Chapter 5. Kekasih Kak Tyo

5 1 1
                                    

"Semuanya tak akan sama semenjak hatimu bukan lagi milikku. Dunia kita berbeda dan tak akan pernah bisa disatukan lagi"
(Sita)

Sita baru saja keluar dari ruang dosen saat bertemu dengan Fajri. Beberapa hari ini Sita harus sering bertemu dengan Fajri karena mereka sedang menyelesaikan tugas kelompok. Fajri adalah teman yang baik bagi Sita.

Keakraban mereka mulai dijadikan bahan gosip panas di antara mahasiswa seangkatan Sita. Apalagi Fajri sangat dikenal sebagai cowok playboy. Seringnya gonta ganti pacar menyebabkan Raisa agak khawatir dengan nasib Sita.

"Ta, kamu harus menjaga jarak dengan Fajri. Aku sangat takut kamu akan dipermainkan olehnya nanti," nasihat Raisa.

"Terima kasih ya, Sa. Tetapi kamu jangan terlalu khawatir, Aku dan Fajri tidak ada apa-apa sama sekali. Kami hanya sebatas teman. Kamu bisa mempercayai omonganku ini. Percayalah!" ucap Sita sambil tersenyum.

Raisa tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya menganggukkan kepala.

"Baiklah. Tapi kamu janji akan selaluhati-hati ya. Jngan pernh tergoda dengan ketampanannya," sahut Raisa cepat.

"Iya, tuan putri. Janji," pungkas Sita lalu segera merangkul sahabatnya ini.

Raisa memang selalu peduli dengan semua hal-hal yang dapat membahayakan teman dekatnya. Apalagi Sita adalah temannya sejak awal masuk kampus ini. Keduanya segera menuju kantin.
Ketika Sita sedang menunggu Raisa mengambil makanan, tiba-tiba Fajri langsung duduk di hadapannya.

"Hai, Ta. Tumben sendiri. Raisa mana?" taya Fajri.

Sita menunjuk kearah antrian. Fajri mengikuti arah telunjuknya.

"Wah ... kalau gitu, aku ikut antri juga ya. Ada yang mau kamu pesan, Ta?" tanyanya pada Sita.

Sita menggelengkan kepala. Fajri segera berdiri dan masuk dalam antrian menyusul Raisa.

'Hmm ... sepertinya sasaran Fajri bukan diriku melainkan Raisa. Aku ingin lihat bagaimana Raisa akan menolak pesona maut dari seorang Fajri. Seru kayaknya, nih' gumam Sita sambil tersenyum sendiri.

***

Ketika pulang kuliah, Sita terkejut melihat sebuah mobil Suzuki berada di garasi mobil.
Punya siapa ya? Apakah ada tamu yang datang? pikir Sita.

Ia segera bergegas masuk dan terkejut melihat tamunya.

"Kak Tyo, Kapan datang?" teriaknya kaget dan segera mendekati Tyo lalu memeluknya dengan manja.

Tyo juga sangat bahagia melihat adik angkatnya ini. Sita tidak menyadari kehadiran Mirah yang sedang duduk berhadapan dengan mama Tyo.

"Kamu makin cantik saja. Gimana kabarmu?" tanya Tyo usai membalas pelukan Sita. "Kuliahmu lancar saja, kan?"

"Iya, Kak. Ehh ... Kak Mirah juga datang." Wajah Sita berubah terkejut ketika menyadari kehadiran Mirah.

Mirah hanya tersenyum singkat pada Sita dan kembali tertunduk. Sita baru menyadari mama sedang menatapnya heran.

'Artinya Sita sudah mengenal gadis ini sebelumnya' pikir mama.

"Kalau gitu Sita ke kamar dulu ya. Permisi," pamit Sita.

Ia segera meninggalkan pertemuan tersebut setelah melihat tatapan mama.

'Mama pasti akan bertanya padaku tentang Mirah dan mengapa aku tidak pernah memberitahu pada Mama. Gimana ini?' resah Sita di dalam kamar.

Sita tidak keluar kamar sampai ia melihat Tyo mengantar Mirah pulang. Sita melihat keakraban Tyo dan Mirah.

"Dia cantik, kan!" suara mama terdengar dari arah belakangnya membuat Sita terlonjak kaget. Ia segera berbalik.

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang