17

17 1 0
                                    

"... Okinawa? Make FC? Muke gile..." Balas Haku sweatdrop.

"Emangnya kenapa?" Olivia pun bingung mendengar pernyataan Haku.

"Ga, cuman kepikiran persiapan apa yang harus dilakukan. Apalagi nanti naik kapal sehari nambah dua jam dari Kagoshima." Haku pun sweatdrop sambil menarik nafasnya.

"Dua puluh enam jam di kapal? Waduh pak bos bisa ngomel ga tuh pas tau rencana trip kita ini?" Olivia hanya bisa merinding mendengar pernyataan Haku.

Haku hanya bisa menarik nafasnya dan juga ngelihat kondisi sasis FCnya Olivia yang sepertinya butuh waktu sebelum berangkat ke Okinawa.

"Anu, Riko-nee... Kalau boleh minta tolong..." Perkataan Haku terhenti karena jari telunjuknya Riko pun menutup mulutnya Haku dengan mudahnya.

"Eh?" Olivia pun menganga kaget melihat kelakuan Riko.

"Kamu merasakannya kan? Tenang saja. Sasisnya nanti aku modifikasi untuk kebutuhan jalan gunung untuk Olivia nanti." Balas Riko sambil tersenyum dan melirik ke FC itu.

"Ah, mulai lagi deh..." Gumam Haku sweatdrop mendengar jawaban Riko.

"Kebetulan ada parts ready sih. Kamu tinggal saja mobilnya disini dan kirimkan alamat kamu di Tokyo." Balas Riko.

"Aduh, Riko-nee ga usah serepot itu juga nganterin ke Tokyo. Aku ama Olivia pulangnya begitu FCnya udah selesai disini..." Haku pun menggoyangkan tangannya untuk menolak permintaan itu.

"Walau nanti kamu tetap minta towing karena pajaknya mati?" Balas Riko yang membuat Haku langsung terkena serangan fatal.

"B-bener juga."

Haku pun menarik nafasnya sekali lagi sebelum keinget sesuatu

"Oh iya, semua dokumen buat balik nama di dalam FC kan?" Tanya Haku.

"Eh iya! Apa tinggal aja mobilnya buat persiapan ngurus yang lain dulu kaya administrasinya?"

"Coba cek dulu siapa tau ada yang kurang. Apalagi mobilnya kan dari Saitama." Balas Haku yang membuat Olivia langsung membuka glove box FCnya dan mengecek semua persyaratannya

Olivia pun ngecek semua dokumen yang tersedia di mobilnya... Dan akhirnya ia baru sadar dokumen apa yang kurang.

"Tinggal hasil Shaken, biaya parkir sama kemungkinan izin kepolisian sama bayar pajaknya. Soalnya yang lepas status pajaknya lagi diproses di Saitama. Jadi gimana?" Tanya Olivia.

"Hmm... Shaken ya... Nanti aja itu pas FC kamu udah diperbaiki. Lagian kondisi sekarang juga kalo langsung dites juga disuruh benerin." Balas Haku sweatdrop melihat kondisi FCnya Olivia.

Olivia pun mengangguk setuju dengan jawaban Haku.

"Semoga aja besok dokumennya udah dikirim buat diproses di Tokyo..."

"Amin." Haku pun mengangguk setuju.

"Also, Riko-nee..."

"Soal FCnya Olivia, nanti kirimnya ke Setagaya aja. Soalnya Olivia tinggal disana." Haku pun menulis alamat sesuatu di kertasnya berisi alamat Olivia yang sekarang di daerah Setagaya.

"Baiklah. Akan aku usahakan mobilnya sudah street legal saat sudah dikirim nanti."

Lalu, Haku dan Olivia pun membungkuk sedikit ke Riko sebelum berjalan ke luar bengkel dan meninggalkan Riko sendirian dengan FCnya Olivia.

"Bakal menarik ini FC. Touge Machine tapi mesinnya spek highway. Sebaiknya aku bantu sedikit mengerjakan kaki-kakinya dulu biar kuat saat di kecepatan tinggi nanti."

Riko pun nyengir hebat dengan sosok FCnya.

=W=

Olivia dan Haku saat ini sudah berada di stasiun Nagoya setelah perjalanan lumayan lama dari bengkel SPS yang dimana FCnya Olivia saat ini dititipkan.

Suatu hal sedang terjadi disana yang membuat Haku sweatdrop.

"Nee, Haku, mau makan ga? Tapi aku ambil banyak nih Ekibennya. Jadi aku ga habis kalo makan sendiri." Balas Olivia nyengir sambil bawa 4 tumpukan Ekiben.

"... Aku tahu kamu pasti lapar, tapi ini ga kebanyakan?" Haku pun kaget melihat jumlah barang yang dibawa Olivia.

"bener-bener deh... Dua porsi himamabushi Bento sama dua porsi katsudon spesial stasiun... Sebegitu laparnya?" Haku pun sweatdrop.

"Maa, ayolah makan mumpung keretanya belom datang..." Yang akhirnya terdengar pengumuman dari stasiun bahwa kereta Shinkansen menuju arah Tokyo sudah mendekati jalur tempat mereka hendak makan.

"Kurasa nanti makannya di dalam saja. Soalnya keretanya udah datang." Olivia pun sweatdrop.

Setelah keretanya berhenti sempurna di jalur 14 dan pintu penumpang dibuka, Olivia dan Haku pun pergi menuju ke green car untuk mendapatkan kursi yang nyaman dan bisa menikmati makan siangnya.

Ekspresi Haku pun terlihat tidak nyaman. Olivia pun langsung menyerahkan sebagian makanannya ke Haku.

"Makan dulu. Nanti kamu pingsan ribet urusannya."

Haku pun menatap Olivia dan ekspresi tak percaya pun terlihat di wajahnya.

"Aku bukan sakit perut. Tapi berasa ga nyaman aja soalnya berasa ada yang ngikutin di belakang."

Olivia pun melihat ke sisi belakang dan depan dari bangku mereka duduk dan juga sisi sebelah mereka. Dari pandangan Olivia tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

"Ga ada yang aneh kok. Lagian, kita kan di green car yang butuh tambahan duit biar bisa duduk." Jawab Olivia sambil membuat Haku nyaman dengan mengelus kepalanya.

"Semoga aja deh..."

Lalu, kereta pun berangkat setelah beberapa menit berhenti dan mereka berdua pun menikmati makan siang mereka dalam perjalanan pulang menuju Tokyo.

Sementara itu di gerbong umum persis di belakang rangkaian Olivia dan Haku berada di rangkaian 11...

"Pokoknya aku harus meminta maaf ke cewe rambut panjang lurus itu karena terlibat di kasus Haruna sama kasus Tomei..." Gumam pria itu.

Setelah sekitar satu jam setengah perjalanan dari Nagoya, keretanya Haku dan Olivia pun memasuki lajur 15 untuk penurunan penumpang dan juga sebagai tujuan akhir dari Tokaido Shinkansen yang mereka naiki.

Mereka berdua pun membereskan sisa makan siang mereka dan memasukkannya ke kantong sebelum akhirnya mereka turun dari kereta dan juga pergi menuju rumah masing-masing.

"Nee, Haku, sampai nanti. Kamu pindah kereta kan disini?" Tanya Olivia

"Kamu juga kan... Kan kamu mau beres-beres dulu sebelum mobilnya udah beres."

Olivia pun mengangguk setuju dengan pernyataan Haku.

"Also, kau tidak usah khawatir mengenai tadi. Mungkin cuma angin lewat." Balas Olivia sambil memeluk Haku.

"Moga aja." Haku pun memeluk balik Olivia sebelum akhirnya melepaskan pelukannya.

Lalu mereka berjalan keluar dari jalur khusus Tokaido Shinkansen sebelum akhirnya pindah ke jalur lokal masing-masing tempat mereka tinggal.

Sementara itu sosok pria yang mencurigakan itu pun terlihat kebingungan. Dia sepertinya kehilangan jejak mereka berdua karena ia melakukan suatu hal.

"Kuso. Padahal aku udah rela keluar dari persembunyian di Aokigahara demi menemui perempuan itu malah kehilangan jejak mereka!" Gumamnya kesal.

"Apalagi aku tidak yakin ia masih tinggal di daerah Kanda atau sudah pindah menjauh dari apartemen itu."

"Kalau gitu mending aku coba kesana saja dulu. Siapa tau malah dapat jackpot." Katanya sambil nyengir dan ketawa kaya maniak yang membuatnya ia mendapatkan tepukan dari polisi terdekat.

"NANDEEEEEEEEEEE!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shuto Speed Story : Hurting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang