13

6 0 0
                                    

Haku dan Olivia langsung saling menatap satu sama lain dan kemudian mengangguk setuju dengan pertanyaan dari Ganaha-shachou.

“Iya pak. Sepulang dari Nagoya habis naruh mobilnya Olivia disana.” balas Haku.

“Oh, jadi Olivia-chan mau membalap juga? Mobilnya apa kira-kira?” tanya Ganaha-shachou

“Mazda Savanna RX-7 GT-X,” balas Olivia singkat, pendek, dan jelas.

“Ah baiklah. Karena kemarin malam Meng sudah mengincar mobilnya Haku, aku jadi penasaran. Mobilnya kencang ga?” Ganaha-shachou pun menanyakan rasa berkendara dari Haku.

“Jujur, mobilnya enak sih. Tetapi, karena kehadiran Porsche warna norak itu membuatku berpikir bagaimana caranya biar bisa meloloskan diri darinya.” balas Haku sambil menarik nafas.

“Ah, dia ya… memang merepotkan sih. Soal misi hari ini, aku minta kalian bertindak sebagai pengacau dalam upaya negosiasi perusahaan ini dengan China Communication Agency.” pinta Ganaha-shachou.

“Bentar, kenapa kita berdua bertindak sebagai pengacau?” tanya Olivia kebingungan.

“Aku belum bilang kalau Meng itu memiliki sifat posesif berlebihan dalam percintaanya?” tanya Ganaha-shachou sweatdrop.

“Belum sih pak.”

“Baiklah, aku jelaskan sedikit hubunganku dengan dia sebelum negosiasi bisnis ini berjalan.” Ganaha-shachou pun membuka laptopnya, menghubungkan laptopnya dengan layar eksternal yang terpasang di ruangannya dan menampilkan presentasi mengenai perusahaan yang menjadi mitra negosiasi Ganaha-shachou.

“China Communication Agency merupakan perusahaan yang didirikan oleh Zhou Keqiang dan bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat China. Awalnya kami tertarik untuk bekerja sama dalam membantu pemberdayaan masyarakat di negara-negara berkembang dan yang masih sedikit tertinggal.”

“Namun, permasalahan muncul dengan CEO CCA yang sekarang, Meng Keqiang. Dia memang memiliki elektabilitas bagus dalam mengembangkan arah perusahaan. Tetapi ada satu sifat yang membuatnya dibenci. Dia terlalu banyak mengkhayal. Apalagi jika berurusan dengan para lelaki yang menjadi mitra bisnisnya.”

“Mungkin juga karena dia ditekan oleh keluarganya untuk memiliki suami karena umurnya hampir tiga puluh tahun. Tetapi, dia kan menjadi CEO. Apa salahnya untuk fokus dulu ke usahanya baru mencari suami?”

“Uh… untung aku ga di Indonesia, bisa jadi aku bisa ditanyain kapan dapet suami padahal aku sendiri baru dua puluh empat tahun.” Olivia malah membalas mengenai kelakuan Meng.

“Nah kan? Apalagi Meng juga ditekan banget harus memiliki suami sebelum umur tiga puluh tahun, eh, maaf sudah masuk tiga puluh tahun dia.” balas Ganaha-shachou.

“Jadi, kenapa misi kami menjadi pengacau?” Tanya Haku.

“Well, karena kalau dia ke kantornya sekali saja dan ngeliat perusahaan kita masih negosiasi dengan perusahaannya, tentu saja kontraknya bakal dibatalkan.” Balas Ganaha-shachou sambil menarik nafas.

“Jadi, salah satu caranya melalui balapan di tol?” tanya Olivia dengan sweatdrop di kepalanya.

“Tidak mesti di tol. Dimanapun bisa selama membuatnya tertidur diatas jam 3 pagi.” Balas Ganaha-shachou.

“… kalau tidak, siksa staminanya dengan balap ketahanan…” tambahnya.

“Apakah ada reward yang kita bisa dapatkan jika misi kali ini sukses?” Tanya Olivia yang sukses bikin Ganaha-shachou berpikir keras.

Beberapa menit pun berlalu, dan Ganaha-shachou pun mendapatkan wangsit atas apa hadiah kepada Olivia dan Haku dalam menyelesaikan misi ini.

“Biaya bensin dan modifikasi mobil kalian bakal aku tanggung penuh. Tentunya dengan syarat kalian mencantumkan pengeluaran untuk kedua hal itu. Oh, sama pembelian mobil setelah rapat ini dilakukan.” Ganaha-shachou pun memberikan proposal kepada Haku dan Olivia.

“… jadi buat RX-7nya ga diganti nih pak?” Olivia pun memulai negosiasi.

“Tentunya tidak lah. Itu mobil kan udah dibeli, kan?” Tanya Ganaha-shachou.

“Che, aku kira FC dapat penggantian uang. Kan lumayan buat tambahan modal untuk parts.” balas Olivia kecewa.

Mereka bertiga pun tertawa dengan kekecewaan Olivia mengenai uang pengganti untuk Mazda Savannanya. Lalu, Ganaha-shachou pun memberikan sedikit petunjuk mengenai cara memancing Meng keluar pada malam hari.

“Kalian cukup memancingnya dengan mengepost mobilku berada dimana. Selama masih di daerah Kanto, mereka akan terus berusaha mengejar. Kecuali kalau kalian sudah berada di Shizuoka atau Yamanashi atau Nagano. Mereka akan mengejar sampai batas terluar dari daerah Kanto.” Ucap Ganaha-shachou merencanakan hal itu.

“Berarti aku dilarang balik nama Skylineku sampai akhirnya misi ini selesai?” Tanya Haku.

“Ya mau tidak mau. Itu mobil juga baru aja aku perpanjang pajaknya. Dan misi ini berlangsung maksimal empat bulan. Tentunya tidak ada masalah.” balas Ganaha-shachou.

Haku pun tertawa awkward karena instruksi dari Ganaha-shachou membuatnya ia berpikir keras untuk tidak melibatkan Ganaha-shachou jika dia terjebak dalam masalah.

“Kamu pasti memikirkan bagaimana kalau misalnya terjadi masalah besar ya, Haku-chan?” tanya Ganaha-shachou.

“I-iya,” Haku pun mengangguk setuju dengan pertanyaan Ganaha-shachou.

“Kalau soal speed limit mah tenang aja. Aku udah biasa melanggarnya kok. Yang bahaya kalau mobilku malah bikin kecelakaan atau nabrak orang.” balas Ganaha-shachou yang sukses membuat Haku dan Olivia pun mengalami sweatdrop.

“Untuk misi kali ini, apakah kita harus stay di kantor sampai nanti malam?” Tanya Haku.

“Kalian bukannya ada Mazda RX-7 yang belum jalan kan? Urus itu dulu sana! Walau kalian tidak masuk beberapa hari aku akan bilang ke bagian HRD kalau kalian ada misi yang harus diselesaikan di luar kantor.” Balas Ganaha-shachou.

“Eh iya ya. Baik pak, kami permisi dulu.” balas Haku dan Olivia sambil membungkukkan badannya.

“ah sebelum jalan, aku ucapkan, selamat bertugas!” Ganaha-shachou pun memberikan pose hormat kepada Haku dan Olivia.

“Baik! Kami akan melaksanakan tugas ini dengan sungguh-sungguh!” sahut Haku dan Olivia bersama-sama.

Mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan ruangan Ganaha-shachou dan juga kantor tempat mereka bekerja. Karena urusan di kantor sudah selesai, saat mereka berjalan menuju stasiun kereta, perutnya Olivia pun berbunyi tanda kelaparan.

“Oh iya. Tadi cuman makan onigiri aja ya… mau makan siang pakai apa?” tanya Haku yang mendengar perut Olivia berbunyi.

“Pengen ramen semangkok gede…” balas Olivia sambil memegang perutnya.

“… eh? Seriously? Mau ramen jumbo?” tanya Haku sweatdrop.

“Atau kalau tidak ya, yang tempat biasa itu loh. Yang bisa nambah mi walau kuahnya masih banyak…”

“Mau ke Ichiran lagi?” tanya Haku sweatdrop.

“Boleh dah. Mau yang non pork atau yg pake pork gas lah!” sahut Olivia.

“… kamu beneran jadi pemakan segala ya selama disini… bahkan dulu kamu aja ga mau disodorin pork.” balas Haku sweatdrop.

“Lagian, aku juga susah makan disini kalo terlalu milih.” balas Olivia yang bikin sweatdropnya Haku semakin gede.

“Gendeng kau.” balas Haku sambil mengajak Olivia menuju tempat makan yang dimaksud.

Setelah makan siang yang membuat Olivia kenyang, mereka berdua pun melanjutkan perjalanan menuju stasiun Shinagawa untuk naik kereta menuju Nagoya. Mereka berdua memesan tiket kereta Shinkansen kelas Nozomi dan perjalanan menuju Nagoya pun dimulai.

Shuto Speed Story : Hurting HeartWhere stories live. Discover now