dengan lancar' doa Alana dalam hati.

Sekarang Alana sedang berjalan menuju kelas nya, yaitu kelas X IPA 2 setelah membayar ongkos angkot tadi. Kelas Alana berada di lantai 2, otomatis harus menaiki tangga. Di anak tangga pertama, dia mulai melihat anak anak yang sama sepertinya, mereka ada yang berkaca mata, berlesung pipit, bermata sipit, dan lain sebagainya. Di anak tangga terakhir,..

Brakk!

Alana terjungkal ke belakang, untung saja sang penabrak tadi cepat cepat menarik Alana, kalau tidak mungkin dia sudah terjatuh terguling ke bawah.

"Kalo jalan liat liat! Coba kalo gue nggak tarik tadi, udah jadi perkedel lo, karna jatuh dari tangga setinggi ini." Ucapnya ketus, lalu dia memandang Alana dari atas hingga bawah, membuat risih. "Murid baru kan lo?! Untung tadi gue selamatin, coba kalo enggak, kan gak lucu kalo tiba tiba ada berita 'Siswa kelas X tidak jadi masuk kelas karena terguling jatuh dari tangga dengan ketinggian kira kira 10 meter' widihh bener gak tuh segitu, alah bodo amat." Lanjutnya.
Alana hanya berguman terima kasih, lalu pergi meninggalkan dia yang diketahui kelas XI dari bet yang terpasang di lengan kanannya.

Alana baru bisa bernafas lega setelah dirinya sampai di dalam kelas. Karena apa? Selama perjalanan menuju kelas, banyak pasang mata yang memandangnya dengan tatapan sinis, tanpa mengerti alasannya. Tak lama, bel masuk pun berbunyi.

Kring...

Semua siswa buru buru masuk kelas. Tak lama, ada guru yang masuk ke kelas.
"Pagi anak anak, perkenalkan nama saya Sri Wulandari, kalian bisa memanggil saya bu Sri." Ucapnya memperkenalkan diri. "Saya selaku wali kelas, akan memulai membentuk struktur organisasi kelas. Sebelum itu, ada baiknya kalian memperkenalkan diri, karena ada pepatah mengatakan, 'Tak kenal maka kenalanlah,' eh maksud saya 'Tak kenal maka tak sayang' ayo mulai berkenalan dari bangku paling depan." Lanjutnya menjelaskan.

Mereka mulai memperkenalkan diri, hingga tiba saatnya Alana yang harus memperkenalkan diri, Alana memejamkan mata sebentar sambil menghirup nafas panjang lalu menghembuskannya.
"Nama saya Alana Agnesia, saya biasa di panggil Ana, salam kenal semuanya.." ucapnya dengan senyuman.

Setelah selesai berkenalan, bu sri mulai menulis nama nama calon pengurus kelas di papan tulis. Sudah ada beberapa nama pengurus di sana, kini tinggal memilih sekretaris kelas, mendadak kelas menjadi hening, entahlah tapi Alana berharap tak ada hal buruk yang akan terjadi. Alana pun ikut terdiam, hingga bu sri memecahkan keheningan kelas X IPA 2.

"Baik, siapa yang ingin mencalonkan diri menjadi sekretaris kelas kita? Silahkan angkat tangan dan sebutkan namanya." Ucapnya.

Semuanya terdiam, hingga teman sebangku Alana berkata "Alana aja bu, dia cocok bu jadi sekretaris, biar dia aja bu yang jadi sekretaris."

Sumpah, Alana rasanya ingin menghilang dari muka bumi ini, bagaimana tidak, semua teman sekelasnya menatap Alana dengan tatapan memohon. Dengan terpaksa Alana menganggukan kepala dan berucap "Baiklah bu, saya bersedia". Toh, apa salahnya jadi sekretaris.

***

Setelah acara pemilihan pengurus kelas tadi, akhirnya sekarang semua murid terbebas karena kini waktu istirahat tiba. Alana bersama teman sebangkunya-Linea- berada di kantin sekarang, untuk mengisi perut mereka yang sudah sejak tadi demo minta diisi.
Di sela sela acara makannya, tiba tiba seluruh penghuni kantin mengalihkan pandangannya ke pintu masuk kantin. Disana, berdiri tiga orang cowok, yang Alana tahu, hanya satu cowok paling depan, ya..dia yang tadi pagi membuat Alana hampir terjatuh dari tangga. Dengan gaya cool nya dia memasuki kantin dengan seragam basket yang melekat di tubuhnya, dan bola basket yang berputar putar di jari telunjuknya.

