3. Luv is Love

17 3 2
                                    

Tidak ada hal yang lebih bahagia bagi Viola selain memiliki 'Teman'. Hari-hari nya semakin baik semejak ia mengenal Raka.

Viola juga sangat dekat dengan Bu Rika yang merupakan Mama nya Raka sekaligus guru nya. Karena kondisi Viola yang belum memungkinkan untuk bersekolah, membuat nya harus melakukan homeschooling.

Ia akan selalu mengikuti pelajaran dengan semangat. Terlebih saat pelajaran usai. Viola akan langsung berlari menuju pintu depan. Yang ia lakukan adalah menunggu Raka.

Anak itu pasti akan ke rumah nya selepas pulang sekolah untuk mengunjungi Viola dan akan pulang bersama Bu Rika.

Tak jarang Viola akan menangis saat Raka akan pulang. Gadis itu terkadang menahan Raka agar tidak pergi dari rumah nya. Beruntung, Raka selalu dapat membujuk Viola dengan kata-kata yang tentu nya membuat Viola tersenyum senang.

Masih dengan memegang bola di tangan nya, Viola tampak menatap ke arah pintu rumah nya menunggu Raka datang. Kaki kecil nya terus berjalan ke kanan atau kiri karena bosan menunggu.

Bu Rika yang melihat itu menjadi gemas sendiri melihat kelakuan Viola. Ia tak habis pikir bagaimana bisa ada anak semanis Viola.

Ayah Viola saat ini sedang pergi bekerja. Pria itu tidak terlalu khawatir lagi dengan putri nya semenjak ada Raka dan keluarga nya yang tentu nya bersedia menjaga Viola sampai ia pulang.

"Princess Viola, Prince Raka datang!!!"

Raka, masih dengan seragam nya berlari riang memasuki rumah Vio membuat tas di punggung nya bergerak-gerak. Viola sendiri ikut berlari saat mendengar suara teriakan Raka. Gadis itu tersenyum senang melihat Raka.

Namun, langkah nya terhenti saat melihat Raka menggandeng seorang anak laki-laki seumuran nya. Viola mendengus tidak suka saat melihat Raka tersenyum pada orang asing itu.

Ia tidak suka!

Bugh

Bola yang tadi berada di tangan nya kini sudah terjun bebas mengenai kening seseorang yang ada di samping Raka. Orang itu pun mengaduh kesakitan dan merasakan pusing di kepala nya. Viola sendiri hanya tersenyum puas melihat hasil lemparan nya yang tepat sasaran.

"Vio, apa yang kamu lakuin!"

Viola berjengit kaget saat Raka menghampiri dan membentak nya. Entah mengapa, melihat mata itu menatap nya tajam membuat hati Viola sakit.

"Vio nggak suka kalo ada yang rebut Raka dari Vio!"

Raka mengusap wajah nya kasar saat melihat manik Viola yang tampak berembun itu. Bibir Viola juga tampak mengerut ke bawah pertanda gadis itu sudah siap untuk menangis.

Ia tak seharusnya membentak Viola, terlebih ia tau jika Viola memiliki kondisi psikis yang sedikit bermasalah.

Tangan Raka terulur menggenggam tangan Viola membuat Viola yang tadi nya akan menangis itu kini justru menatap Raka.

"Dengar, Vio. Raka itu nggak di ambil siapa pun. Raka masih punya Vio, jadi Vio jangan takut"

Raka tersenyum tulus sebelum akhir nya kembali bersuara.

"Sekarang Vio harus minta maaf sama Rizky .Liat tuh kasian dia kesakitan"

Viola menggeleng tegas. Apa-apaan itu? Minta maaf? Viola tidak bersalah!

"Vio, Rizky itu sepupu nya Raka. Sekarang, siapa pun yang jadi temen nya Raka itu arti nya temen Vio juga. Lagian Rizky kesini mau ketemu sama Vio"

Vio mengerjapkan mata nya tidak paham.

"Ketemu sama Vio? Kenapa?"

"Soalnya aku mau temenan sama Vio yang manis"

Mistake Loving You | ENDWhere stories live. Discover now