Prolog

2.3K 161 12
                                    

"I was lightning before the thunder

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I was lightning before the thunder."
-Thunder-

"Andromeda!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Andromeda!"

"Bimasakti!"

Teriakan kedua cowok badboy itu bikin suasana kelas menjadi rusuh seketika. Setiap hari, kedua cowok tersebut berantem karena hal-hal sepele, misal rebutan bulpoin.

"Hoi, galaksi. Gue pusing dengerin kalian berantem mulu. Gue nikahin nanti lo pada."

"Diem lo!" teriak dua badboy yang disebut galaksi tadi. Mereka disebut galaksi karena dua alasan; Pertama, nama mereka memang nama dari galaksi. Kedua, mereka galak[spasi]si.

Sontak, cewek yang mengomentari mereka tadi bungkam. Ia langsung menutup wajah merahnya dengan sebuah buku miliknya.

Kedua cowok tersebut kembali bertatapan dengan mata elang mereka. Gak lama setelah itu, seorang cowok berkacamata yang notabenenya saingan Andromeda dalam peringkat pararel itu berkomentar pula, tapi dengan mata tetap fokus pada buku novel bacaannya.

"Kalian berdua nggak bisa ya menggunakan waktu kalian dengan hal-hal positif? Kalau galaksi saling bertabrakan bakal terjadi sebuah ledakan terus salah satu dari galaksi bakal berakhir. Ledakan itu namanya--"

"Supernova," sahut Andromeda cepat.

Jawaban Andromeda membuat seisi kelas melongo. Si badboy yang cerdas itu bikin semua siswa XII IPA 1 minder dengan kapasitas otaknya sendiri.

"Awas ada lalat, tuh. Keselek tau rasa lo pada," ucapan sinis Andromeda menuntun teman-temannya menutup mulut.

"Nah, ntap," ucap Andromeda dengan mengacungkan kedua ibu jarinya saat mulut-mulut mangap itu tertutup.

Andromeda melupakan Bimasakti dan menatap saingannya yang katanya cupu itu. "Nggak bakalan galaksi tabrakan. Supernova itu nggak ada," ucapnya mantap.

Cowok tadi menutup novelnya dan memasukkannya ke dalam tas, kemudian berlalu dari kelas. "Takdir Tuhan itu nggak ada yang tahu, seorangpun bahkan malaikatpun."

I Do Believe Your GalaxyWhere stories live. Discover now