"Siapa si mereka? Kenapa semuanya pada ngeliatin mereka kayak gitu? Lo tau gak kenapa?" Ucap Linea bingung.

"Ah aku nggak tau lin, mungkin mereka bingung sama cowok itu, aneh aja, masa ke kantin bawa bola basket, di kira lapangan?" Jawab Alana dan diakhiri dengan kekehan. Linea pun ikut tertawa mendengar penuturannya. Tak lama kemudian,..

Brakk!

Dia menggebrak meja yang digunakan Alana dan Linea, hingga sang pemilik meja menatapnya bingung, serta heran, kenapa dia tiba tiba menggebrak meja? Apa Alana salah? Atau mungkin dia tadi mendengar apa yang Alana ucapkan, dan sekarang dia marah? Oh astaga Ana, apa yang kau lakukan? Bodoh sekali kau mencari masalah di hari pertamamu masuk SMA.

"Ada apa ya?" Tanya Alana takut takut. Dia menatap Alana dengan tatapan mengintimidasi, sama seperti tatapan sebelumnya.

"Lo cewek yang tadi nabrak gue kan di tangga kelas X?" Ucapnya sarkatis.

Alana hanya mampu menelan ludah dengan susah payah, sudah dipastikan dia pasti marah, dilihat dari nada bicaranya barusan. Alana semakin menundukan kepala dan diam, begitu juga dengan Linea. Hingga terdengar dengusan kasar  dan dia berkata sambil mencengkran dagu Alana, memaksanya untuk menatap mata tajam nya.

"Kalau ditanya tuh jawab, jangan nunduk! Gak ada sopan sopannya sama kakak kelas,!" Ucapnya dengan nada yang sama.

"I..iya kak, maaf so..soal tadi pa..pagi, aku ben..er bener engga se..sengaja.." Alana menjawab dengan gugup. "Em.. permisi kak, sekali lagi aku minta maaf" Sambungnya sambil melepaskan cengkraman tangan kakak kelasnya itu lalu berlalu meninggalkan kantin bersama Linea.

***

Setibanya di kelas, semua penghuni kelas menatap Alana dengan tatapan sinis, ada juga yang menatapnya dengan tatapan bingung.

Semua hening, hingga tiba tiba seorang cewek yang duduk di depan Alana menoleh dan bertanya "Apa masalah lo sama kak Naufal?"

Alana  mengernyitkan dahi bingung, Naufal? Siapa? Dia saja tidak kenal, mana mungkin punya masalah.

Hingga Alana memberanikan diri untuk bertanya "Kak Naufal? Em..siapa ya? Aku gak tau, maaf."

Terdengar dengusan kasar darinya, "Lo gak tau kak Naufal? Kudet bener, dia tuh orang yang tadi ngedatengin lo di kantin, jadi.. lo ada masalah apa sama dia? Berani banget lo buat masalah sama dia," ucapnya menjelaskan.

Alana mengangguk anggukan kepala dengan mulut berbentuk huruf 'O'. "Aku gak buat masalah sama dia, tapi tadi pagi aku sempet nabrak dia di tangga kelas X, aku kira dia gak marah, ternyata dugaanku salah, padahal aku udah minta maaf dan berterima kasih karena dia juga nolong aku biar nggak jatuh, aneh sekali." Jawab Alana membela diri. Tapi memang benar kan? Apa salahnya? Alana sudah minta maaf, lalu sekarang mengapa dia terlihat marah, benar benar aneh.

Setelah perdebatan yang cukup mengesalkan dengan temannya yang ternyata bernama Raya, karena tadi dia sempat memperkenalkan diri dan meminta maaf karena sudah mengintrogasi, dan ya.. sekarang mereka berteman.

Dan akhirnya, bel tanda pulang sekolah bergema di seluruh penjuru sekolah.
Alana sedang berada di halte depan sekolah, menunggu angkutan umum yang akan mengantarnya pulang, hingga dia tanpa sengaja melihat seseorang di seberang jalan, tepatnya di depan gerbang sekolah, dengan motor sport hitamnya. Alana tau berul siapa dia, dia adalah kakak Alana, Ryan. Segera Alana menyebrang jalan dan menghampirinya.
"Kak.." panggil Alana kepadanya.

...

...

...

...

Tolong vote dan comment ya, kasih saran kali aja ada yang salah atau kurang tepat. Oh iya mohon maaf kalo ada penulisan yang salah, bantu koreksi yaa

Terimakasih💜

ALANAWhere stories live. Discover now