5. Snow White

10 1 3
                                    

Hari ini ada yang berbeda dari diri Viola. Biasanya ia akan belajar di rumah dengan baju biasa. Saat ini, Viola resmi bersekolah di tempat yang sama dengan kedua sahabat nya.

Hal ini bukan tanpa sebab. Kemarin-kemarin Viola terus mengeluh karena akhir-akhir ini ia jarang sekali bertemu dengan kedua sahabat nya. Alasan nya karena sibuk sekolah.

Karena itu, Viola bersikukuh ingin sekolah di tempat Raka dan Rizky. Awalnya Ayah Vio menolak dengan tegas permintaan anak nya karena ia khawatir dengan kondisi Viola.

Tapi, Viola terus membujuk ayah nya dengan mengatakan jika ia akan baik-baik saja terlebih disana ia yakin Raka dan Rizky akan melindungi dirinya dari apapun.

"Vio, kamu yakin ? Mau sekolah di luar? Ayah sebenernya gak rela kalo kamu harus sekolah di luar apalagi Ayah gak bisa mastiin kamu aman atau nggak nanti nya"

Viola tersenyum lembut. Tangan nya mengusap pundak Ayah nya berusaha menenangkan kerisauan di hati Ayah nya.

Viola tau seberapa khawatir dan sayang nya Pria itu pada Viola. Ia juga masih takut untuk menghadapi dunia luar yang tentu akan berinteraksi dengan banyak orang. Tapi, Viola menutupi semua ketakutan nya dan berusaha untuk melawan semua itu.

Ia harus mencoba bukan? Apalagi saat ini Viola sudah bukan anak kecil lagi meski sifat nya masih sepolos anak kecil. Gadis itu percaya jika ini pilihan yang terbaik.

"Ayah jangan sedih gitu, dong. Ntar keriput nya makin nambah"

Ayah Vio terkekeh mendengar ucapan putri nya. Ia mengusak rambut Viola lembut berusaha tidak merusak tatanan rambut nya.

"Vio harus janji sama Ayah. Kalo ada sesuatu kamu langsung bilang ke Ayah. Jangan jauh-jauh dari Raka sama Rizky juga, Ok"

Viola mengangguk penuh semangat sambil berkata 'Ok'. Lalu, Ayah Viola pun bergegas mengajak Viola untuk segera pergi ke sekolah.

Di hari pertamanya sekolah, Viola akan di antar Ayah nya. Di setiap perjalanan Viola terus merasa gugup. Manik nya lebih memilih melihat ke arah jalanan melalui kaca mobil yang kini mereka tumpangi.

Ayah Vio melirik ke arah gadis yang kini tengah bergerak gelisah di samping nya. Ia tau, Viola pasti tengah gugup. Namun ia memilih bungkam dan diam sambil berusaha fokus menyetir.

'Ayah percaya padamu, Viola' .

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

"Raka!!!Rizky!!!"

Kedua orang yang tadi baru saja memarkirkan motor itu langsung berhenti saat mendengar suara seseorang memanggil nama mereka.

"Vio"

Raka terkejut saat melihat Viola berlari menghampiri mereka berdua. Bukan hanya Raka, Rizky pun kini tengah membulatkan mata sipit nya yang tetap saja terlihat sipit saking terkejutnya.

Viola memang pindah ke sekolah ini. Tapi ia tidak membicarakan apapun pada kedua sahabat nya. Viola bilang ia akan memberi surprise.

"Vio, kamu kok disini. Ini— anjir Vio juga pake seragam kaya kita, Ka"

Rizky memekik heboh sambil melirik ke arah Raka. Mata sipit nya menelisik penampilan Viola dari atas sampai bawah. Tak lupa tangan nya yang sudah bertengger manis di kedua pundak Viola sambil menggerak-gerakkan tubuh Viola ke kanan dan ke kiri membuat si empu nya mendengus kesal.

"Vio pindah ke sekolah ini kok nggak bilang sama Raka, hm?"

Raka menatap dalam ke arah Viola membuat gadis itu menunduk gugup. Jika urusan nya dengan Raka, entah mengapa Viola benar-benar sulit mengontrol emosi nya.

"M..maaf, Viola cuma pengen bikin kejutan buat kalian berdua. Kalo Viola bilang nanti bukan kejutan dong nama nya" cicit nya sambil terus menunduk.

"Yaelah, Ka. Jangan kaya gitu lu kasian tuh Viola takut liat nya. Udah ah ayo Vio, Rizky anterin ke kelas ya. Vio udah tau kan ada di kelas apa"

Setelah melihat Viola mengangguk, Rizky langsung menarik lengan Vio meninggalkan Raka yang masih terdiam di tempat nya memandangi punggung kedua orang yang sudah mulai menjauh.

"Hh... Kenapa gue gak suka kalo Viola disini" ucap nya bermonolog sambil kemudian melangkah pergi.




•♪•♪•♪•♪


Semua tatapan seakan terfokus pada sosok yang berdiri di depan kelas dengan raut wajah datar. Mereka seperti tengah melihat duplikat seorang putri salju tepat di hadapan mereka. Wajah dingin gadis itu, mendominasi segala nya.

Semuanya hanya tidak tau, jika gadis yang mereka juluki putri salju itu kini tengah mati-matian menahan gugup dan rasa takut nya. Ia menampik bayang-bayang yang masih terus melekat di memori nya.

"Anak-anak kita kedatangan murid baru. Sekarang, kita persilahkan dia memperkenalkan dirinya"

Vio menatap orang-orang yang ada di dalam ruangan ini. Ia menetralkan detak jantung nya sebelum bibir nya terbuka untuk mengucapkan sesuatu.

"Deviola Key Anastasya, salam kenal"

Vio mengucapkan semua itu dengan lancar meski jantung nya sudah ingin melompat karena gugup.

Semua yang ada di dalam ruangan itu pun memasang wajah terpesona. Mereka dapat menyimpulkan jika Vio adalah gadis yang dingin.

~Mistake Loving You~

Sudah sekitar seminggu, Vio bersekolah di tempat ini. Seperti dugaan nya, ia tidak memiliki teman. Semua orang akan enggan berbicara pada nya entah karena apa. Ah— mungkin karena insiden di hari pertama saat ada anak perempuan yang mengajak nya berkenalan.

Vio tengah duduk di bangku nya. Ia mendapatkan tempat duduk di ujung pojok kanan tepat di samping jendela yang menghadap ke lapangan basket.

Vio yang sedang melihat ke luar jendela sambil menopang dagu itu terusik saat ada yang menghampiri nya.

"Hai, Vio. Kenalin gue Bianca Tania Christin. Eum, mungkin kita bisa temenan. Yah, gue liat sih lu selevel sama gue"

Viola mengernyit kan alis nya saat gadis di hadapan nya itu kini mengulurkan tangan nya ke hadapan nya. Entah mengapa, ia tidak suka dengan cara bahasa gadis itu yang terkesan meremehkan orang lain.

"Vio gak mau temenan sama kamu"

Setelah mengucapkan hal itu Viola memilih keluar dari kelas menuju kamar mandi yang sempat di beritahu letak nya oleh Rizky saat pagi tadi.

Bianca masih di tempat nya, menatap nyalang ke arah Vio yang sudah tak terlihat lagi. Kedua tangan nya mengepal menahan kuat amarah nya. Bibir nya berdesis tidak suka.

"Brengsek, emang siapa sih rakyat jelata itu sampe nolak gue kaya gini. Liat aja Vio, gue bakal bikin lu gak betah disini".

Benar saja, setelah itu tidak ada yang mau menghampiri Viola, gadis yang terkenal angkuh dan sombong. Tentu saja semua itu ulah dari Bianca yang mengebarkan gosip tidak benar ke seluruh anak kelas nya.



Lebih dikit dari biasanya efek capek
Btw kemarin aku typo angka judul nya wkwkw baru ngeh tadi Anjay. Mungkin gegara ngantuk sih wkwkw soalny aku emang ngetik pas jam segini terus langsung update.

Konflik nya gni dulu masih awal soalny. Boom ! Nya besok ama besok nya awowowkwkwkw.

Mistake Loving You | ENDWhere stories live. Discover now