Author: Garing

744 59 10
                                    

"I just wanna know you better now

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I just wanna know you better now."
-Everything Has Changed-

BUKU berserakan dan laptop yang sibuk melantunkan lagu yang sama setiap harinya adalah sebuah rahasia besar bagi seorang cowok berseragam klub basket, Andromeda yang kerap disapa Andro

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BUKU berserakan dan laptop yang sibuk melantunkan lagu yang sama setiap harinya adalah sebuah rahasia besar bagi seorang cowok berseragam klub basket, Andromeda yang kerap disapa Andro. Cowok berwajah letih itu menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangannya yang digunakan sebagai bantalan. Berkali-kali dia menghembuskan napas berat. Ia tak pernah semengeluh ini untuk melakukan kegiatan yang telah melekat padanya dari kecil.

Pintu kamarnya berdecit, kemudian menampakkan seorang wanita yang berumur 20 tahunan yang menyilangkan kedua tangannya serta menatap jengah Andromeda. Kemudian, wanita itu berjalan mengitari kamar luas milik Andro sembari mengalunkan lagu yang sama seperti yang tengah diputar Andro.

"I just wanna know you better, know you better, know you better now."

Mendengar suara kakaknya yang lumayan merdu itu, Andro mendongakkan kepalanya kemudian menatap kakaknya sebentar. Cowok itu menghela napas berat.

"Hidup gue gini-gini aja dari dulu. Bangun tidur, sekolah, belajar, belajar, belajar, tidur, bangun lagi, repeat. Gue pengen banget, hidup gue seperti daur air, terus mengalir dan ganti siklus. Nggak cuma stuck belajar, belajar, belajar karena kekangan orang tua," Andro mendumel.

Kakaknya berhenti di depan rak buku milik Andro. "Gue turut berduka, lama-lama kamar lo jadi perpustakaan nih," cewek tersebut memberi jeda pada kalimatnya.

"Gila, buku lo banyak banget," teriaknya histeris.

Andro yang terkejut dengan suara melengking kakaknya sontak melemparinya dengan pensil dan tembakannya tepat mengenai dahi. Kakaknya mengaduh kesakitan.

"Adoo," teriaknya sambil mengelus dahinya. "Gile lu ndro," jawabnya sengit.

"Habis, siapa suruh teriak-teriak cem tarzan di kamar gue. Yang ada entar nyai ikut teriak juga."

"Dih, asem juga lo nyomud dipanggil nyai," sergah kakaknya.

"Beuh, nyomud nyomud, Nyai itu umurnya udah kepala 4, mana pantes dipanggil nyomud. Lagian gue bukan pembantu, ngapa juga manggilnya nyomud," balas Andro kesal.

"Loh? Bukannya lo emang pembantu?" tanya kakaknya sambil tertawa.

"Bukan njer, gue disamain sama pembantu. Tega lo ya."

"Lo kan pembantu nyomud, disuruh belajar mau aja. Dasar babi, eh babu."

Andro merubah posisinya menjadi berdiri sembari memicingkan mata, kemudian berlari mengejar kakak jahilnya.

"Ma! Kak Anggra bilang aku pembantu!" adunya ke sang mama.

"Dih, ngadu. Letoy banget lo jadi cowok," goda kakaknya sambil menjulurkan lidah.

"Biarin, hidup gue kok lo sewot."

"Andro letoy, Andro letoy!" Anggra menggoda Andro semakin menjadi-jadi.

"Ma! Kakak jail. Pecat jadi anak ma, ganggu adeknya mulu pas belajar!" teriak Andro keras supaya terdengar mamanya.

Kakaknya menghentikan langkahnya mendadak, sejurus kemudian mengambil bantal dan dilemparkan ke Andro.

"Semprul, diaduin beneran. Mampus w."

"Siapa suruh jail mulu. Entar mama ngutuk lo jadi tai, mampos," goda Andro.

"Anggra, jangan ganggu Andro! Andro, mama dengar barusan kamu bilang apa!" teriak mamanya dari lantai dasar.

"Buset, pendengaran nyai tajem amat," ucap kakak beradik itu bersamaan.

Mereka berdua kemudian bertatapan sengit, "Lo sih."

"Lo," tunjuk Andro.

"Anggra, Andro, turun. Madam udah siapin makan nih, yuhu."

Kedua bocah tengil itu terdiam, kemudian secara bersama-sama lagi mereka berkata, "Anjay."

"Madam anjir," ucap Andro pelan kemudian tertawa terbahak.

Anggra yang melihat adiknya tertawa pun ikut tertawa.

"Madam, madam. Pemadam kebakaran?" sejurus kemudian, mereka makin terbahak.

Andro memegang perutnya yang kaku karena tertawa, sedangkan Anggra memegangi rahangnya yang terasa sakit pula karena keterlaluan saat tertawa.

"Anjay, rahang gue saket njir."

"Perut gue kaku."

I Do Believe Your GalaxyWhere stories live. Discover now