3

9 2 0
                                    

Selepas melewati balapan yang merepotkan, Olivia membawa Skylinenya Haku keluar dari jalan tol Tomei dan berhenti di sebuah hotel di pinggir pantai di Numazu.

Mereka pun turun dari mobil dan jalan menuju pantai. Angin malam yang berhembus membuat perasaan Haku menjadi sedikit lega.

"Nee, Olivia...."

"Ya?"

Haku mulai menggambarkan sesuatu di pasir pantai yang mereka sambangi saat itu dan perasaannya pun dicurahkan dalam tulisan itu.

"Kau tahu kan, bagaimana rasanya setelah meninggalkan mereka?" Tanyanya.

"Eh? Balapan tadi maksudnya?" Tanya Olivia balik.

"Iya lah."

Olivia pun mulai mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.

Setelah mereka melewati jalur Shibuya dan pergi menuju Tomei, GT-Rnya Haku berlari kencang dan membelah lajur traffic dengan kepresisian tinggi sehingga walau dia mepet dengan truk, pengendalian Olivia masih tergolong stabil.

Porsche dan GT-R Nismo yang mengejar Olivia pun berusaha mengikuti jalurnya Olivia pun kesulitan mengejarnya. Walau pada saat di Shibuya jarak mereka sangat dekat, selepas Tomei mereka menjauh dan ketika Olivia keluar di Numazu sosok kedua mobil yang mengejarnya tidak terlihat kembali.

"Rasanya tadi itu seperti di Jakarta dulu saat melawan para Avanza dan Livina dulu," balas Olivia.

"Eh, Haku kau... Astaga. Hakuuuu!" Sahut Olivia kaget melihat tulisannya.

Haku rupanya menuliskan sesuatu yang bertuliskan 'Kapan-kapan kita mengunjungi lagi, bertiga.'

Olivia yang membaca tulisan itu juga merasakan sedikit emosional dalam dirinya. Dia dan Haku berada dalam situasi yang mirip.

"Iya. Kalau saja aku lulus tepat waktu...."

"Haku mah gitu ya ... Sempet-sempetnya keinget dia ya."

Haku menatap Olivia dengan air mata mulai keluar di ujung matanya.

"Tapi... Walau sudah hampir tiga bulan berlalu, kejadian itu masih berasa seperti kemarin."

Perasaan mereka berdua semakin tercampur aduk dan mereka pun memeluk bersama-sama.

"Walau dia saat ini sudah pergi menjauh, pesan terakhirnya kamu masih ingat kan? Tetap hidup dan juga wujudkan pacuan besi impiannya itu."

"Tapi ... Aku merasa situasi saat ini terlalu berat untuk mewujudkannya. Apalagi kalau Evo kuning dan Aristo itu datang kembali saat aku membawa impiannya Carla!"

"Ditambah mereka berdua masih buron ya..."

"Bahkan aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sini! Setelah kehilangan Chisato dan Mitsuha-senpai, aku membawa Carla pulang ke sini juga dia duluan meninggalkanku... Apakah kau juga begitu, Olivia?"

Olivia mengalami kehilangan kata-kata dari pertanyaan Haku. Tentu saja pertanyaan itu sangatlah berat untuk dijawab.

Dalam pelukannya, Olivia membisikkan sesuatu ke telinganya Haku. Satu kalimat yang mungkin ringan diucap tetapi susah untuk diaplikasikan.

"Tenang saja, aku akan menjagamu walau nyawaku jadi taruhannya."

"Oliviaaaaa!!!" Sahut Haku yang akhirnya menangis dengan suara latar laut yang tenang.

Olivia mengelus kepala Haku pelan-pelan dan juga merasakan sesuatu yang mengganjal dalam dirinya.

"Nee, sebenarnya aku masih berasa bersalah dengan Carla dulu."

Shuto Speed Story : Hurting HeartWhere stories live. Discover now