Chapt.7|Ryan Girlfriend? (2)

4.1K 206 9
                                    

Bantu cari typo ya readers.
Jangan lupa vote dan comment.
Bonus foto bang Ryan😂 (cek mulmed)
Follow akun author:v

***

"Kak lepas. Ini sak-" Ucapan Alana berhenti saat netranya melihat kakaknya sedang menggenggam jemari seorang gadis yang sangat Alana kenal.

"Kamu..... Kak Ryan... Kalian..." Alana memandangi kedua insan itu secara bergantian.

"Lana..

***

"Jadi gitu Na. Lo jangan marah dong, Ryan yang nyuruh gue nyembunyiin ini dari lo"

Linea.
Ya, gadis yang baru baru ini menjadi teman dekat atau bisa dibilang sahabat Alana itu, ternyata dia adalah pacar Ryan Pratama, kakak Alana.

Mereka mulai menjalin hubungan sekitar sepuluh bulan yang lalu. Katanya karena Linea sering jajan di warung samping SMA Bhakti sewaktu dia masih duduk di bangku kelas IX SMP.

Linea memang tadinya bersekolah di SMP Langit yang letaknya tepat di depan SMA Bhakti. Karena itulah Linea dan Ryan sering bertemu, dan akhirnya jadian.

Sebenarnya Alana tidak marah, cuman kecewa. Linea tau kalau Alana itu adik kandung Ryan. Kenapa Linea tidak memberi tahu saja kalau dia dan Ryan berpacaran.

"Na. Lo jangan marah dong. Jangan marah sama Ryan juga. Gue juga pengen bantu lo biar bisa deket lagi sama kakak lo. Sebenernya Ryan itu sayang sama lo Na, cuman nggak tau aja kenapa dia dingin banget kalo sama lo. Maka dari itu, gue pengen tau alesannya." Sambung Linea karena tak mendapat respon.

Fyuhh..

Alana menghela nafas. Sungguh rumit hidupnya sekarang ini.

"Aku nggak marah Linea, cuman kesel aja. Nggak papa, aku nggak ada hak juga buat larang kamu pacaran sama kak Ryan kan? Tapi liat gimana sikap Kak Ryan sama kamu, aku jadi iri. Dia nggak pernah kayak gitu lagi ke aku sejak ayah sama bunda nggak ada, aku kangen saat dulu aku sama kak Ryan akur, main bareng, dia nggak pernah ketus sama aku, nggak pernah bisa marahin aku, nggak kayak sekarang. Semuanya udah beda sekarang." Alana berucap sendu.

Hening sementara.

Alana bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Linea yang tertunduk. Dia menghampiri Naufal yang berdiri tak jauh darinya sambil bersandar di tembok pembatas area sekolah dan taman belakang.
Alana berlalu begitu saja di depan Naufal tanpa menyapa atau sekedar meliriknya.
Cepat cepat Naufal menarik lengannya dan membawanya ke kantin.

***

Setibanya di kantin, Naufal bergerak untuk memesan makanan, sedangkan Alana hanya diam dan menuruti perintah Naufal untuk duduk di bangku kantin.

Naufal kembali dengan nampan ditangannya. Diletakkanya isi nampan itu dengan hati hati. Alana hanya melirik sekilas lalu kembali pada lamunannya.

"Makan Al." Titah Naufal.

Alana menggelang tanda tak mau. Naufal menghela nafas pendek lalu berkata

"Tadinya gue mau marahin lo karena ninggalin gue dan nggak angkat telpon gue, tapi harus dipending dulu karena lo nya kayak mayat idup sekarang. Duduk anteng, pandangan seratus meter kedepan, kayak lagi PBB, terus dieeeeeem aja dari tadi. Sebenernya lo sama anak itu yang tadi sama Ryan, kenapa si? Lo kenal sama dia? Atau jangan jangan dia ceweknya Ryan? Seleranya rendah banget."

Dasar Naufal. Suasana kaya gini masih aja sempet sempetnya ngecibir orang.

Alana tetap diam.

Dalam kediamannya, Alana tengah memikirkan peristiwa peristiwa yang terjadi hari ini, masih pagi namun sudah dihadapkan dengan persoalan rumit.

ALANAWhere stories live. Discover now