1. Pesta dan Tragedi

26 4 1
                                    

Seorang Gadis kecil tampak tengah mematut diri nya di depan cermin. Senyum di bibir nya terus merekah seolah takut jika senyum nya itu akan luntur, meski sedikit.

Bibir kecil nya terus menerus memuji seseorang yang ia lihat di cermin, yang tidak lain adalah diri nya sendiri. Dengan balutan Dress berwarna biru muda dengan aksen pita berwarna senada di punggung nya, membuat nya tampak begitu manis.

Manik kecoklatan nya kini bergulir, memusatkan seluruh fokus nya pada seseorang yang baru saja memasuki kamar nya. Senyum di bibir nya semakin mengembang saat mengetahui siapa yang datang.

"Bunda"

Seseorang yang di panggil 'Bunda' itu tersenyum saat tangan kecil itu memeluk tubuh nya. Ia mengusak lembut rambut putri nya yang tampak cantik di hari ulang tahun nya.

"Lihat, Vio sekarang seperti seorang Princess"

Viola, Gadis kecil itu tersipu malu karena pujian yang di berikan Bunda nya. Ia menggerak-gerak kan Dress nya sambil menautkan kedua jari mungil nya.

Selena, tampak gemas sendiri melihat kelakuan Putri satu-satu nya itu. Ia berjongkok, mensejajar kan tubuh nya dengan Vio. Tangan nya menggenggam erat jemari mungil itu.

"Bunda punya hadiah loh buat Vio"

Viola yang mendengar kata 'hadiah' itu langsung berbinar senang. Bahkan, ia kini melompat-lompat kecil, tidak sabar untuk melihat hadiah nya.

Tampak sebuah kotak kecil berada di tangan Selena. Ia langsung membuka kotak itu di hadapan Viola. Selena terkikik geli melihat wajah Viola yang begitu tidak sabaran.

"Eung.. Ini apa Bunda"

Vio memiringkan kepala nya tidak paham. Mata nya mengedip lucu memandang ke arah benda yang di genggam bunda nya.

"Ini jepit rambut. Dengan jepitan ini, Vio akan terlihat lebih cantik"

Selena memasangkan jepitan berbentuk kupu-kupu ke rambut Viola yang tergerai begitu saja. Lagi-lagi ia tersenyum melihat penampilan putri nya yang tampak cantik sekaligus menggemas kan.

"Sekarang, Vio sudah seperti Princess sesungguh nya"

Viola mengecup pipi Selena sambil menggumam kan kata terima kasih. Ia sangat bahagia, karena hari ini adalah hari terbaik nya.

"Coba aja Ayah ada disini. Vio kangen sama Ayah"

Selena mendekap tubuh Viola erat. Ia tau bagaimana rindu nya Vio pada Ayah nya yang tengah berada di luar kota untuk bekerja. Terkadang suami nya itu hanya pulang setahun sekali, meski lebih sering tidak pulang karena kesibukan nya.

Setelah itu, Selena mengajak anak nya untuk keluar untuk merayakan hari ulang tahun Vio. Mereka mengundang kerabat dan beberapa tetangga. Mereka semua turut bahagia atas kebahagiaan Viola hari ini.


🌸🌸🌸Mistake Loving You🌸🌸🌸

Viola tidak mengerti apa yang terjadi. Yang ia ingat adalah pesta ulang tahun nya yang meriah sampai tiba-tiba lampu mati begitu saja saat di acara pemotongan kue. Semua nya orang begitu panik terlebih saat beberapa orang mengenakan topeng memasuki rumah dan langsung membunuh semua orang. Viola ingat saat Selena menarik nya ke atas untuk bersembunyi.

Dan disini lah ia berada, di dalam lemari yang ada di kamar nya. Badan nya bergetar ketakutan menyaksikan bagaimana semua orang berteriak meminta tolong.

"Hhh... Tidak..."

Viola terus menutup kedua kuping nya berharap tidak mendengar suara jeritan yang berasal dari rumah nya tepat nya di lantai bawah.

Gadis kecil itu terus menangis ketakutan sambil mengintip melalui celah-celah lemari. Ia begitu takut, bahkan untuk bernafas pun rasa nya sangat mengerikan.

"B-Bunda..."

Ucapan nya tertahan saat melihat dua orang laki-laki berbadan kekar melempar tubuh Selena yang sudah di penuhi luka. Viola membekap mulut nya sendiri berusaha tidak mengeluarkan suara meski saat ini ia ingin sekali berteriak dan berlari ke arah Bunda nya.

Dua orang laki-laki berbadan kekar itu mendekati Selena. Wajah nya menyeringai jahat di balik topeng hitam yang ia kenakan.

"Kumohon.. Ambil saja semua harta ku asal lepaskan aku.. Jangan bunuh aku"

Selena berlutut di depan mereka sambil terus menangis ketakutan. Manik mata nya terus melirik ke arah lemari. Selena hanya berharap setidak nya Viola selamat dan tetap hidup.

"Hahaha.. Bagaimana bisa kami langsung membunuh mu. Kau— cukup menarik"

Salah satu dari mereka tampak mengusap pipi Selena membuat Wanita itu memalingkan muka nya. Ia berdecih tidak suka saat pipi nya di cium makhluk bajingan di hadapan nya. Selena berdiri dan menatap nyalang ke arah dua Pria yang kini menatap nya remeh.

"Lebih baik aku mati! Daripada di sentuh oleh bajingan seperti kalian"

Plak

Satu tamparan mengenai pipi kanan Selena. Nyeri menjalar di area wajah nya. Ia yakin , saat ini bibir nya robek karena tamparan keras itu.

"Beraninya kau jalang!"

"Akh!"

Selena berteriak saat rambut nya di tarik dengan sangat keras area kepala nya begitu linu.

Penderitaan nya tak cukup disitu, saat kepala nya di benturkan ke tembok membuat darah segar mengalir deras di kening nya. Seketika rasa pening menyerang nya membuat Selena mengerang kesakitan.

Ia menangis, saat bayangan tentang keluarga nya seakan berputar di ingatan nya. Tentang suami nya, Reyhan yang begitu mencintai nya. Ia tersenyum lirih mengingat bagaimana Reyhan menikahi nya. Dada nya begitu sesak saat bagian terpenting dari ingatan nya. Saat seorang bayi kecil lahir dari rahim nya yang ia beri nama Viola yang ia rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang. Semua ingatan nya begitu jelas memaksa Selena mengingat semua itu di detik-detik terakhir ia di dunia.

Lagi-lagi Selena melirik ke arah lemari itu. Ia yakin, Viola saat ini melihat nya. Tubuh selena terjatuh, nafas nya tersenggal seiring dengan rasa sakit yang luar biasa menyerang seluruh tubuh dan hati nya. Ia tersenyum berharap Viola melihat senyuman itu.

'Bunda sayang Vio'

Lalu, semua nya gelap di iringi dengan nafas nya yang menghilang. Kedua Pria itu pun pergi meninggalkan mayat Selena.

"Bunda..."

Viola keluar dari persembunyian nya dan merangkak ke arah Selena berusaha menggapai tubuh Bunda nya.

"Bunda.. Jangan tinggalin Vio.. Bunda bangun.. Bangun... Ugh bunda..."

Tangan kecil Viola merengkuh tubuh Selena ke dalam pangkuan nya. Gadis kecil itu menangis tersedu-sedu berharap Selena kembali membuka mata dan tersenyum ke arah nya.

"Bunda.."

Viola berucap lirih sebelum tubuh mungil nya ikut ambruk.




Aku rencana pengen bikin nya alur maju kekeke^^ jadi buat part awal aku kasih bagian yang bener-bener jadi awal cerita dulu.
Gatau ngena atau nggak wkwk.
Gumawo><

Mistake Loving You | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang