Andromeda: Anggap Aja Kencan

86 7 3
                                    

"Don't wanna be lonely, just wanna be yours."
- Save Me -

"Ntar malem cabut, yuk?"

"Kemana?"

"Gue mau ke toko buku. Ikut ya?"

Nova kelihatan lagi mikir. Gue juga sebenernya udah habis akal buat nyembunyiin Nova dari cowok nggak jelas itu.

"Iya, deh."

Gue bernapas lega gue saat Nova nerima tawaran gue tanpa nanya kelanjutannya. "Makasih, Va," ucap gue.

"Sans ajalah."

"Oh iya, Va?"

"Hm?" jawab dia sambil natap tepat di mata gue. Gue baper, man.

"Umm, lo laper nggak?"

Nova neguk minuman yogurtnya sebelum jawab pertanyaan gue. Gila, lagi minum aja cakep. "Laper, sih. Cuman bentaran lagi gue masuk kelas. Pulang sekolah gimana?"

"Oke."

"Lagian gue minum gini udah ganjel. Lo mau icip?" tawar dia sambil nyodorin botol yogurt punya dia. Duh, berapa kali gue harus bilang gila sih?

Gila, gila, gila.

Kenapa gue jadi gerah gini? Padahal cuman ditawarin minum.

"Heh, bengong bae. Kesemsem sama gue ya?"

Tai, ketawan kan kalau gue merhatiin dia. "Eh, anu. Lo minum aja dah. Gue cabut ke kelas dulu."

Gue baru beranjak. Gue kaget bukan main pas dia cekal tangan gue. Jari-jari tangan dia kerasa pas banget di telapak tangan gue. Gue dengan perasaan nggak karuan noleh, "Apa?"

"Ntar gue tunggu di depan parkiran."

Oke, stay cool. Otot pipi gue rasanya kram nahan senyum. Sialan, baru kenal udah bikin kesehatan jantung gue diuji. Gue cowok, masa gue baper ke cewek duluan? Akhirnya, gue senyum juga meskipun tipis. Kemudian, dia lepasin tautan tangannya dan gue kabur gitu aja.

Pelajaran biologi berlangsung dengan membosankan. Hampir tiap menit gue mantengin jam tangan gue. Yah, namanya juga lagi kasmaran. Pengen cepet-cepet apel.

"Lo kenapa dah? Bosen?"

"Hmm."

"Muka lo persis kek monyet kagak dikasih makan sebulan."

Seketika tenaga dalam gue terkumpul. Ganteng gini disamain kayak monyet. Gue tempiling Jepri dan dia mengaduh. "Sembarangan!" balas gue sekenanya.

"Padahal yang laen semangat bahas materi reproduksi, lo malah cemberut gini," Jepri menopang dagu sambil natap gue. Gue jadi balas tatap dia. Makin lama makin aneh nih anak. Matanya turun dari dagu gue sampek bibir gue.

"Gue perhatiin lo ganteng juga lo, Ndro," ujar Jepri sambil bengong.

Gue nimpuk dia pakai buku paket biologi yang lumayan tebel itu. "Aduh, benjol dah pala gue."

"Jeffrey, Andromeda. Kalian lagi bicarain apa sih? Asik banget."

"Dia nih, bilang gue ganteng. Jijay banget."

"Tapi bener kamu ganteng, Ndro."

"Tuh, Bu Sekar aja setuju."

Gue dan Jepri diam sebentar. "Bu S-Sekar?"

Bu Sekar berdehem sambil berkacak pinggang. Refleks gue noleh dan langsung ngacungin jari telunjuk dan jari tengah. "Damai, Bu."


"Seganteng apa sih gue? Kok bisa Bima sama Jepri serentak bilang gue ganteng?"

Usai sudah kegiatan gue buangin sampah ke pembuangan sampah di belakang sekolah. Yakin beribu-ribu persen, sekarang gue bau busuk. Semua ini gara-gara Jepri sialan. Gue jadi kena semprot sekaligus dihukum sama Bu Sekar ulala.

Keadaan Jepri nggak jauh beda sama gue. Tapi, dia lebih buluk dikit lah. Gue ngajak dia ke toilet buat cuci tangan dan cuci muka. Untung gue nggak lupa ngantongin facial wash sebelum disuruh keluar kelas.

Bel pulang sekolah udah bunyi. Gue buru-buru keluar toilet. "Jep, lo masih lama?"

"Duluan aja, gue lagi nabung," jawab Jepri santai.

Gue melenggang pergi gitu aja. Naikin satu persatu tangga menuju kelas gue yang letaknya di pojokan atas. Baru sampai di pintu kelas, ponsel gue bergetar. Gue ambil benda itu dari saku celana gue.

"Ya, halo."

"Buru, gue udah di depan!"

Nova matiin telfonnya. Gue cepet-cepet ambil tas dan masukin buku-buku yang ada di meja. Gue lepasin atasan seragam gue dan nyisain kaos polos warna putih. Hoodie berwarna abu-abu yang ada di laci meja sekarang juga udah melekat di badan gue.

Baguslah, nggak terlalu bau sampah.

Gue lari sepanjang lorong, menuruni tangga, kemudian pergi ke parkiran.

Oke, pedekate dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Do Believe Your GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang