Penantian Di Ujung Rindu (Part 5)

57 5 1
                                    

Keesokan harinya sekolah masuk seperti biasanya, namun ada yang berbeda. Raka tak lagi berkumpul bersama kami.

"Aku sedang ingin sendiri" katanya

Sikapnya semakin aneh saja. Dini juga tak banyak bertindak, ia hanya mengangap Raka memang sedang ingin menghabisakan waktunya sendirian. Namun tidak denganku, aku begitu penasaran apa yang menghantui pikirannya. Aku ingin menemaninya, tidak seperti ini hanya bisa diam dan mengamati dari jauh.

......

Sepulang sekolah, aku memutuskan untuk mulai mencari tahu tentang Raka, tentang permasalahannya. Aku datang ke rumahnya secara diam-diam. Membututinya dari belakang.

Sesampai di rumahnya, aku mengendap-endap untuk masuk ke halaman rumahnya. Saat sampai disana, terdengar suara ribut dan suara barang-barang yang dihempaskan.

"Cukup mas, aku sudah tak tahan dengan sikapmu. Kau selalu mabuk-mabukan dan berperilaku kasar" kata seorang wanita yang belakangan kutahu itu adalah Ibunya Raka.

"Aishh Dasar Wanita Jalang!. Semua salahmu, kau memulai selingkuh dibelakangku. Beraninya kau menduakanku" kata Ayah Raka.

"Aku tak tahan hidup denganmu mas. Aku ingin kita bercerai!" kata Ibu Raka

"Baik jika itu yang kau inginkan, kita akan bercerai. Pergi kau sekarang, kau tidak diharapkan lagi di rumah ini!!" kata Ayah Raka

Aku memperhatikan semua itu dari jendela rumah Raka. Ku lihat terjadi kekacauan besar di rumah Raka. Raka hanya terduduk diam di pojok ruangan. Terlihat di dirinya raut marah, sedih dan tak tahu harus melakukan apa. Aku melihat semua kesedihan itu, semua yang menggangu pikirannya selama ini.

"Raka" lirihku memanggilnya.

Raka tiba-tiba keluar rumah, tak tahan dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ia berlari, berlari sejauh mungkin. Aku mencoba mengikutinya dari belakang, namun sia-sia, dirinya terlalu cepat menghilang dari pandanganku. Aku mencoba mencarinya di taman komplek dan di tempat-tempat yang biasa dia datangi. Namun Raka juga tak ada.

"Raka, dimana kau sebenarnya?" batinku dalam hati

.......

Hari sudah malam, aku masi duduk di taman menunggunya, melihat orang sekitar dan berharap itu adalah dia. Tak terasa sudah pukul 10 malam, namun keberadaannya tak terlihat jua.

Aku menyerah, aku pulang dengan perasaan tak menentu.

......

Keesokan harinya Raka tidak masuk sekolah. Tak ada surat izin, ataupun kabar berita.

"Din, apa kau tahu dimana keberadaan Raka?" kataku kepada Dini

"Tak tahu, emang kenapa? Mungkin ia lagi malas sekolah. Nanti aku akan mencoba menghubunginya. Oh iya Rin, nanti sepulang sekolah aku ada les memasak lagi. Kau tak apa pulang sendiri kan?" kata Dini

Sepertinya Dini tak begiu peka dengan yang dialami Raka, ia juga sedang sibuk-sibuknya les memasak. Sepertinya aku tak bisa menceritakan apa yang terjadi dengan Raka kepada Dini. Susananya bisa menjadi semkin buruk nanti. Terlebih aku sudah tahu sifat Dini.

Sepulang sekolah aku kembali ke rumah Raka, namun rumahnya terlihat sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan disana. Kebetulan ada seorang tetangga yang lewat, aku segera mencari informasi tentang keluarga Raka.

"Assalamuaalikum Bu"

"Wa'alaikumssalam nak, ada apa ya?" tanya Ibu itu

"Begini Bu, saya temannya Raka, orang yang tinggal di rumah ini. Namun saat ini rumahnya terlihat kosong. Apakan Ibu tahu dimana mereka?" tanyaku

"Oh Raka. Sungguh malang nasibya Nak, orang tuanya akan berpisah. Kemarin terjadi pertengkaran besar. Ibunya pergi dari rumah. Ayahnya juga pergi tak tahu kemana. Sedangkan Raka, sampai sekang Ibu belum melihat keberadaanya. Apa Raka juga tak ada di sekolah nak?" kata Ibu itu.

"Tidak ada bu, Raka tidak masuk sekolah, tak ada kabar. Nanti aku akan mencarinya Bu, oh iya Bu, jika Ibu kebetulan melihat Raka tolong Ibu hubungi saya ya Bu" kataku sambil menyerahkan kertas berisi nomor teleponku.

"Baiklah nak, nanti Ibu kabari" katanya

.......

Aku segera melanjutkan pencarian, kesana kemari mencari Raka. Aku mencoba menghubungi setiap teman kelasnya namun tak ada yang tahu keberadaannya.

Tak terasa hari sudah semakin sore, namun aku tak berhasil juga menemukan keberadaan Raka. Akhirnya aku mencari ke tempat terakhir yang mungkin di datangi Raka, yaitu danau Jakabaring. Tempat pertama kali kami memutuskan untuk bersahabat, membagi suka dan duka bersama.

Aku mengelilingi sekitaran danau, mataku melihat sekitar mencoba mencari keberadaanya.

Di sebuah pohon di pinggir danau, mataku menatap seorang pria yang tengah tertidur pulas. Angin sepoi menerbangkan rambutnya. Wajahnya terlihat beitu letih. Bajunya terlihat kotor dan tak rapi. Pria itu adalah Raka. Aku mencoba mendekatinya, duduk disebelahnya tanpa membangunkannya.

Biarlah, biarlah ia istirahat sejenak, mencoba melupakan semua masalahnya. Biarlah saat ini alam yang mengobatinya dari semua luka-lukanya. Aku akan tetap disini, duduk disampingmu menunggu kau membuka matamu dan menjalani dunia yang menyedihkan ini lagi. Setidaknya dengan melihatmu baik-baik saja dan tak kurang satu apapun sudah membuatku lega. Ya, aku pecaya sekarang semesta akan menjagamu, waktu akan mengobati semua kesakitanmu. Aku hanya menjadi pengingat bahwa kau tidak sendirian di dunia ini. Kau tidak pernah sendirian Raka. Kapanpun kau letih dan membutuhkan tempat bersandar aku akan ada disini, menunggumu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Secret of LifeWhere stories live. Discover now