2. Teman ?

20 3 4
                                    


Brakkk...




"Astaga Viola!"

Pagi ini, suasana di sebuah rumah tampak begitu rusuh. Seorang gadis kecil tampak membanting keras pintu kamar nya membuat si Ayah tampak panik sekaligus terkejut.

Pria itu takut jika putri nya melakukan hal yang membahayakan seperti melukai diri nya sendiri.

Lagi ?

Bukan tanpa sebab jika Viola, gadis itu merasa marah dan panik seperti ini. Pasalnya Ayah nya itu tiba-tiba saja membawa orang asing ke rumah mereka.

"Vio sayang, dengarkan ayah. Bu Rika itu akan menjadi guru Vio jadi Vio jangan takut , hm"

Ayah Vio tampak terus mengetuk pintu kamar Vio. Ia membujuk gadis itu agar mau membuka pintu nya. Di samping nya ada seorang Wanita yang tampak ikut khawatir juga.

"T-Tidak ! Semua orang itu jahat ! Vio tidak suka!!"

Prang....

Manik Ayah Vio semakin membulat saat mendengar suara rusuh dari dalam kamar. Dengan segera ia mencari kunci cadangan, ia takut terjadi sesuatu pada Vio.

Pemandangan pertama saat pintu terbuka adalah kamar yang begitu berantakan dengan barang-barang yang berjatuhan. Ada vas bunga yang pecah di sisi meja. Namun, pandangan mereka terfokus pada Vio yang meringkuk di dekat pecahan vas bunga.

Tangan nya tampak di penuhi darah begitu juga kaki nya. Ayah Vio tampak meringis melihat keadaan putri nya yang begitu memprihatinkan.

Ia melangkah mendekati Vio, di ikuti dengan seorang Wanita bernama Rika.

Vio yang menyadari hal itu kembali berteriak histeris dan berusaha melukai diri nya kembali sambil terus menangis dan menjerit.

"UDAH VIO BILANG JANGAN DEKETIN VIO! UGH... BUNDA... ENGGAK! MEREKA JAHAT BUNDA.. HUHU"

Vio kembali menutup kuping nya, semua kilasan-kilasan itu terus saja bermunculan di hadapan nya membuat nya kembali merasa ketakutan.

Tanpa mereka semua sadari, seorang anak laki-laki tampak tengah mengintip dari pintu kamar. Anak itu sebenar nya tadi tengah menemani mama nya yang kata nya akan mengajar jadi ia ikut pergi ke rumah ini.

Saat itu, ia tengah bermain di ruang tamu sampai teriakan-teriakan suara gadis kecil membuat nya penasaran dan sampai lah dia disini.

Kaki nya melangkah tanpa penuh keraguan. Tatapan nya terus terpaku pada gadis kecil yang sedang terluka dan terus menangis itu. Entah kenapa hati nya tidak suka jika gadis itu menangis.

"Raka, kok kamu disini. Kan mama udah bilang tunggu di ruang tamu"

Raka, anak laki-laki itu tidak mendengar kan ucapan Mama nya. Ia justru mendekati gadis di hadapan nya. Raka menundukkan badan nya masih terus menatap gadis itu.

"Anak manis nggak boleh nangis ntar muka nya jadi jelek"

Mendengar suara itu membuat Viola mendongakkan kepala nya. Manik nya menatap ke arah Raka yang kini tengah tersenyum polos ke arah nya.

Entah kenapa, Viola merasa tidak takut pada anak di hadapan nya. Terlebih saat melihat binar ketulusan dari mata seseorang yang ada di depan nya ini.

Raka masih tersenyum. Ia tidak berbohong mengatakan jika gadis kecil di hadapan nya ini manis. Karena kenyataan nya memang sangat manis bahkan menggemaskan.

Tangan kecil nya mengusak rambut Viola membuat Viola tampak diam mematung.

"Siapa nama mu?"

Tanya Raka masih dengan kegiatan nya tadi.

"Viola"

"Aku Raka. Dan Viola, sekarang kita berteman, oke?"

Viola mengangguk begitu saja. Manik nya berbinar mendengar kata 'Teman' . Tentu saja! Raka adalah orang pertama yang menjadi teman nya di saat semua anak menganggap nya gila.

Bahkan Viola harus keluar dari sekolah nya karena kondisi nya itu. Tidak jarang ia melukai diri nya sendiri saat di dalam kelas, entah membenturkan kepala nya ke meja atau hal lainnya yang bisa membuatnya terluka. Karena itu, semua anak-anak di kelas nya tidak ada yang mau berteman dengan Viola.

Karena ia aneh.

"Vio senang punya teman! Vio senang Raka mau menjadi teman Vio"

Viola tampak melompat-lompat kecil sambil tertawa senang. Melihat hal itu, membuat kedua orang dewasa yang sedari tadi ikut menyaksikan tersenyum lega.

"Sekarang Vio harus mengobati luka-luka Vio dulu. Vio tidak mau kan bikin Raka khawatir?"

Viola menggeleng tegas mendengar ucapan Ayah nya. Tentu saja ia tidak mau mengecewakan teman baru nya itu.

Akhirnya Vio menuruti perkataan Ayah nya. Ayah Vio sendiri langsung mengambil kotak obat dan mengobati luka putri nya yang lumayan parah.

Di sisi lain tampak Raka dan Bu Rika memperhatikan kedua nya. Mereka tersenyum miris melihat bagaimana kacau nya Viola. Di usia nya yang masih sangat kecil, ia harus menanggung semua beban. Memori tentang kilas kejadian dimana menjadi hal yang sangat mengerikan. Hal yang seharusnya tidak pernah Vio lihat.

Mereka pun turut senang melihat Viola tidak histeris lagi. Terlebih Raka, entah apa yang ada di dalam otak nya, anak laki-laki itu justru tengah berjanji di dalam hati nya.

'Raka janji bakal selalu jagain Vio selamanya'









Lebih dikit dari kemarin hehe. Lagi ngantuk berat abis nya ಥ_ಥ udah gitu kuota pake abis lagi jadi kudu beli lagi wkwk. Jangan bosen2 baca ni crita ya jgn smpe ke unpub lg ( ˘ ³˘)♥
Votement dong beb ( ˘ ³˘)♥
Btw aku bayangin Raka kecil gentle bat sialan :(

Mistake Loving You | ENDWhere stories live. Discover now