Warna yang gelap

1 0 0
                                    


Tiba pada waktunya, kelulusan telah tiba. Saya pun lulus dari smp yang dengan hasil memuaskan lah saya mendapat peringkat 3 di kelas wkwk lumyan lah bagi saya yang seperti masuk kelas aja jarang.

Sebentar lagi saya akan masuk sma dan sudah pasti saya akan memilih sma yang sama dengan rina tentunya agar kami dapat bersamalagi, karna beda tempat dalam menjalin hubungan itu lumayan rumit kurasakan.

Fomulir pendaftaranpun sudah ku ambil dan tidak lupa pastinya mengabari rina. Rina turut ikut senang tentunya mendengar kabar tersebut.

Hingga waktu itu tiba lusa aku sudah harus tes masuk sma tersebut. Yah masuk smanya diperlukan tes karna banyaknya siswa yang mendaftar dan di tambah sma tersebut juga termasuk sma favorit disana yah hanya orang-orang beruntung dan pintar pastinya.

Disinilah timbul kesalahan ku yang sangat fatal, aku menganggap remeh tes tersebut lantaran aku mendapat ranking 3 di kelas ku, hingga hari itu tiba aku mengikuti tes dan pada akhirnya hal yang tak kusangka-sanbgka terjadi.

Aku tidak lulus!! Betapa kecewanya aku waktu itu, rasa kesal hingga malu bercampur aduk di kepala ku. Di tambah gimana prasaan rina kalau tau berita ini hampir satu tahun sudah dia menunggu ku di smp sampai aku lulus dengan harapan kita bisa satu sekolah lagi

Dengan rasa ragu dan takut aku pun memberanikan diri memberi kabar ke rina yang pada waktu itu dia juga selalu bertanya-tanya gimana hasilnya.

Akupun menghubunginya dengan penuh rasa takut dan benar dia benar-benar kaget. Dengan nada datarnya dia menjawab "iyaa gpp mungkin bukan jodohnya tetap semangat.

Meski jawabanya seperti itu aku sangat yakin dia pasti kecewa besar. Akupun tak ingin cukup lama menghubunginya dengan alasan aku ingin menenangkan diri terlebih dahulu dan iapun memahaminya.

Sepulangnya dari SMA tersebut ku habiskan waktu hanya untuk merenunginya penyesalan yang besar hingga malu, bahkan dengan keluarga sendiri aku sangat malu walaupun orang tua ku tetap memberi semangat.

Butuh beberapa hari agar aku dapat tenang kembali. Aku sangat bimbang waktu itu apa yang harus ku lakukan, kemana aku harus pergi.

Hingga aku memutuskan untuk pindah sokolah ke luar daerah yaitu pergi ke tempat keluarga ku yaitu orang tua dari ayah ku.

Namun keputusan itu masih keputusan yang penuh dengan kerangguan, akupun mencoba memberikan berita ini ke rina, aku ingin mendengar pendapat rina.

Karena orang tua ku sendiri memberikan saran agar tetap sekolah di tempat ku saja dengan mencari sekolah lain. Pendapat rina pun sama seperti orang tua ku.

Ia berpendapat "jangan pergilah masih banyak sekolah lain di sini, gpp kita beda sekolah yang penting kita masih bisa bertemu".

Mendengar kalimat tersebut semakin membuat aku bimbang, kenapa ia masih bisa stia, padahal aku sudah mengecewakanya berkali-kali.

Aku pun memutuskan tetap bersekolah di daerah ku dengan mencari sekolah lain. Ya dengan harapan tetap bisa bareng rina dan hubungan kita tetap baik-baik saja.

Hari terus berjalan begitupula hubungan kami, hubungan kami berjalan baik seminggu dua minggu berlalu. Seiring pemikiran yang semakin dewasa dan harapan kedepanya.

Kami pun masih sering menyempatkan sesekali bertemu untuk melepas rindu, ya tapi tidak begitusering. Rasa sayang pun semakin kuat tumbuh pada diriku ke rina.

Waktu terus berjalan sampai aku merasakan perbedaan sikap rina dari hari kehari, aku tidak tau kenapa tapi yang ku tau aku harus tetap berfikir positif.

Warna Yang HilangWhere stories live. Discover now