Kusuma

91 1 0
                                    

Ah lagi dan lagi gagal lagi. Kalyana muda masih saja suka berkubang dalam urusan hati. Walau sebenarnya masih terlalu muda, memang di zaman social media rasanya cinta makin tak mengenal usia. Walaupun tentu bagi generasi micin masa kini tentu saja hal itu tak bisa disebut cinta. Hanya sok gaya agar dianggap dewasa dan kekinian. Tapi Kalyana? Hmm... yah tak apalah. Toh dia sudah lulus SMA dan hampir berusia kepala dua. Hampir, walau tak pernah tahu apakah semesta kan merestui langkah selanjutnya untuk menggenapkan usia berkepala dua.

Melalui sebuah pesan chat, ia diputuskan oleh Yuliani. Sebuah pesan singkat bertuliskan "Maaf" sebagai pesan akhir sebelum dia memblokir wanita cantik putih manis alay itu di aplikasi chatnya.

Entah apa yang membuat dada Kalyana sesak. Kalau diingat lagi ,mungkin karena Kalyana mengira bahwa kali ini hubungannya akan berjalan lebih lama dari yang dia harapkan. Kalaupun bukan jodoh, hal itu akan terungkap dalam 1 atau 2 tahun mendatang. Bukan dalam masa 4 bulan berlalu. Terlalu singkat tapi tetap saja penuh kenangan. Atau karena Kalyana membutuhkan waktu 2 tahun untuk melakukan pendekatan. Walau sesungguhnya dia dan Kalyana kembali baru saja kembali berhubungan dalam waktu 1 bulan dan kembali membangun kemesraan yang sempat tertunda. Itu dikarenakan di ruang waktu yang sebelumnya Yuliani masih memiliki kekasih. Yah, penantian 2 tahun dapat dikatakan waktu yang cukup lama. Oh tunggu sebentar! Mungkin karena dia yang sempat merasakan manisnya bibir Yuliani di pinggir pantai berpayung bulan purnama. Mereka memang hobi menghabiskan malam minggu di pinggir pantai untuk berbagi kisah tentang apa yang mereka lalui dalam 6 hari sebelumnya. Ah! Berat juga bagi Kalyana untuk melupakan wanita pecinta panda itu.

Entah kali ini iblis mana yang menyambar Kalyana, beberapa waktu setelah ia mulai terbiasa sendiri lagi, ia teringat teman lamanya Kusuma. Lebih tepatnya teman barunya 7 bulan yang lalu, saat di kelas 3 SMA dia mengikuti sebuah kegiatan nasional. Kegiatan yang tak pernah ia duga akan dia ikuti dan menjadi kenangan berharga bagi Kalyana. Kenangan dimana ia bertemu Kusuma. Wanita asli Denpasar yang begitu medo dengan logatnya yang kental. Ayu gaya bicaranya serta cerdas pula dirinya. Itu dibuktikan dengan banyak keberhasilan dan prestasi Kusuma, seperti berhasil memenangkan sebuah lomba karya tulis di tingkat provinsi. Kusuma orang yang sangat hangat dan mudah tersenyum. Kalyana suka melihat rambut berombaknya yang panjang terurai. Konyolnya dalam kegiatan nasional itu, Kalyana justru mencoba peruntungannya dengan mendekati wanita lain. Lagipula saat itu memang Kusuma juga sedang cinlok dengan peserta lain yang ia temui. Tapi itu dulu ....

Kalayana memulai chat basa basi gaya anak muda. Awalnya sih sekedar menanyakan kabar.Lama-lama malah jadi sering berkabar. Silahturahmi mereka hanya sebatas social media, namun cukup nyata untuk mereka berdua. Kalyana sering mengganggu dengan pertanyaan garing melalu aplikasi chatnya. "Lagi dimana?" "Lagi ngapain?" "Eh kamu kan deket sama dia...Coba tanyain donk dia udah move on dari aku atau belum" "Ehm, gimana kalua kita jadian?" "Kamu gak apa LDR lagi?" "Aku video call yah" "Oh lagi kursus, persiapan tes masuk univ. kan yah?" "Tadi waktu lagi ditempat les, aku denger suara aneh gituh loh Kalyana. Serem" "Aku ambil jurusan farmasi. Padahal aku gak pengen" "Gak apa. Coba aja dulu". Dan begitulah cara mereka berbagi cerita dalam beberapa waktu.

Kalyana berulang tahun yang ke 19. Dengan keadaan keluarganya yang sekarang, ia tak lagi bersenang-senang. Hanya mengucap syukur dalam hati karena ketambahan usianya yang baru. Tak ada acara makan-makan, atau jalan-jalan, atau have fun. Merasa fun pun tidak. Hanya bisa diam dan berdoa. Hanya saja memang kali ini ia tak menyangka. Satu lagi hari penat yang dilaluinya di kantor tempat ia bekerja, Kalyana sampai di rumah jam 6 sore. Mandi dan bergegas berganti, ia menemukan sebuah bungkusan kardus coklat rapih dengan namanya di atas kertas. "Kusuma kah? Ah masa dia serius mengirimkan paket ini?" gumamnya dalam hati. Dan benar saja, ada nama Kusuma dan alamat lengkap si pengirim. Dia benar-benar mengirimkan sebuah sandal coklat sebagai hadiah. Gejolak emosi Kalyana memunculkan rasa senang dalam dirinya. "Duh kamu nih ngerepotin diri sendiri" "Enggak koq. Emang pengen ngasih. Semoga kamu suka. Lagian aku gak tau mauh ngasih apa buat kamu" "Makasih yah Kusuma."

Kalyana duduk bermain game bola siang itu di kamarnya. Tak ada kesibukan lain. Sejenak hp-nya ia terlantarkan begitu saja di atas kasur. Bosan bermain, ia kembali meladeni hp-nya.

"Hmmm...Iya, aku masih ngarep loh bisa balikan sama kamu. Aku bener-bener sayang sama kamu. Apa kita gak bisa balikan?"

"Aku pikir-pikir dulu yah. Kasih aku waktu untuk berpikir."

"Iya"

Pria kurus berwajah cukup memadai dengan hidung mancung itu hanya membaca chat lama yang tak pernah ia hapus. Mengingat tanpa menyesali tentang kenapa begitu bodohnya ia melepas wanita itu. "Apa sih yang aku cari? Atau memang ternyata waktu itu aku belum siap? Pasti lain ceritanya kalua setelah 6 bulan berpacaran LDR aku tak memutuskan dirinya. Mungkin aku sudah menggunakan gaji dan menikmati hasil keringatku di Bali, bersama dia..Atau setidaknya membalas pemberiannya...." Gumam Kalyana hanya dalam hati dan imaji. "HBD Kusuma" Chat direct message singkat dari Kalyana sebagai basa-basi di hari istimewa Kusuma. Mungkin pula itu memang caranya untuk bertanya "Apa kabar kamu jauh di sana?".

Wanita & CeritaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora