Problem 03: Ardo Mana?

35 0 0
                                    

PLS hari pertama telah usai. Siswa-siswi baru yang memang sengaja dipinta berpakaian SMP mulai beranjak pulang. Ada yang jalan kaki, naik sepeda, atau dijemput orang tuanya. Lapangan parkir pun masih ramai oleh lalu lalang, jalan keluar juga masih penuh. Meski tempat parkir mobilnya berada terpisah dengan tempat parkir sepeda siswa lain, Eka memilih untuk menunggu saja. Ia berdiri menyender di samping mobil sedannya yang berwarna merah terang, disambi membaca sesuatu di layar ponsel.

Itu jadwal PLS yang dikirim Adri. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari. Hari ini, kegiatannya adalah pembagian dan pengarahan kelas. Juga ada pembentukan struktur sementara, sebelum nantinya ada struktur permanen setelah masuk minggu depan. Selain itu, juga ada kegiatan kunjungan ke lokasi-lokasi strategis milik sekolah.

Ternyata, itu sebabnya ia dan Ardo dipanggil turun dari gedung kelas XII. Mereka dan sejumlah anggota OSIS lain didapuk sebagai tour guide dadakan bagi adik-adik kelas berkeliling sekolah. Mereka mengunjungi toilet, pembuangan sampah, surau, ruang guru, tata usaha, konseling, perpustakaan, hingga kantin beserta tamannya. Mereka dipecah jadi kelompok-kelompok kecil. Dari jauh, para guru mengawasi agar tidak terjadi perpeloncoan. Walaupun rasa-rasanya, itu sangat mustahil mengingat siapa-siapa saja yang mengisi kursi pengurus OSIS. Ardo dan teman-temannya jadi tukang pelonco? Yang ada mungkin malah mereka yang jadi bulan-bulanan murid baru.

Setelah acara kunjungan, ditutup evaluasi oleh para guru di kelas masing-masing. Para guru mengingatkan kembali jadwal untuk besok, perlengkapan yang perlu disiapkan dan dibawa, dan hal-hal lain yang tak tertulis di jadwal, tapi mungkin penting untuk disampaikan.

Lalu besoknya, kegiatan mungkin akan lebih banyak di dalam ruangan. Ada pendalaman tata tertib, visi dan misi sekolah, sejarahnya, dan berbagai hal terkait nuansa belajar maupun etika di sekolah yang baru.

Sedangkan di hari terakhir, ada jadwal senam dan bermain bersama. Kegiatan bermain bersama ini katanya sejenis pertandingan olahraga persahabatan. Pesertanya adalah peserta didik baru yang akan diketuai oleh kakak-kakak kelas mereka yang berasal dari pengurus OSIS.

Eka sendiri berpikir keras setelah membaca jadwal tersebut. Ia dipinta datang, padahal bukan anggota OSIS. Lalu, apa yang kira-kira nanti akan ia bantu? Hari ini mungkin bisa jadi pemandu wisata, tapi besok dan lusa? Besok lebih banyak di dalam kelas. Pemateri adalah para guru. Lusa, hanya senam dan tanding olahraga. Kalau senam, ia mungkin bisa ikut. Tapi kalau tanding olahraga?

"Ini nanti jangan-jangan cuma jadi staf dapur," gumamnya kemudian. Pegawai sekolah yang biasanya membuatkan kopi dan teh manis bagi dewan guru berhalangan masuk. Pulang kampung karena ada hajatan keluarga. Tadi pagi saja, yang membuat kopi dan teh manis adalah Ibu Lili, dibantu beberapa anggota OSIS. Karena OSIS ikut terlibat, akhirnya semua anggota OSIS kebagian teh manis.

Saking konsentrasinya berpikir, Eka tak sadar sedang menjadi pusat perhatian sejumlah siswa baru. Beberapa orang tua yang menjemput putra-putrinya pun tak kalah dibuat gagal fokus. Ada satu-satunya mobil sedan di lapangan parkir. Warnanya merah menyala. Seorang siswi SMA bersender pada mobil itu. Anehnya, alarm mobil tidak meraung-raung.

Tentu saja jinak. Eka sendiri adalah pemiliknya. Alarm sudah dimatikan sejak tadi sebelum menyender. Asal tahu saja, hanya empat orang murid yang diperbolehkan sekolah ini membawa mobil pribadi ke sekolah. Syaratnya, mereka harus punya SIM A dan ikut menyumbang pembangunan lapangan parkir khusus mobil. Eka salah satunya, masih ada siswi lain. Tapi sepertinya, mereka takkan datang selama PLS. Wajar, karena mereka bukan anggota OSIS dan bernasib mujur karena tidak terlibat skandal Ardo.

Capek berpikir, Eka kemudian ingat mengapa ia berlama-lama di tempat parkir. Selain menunggu gerbang keluar tak lagi sesak, ia juga sedang menunggu Ardo. Mereka punya janji ke toko buku sepulang sekolah. Hari ini, janji itu harus lunas! Tapi..., di mana Ardo? Jangan-jangan, dia lupa kemudian ngeloyor pulang sendirian? Terakhir yang ia ingat, Ardo pamit katanya mau ke toilet.

PRoBLeMoNeYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang