Will We Get Back Together?

115 25 13
                                    

"Aku masih belum percaya ayah Namjoon meninggal," Jungkook menarik tangan Taehyung untuk menyuruhnya duduk sebentar di kursi taman sekolah.

Ia menurut. "Coba tebak, apa ia akan datang ke upacara? Bahkan jenazahnya harus segera dikremasi."

"Ia menjalani hidup yang berat, sungguh bangga." Jungkook merenung sejenak sebelum meneruskan ucapannya. "Aku tidak mengerti dengan keluarga Kim."

Kata-kata itu baru saja lepas, ia tidak sadar kalau teman disebelahnya bermarga yang sama. Kini tuan Kim Taehyung hanya bisa mengumpat dalam hatinya.

"Maksudnya apa? Keparat!" umpat Taehyung dalam hatinya. Lelaki itu tidak ingin memperpanjang masalah.

"Aku datang...." ucap Jimin sedikit bernada tinggi dan membawa ekspresi yang mewakili kebahagiannya.

"Dari mana saja? Kita seharusnya berduka, kau malah bersenang-senang." Jungkook menggeleng karena kelakuan Jimin tidaklah benar baginya.

Jimin menyerobot duduk diantara Taehyung dan Jungkook. "Mianhae, aku tadi dari ruang YooSeok sunbae dan mengintip Hyuka bersama Taehyun sedang membersihkan ruangan seperti biasa." (maaf)

"H-Hyuka? Nugu?" tanya Taehyung penasaran, ia mengira ada murid baru atau siswa lain. (siapa)

Jimin menggaruk dahinya yang tidak gatal. "Aku memanggil Hueningkai dengan Hyuka karena namanya agak lumayan rumit."

Taehyung dan Jungkook hanya ber-ooh panjang.

"Aku mendengar berita tentang ayah Namjoon dari Hoseok. Tapi," Jimin menggantung kata-katanya. "Sekarang dia benar-benar menjadi penyendiri ya? Itu pun beruntung, dia masih mempedulikan kita."

Jungkook membasahi bibirnya. "Alih-alih sikap Hoseok yang dingin, sepertinya ada yang lebih menarik diantara kita."

"Apa itu?" tanya Jimin penasaran. Jimin selalu antusias dengan cerita seperti ini.

"Entah, aku hanya merasa Namjoon dan Soobin ada sesuatu." Jungkook memegang batang hidungnya, pendapat itu meluncur begitu saja.

Taehyung terkekeh. "Tidak mungkin, selama satu tahun ini Namjoon dan adik kelas satu itu seperti tidak pernah mengenal satu sama lain. Padahal Soobin sangat dekat dengan Yeonjun." lelaki itu menatap dahan. "Aku rasa, anak itu pernah mengunjungi rumahku juga."

Jungkook mengerutkan dahinya.

"Maksudmu, Choi Soobin itu?" tanya Jimin.

Taehyung mengangguk dengan mantap.

Jimin menyiku lengan Jungkook. "Kawan, katakan pada kami apa yang kau lihat. Jangan berpikir sendiri, detektif saja membutuhkan team. Memangnya kau siapa?"

Jungkook baru saja berpikir sampai memiringkan wajah untuk memilah kata-kata mana yang cocok untuk menjelaskan kepada dua temannya.

"Oke, dengar aku." Jungkook membenarkan posisi duduknya. "Hari itu aku dan Jae Hee bertemu di lantai tiga,"

"J-Jae H-Hee?" tanya Hoseok tiba-tiba bergabung dalam obrolan. Dia baru saja lewat dengan lesu, tiba-tiba saja bersemangat.

"Heol, sudah lama aku tidak melihatmu seperti ini." kata Jungkook yang segera dibenarkan oleh kedua temannya.

Hoseok kembali lesu.

"Apa kau mengenal Jae Hee?" tanya Hoseok serius.

"Kau tidak mengenalnya? Anak angkatan kita kelas 12 D" ceplos Jimin yang sepertinya juga tahu siapa gadis itu.

"Kalian semua mengenalnya?" tanya Hoseok sekali lagi.

"Neeeee," ucap Jimin, Jungkook dan Taehyung berbarengan dengan ekspresi wajah yang flat. (iya)

HIGHSOUL YOUNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang