Chapter 05

3K 427 42
                                    

Keesokan paginya Cale yang tidak pernah bangun pagi mencoba (terpaksa) untuk membuka matanya karena dirinya merasa lapar.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Menoleh kesamping Cale melihat Naruto yang masih tertidur pulas. Menggerakkan tubuhnya menuju dapur. Membuka kulkas dan melihat isi di dalamnya yang hanya berisi sekotak susu.

Mencoba mengambil dan melihat tanggal yang tertera pada kotak susu.

'Seperti yang terjadi didalam cerita. Kehidupan protagonis memang menyedihkan'

Membuang susu yang sudah basi kedalam sampah dan memutuskan untuk membeli bahan makanan. Tak lupa meninggalkan pesan untuk Naruto jika bocah itu mencarinya.





Memikirkan bahan yang akan dibeli olehnya. Tanpa sadar dirinya ditabrak seorang bocah. Dua-duanya terjatuh ke tanah.

"Nee-chan maaf aku tak sengaja. Kau baik-baik saja." Cale mendongakkan kepalanya keatas.

'Apa lagi yang dilakukan Dewa Kematian bajingan itu.'

Sudah cukup dirinya bertemu protagonis. Sekarang dia bertemu bocah bermata dan berambut hitam bermodelkan burung gagak. Tatapan sang bocah terlihat membeku diiringi perlahan semburat merah menjalari pipinya.

Bocah itu segera sadar mengulurkan tangannya dan diterima oleh Cale dengan senang (enggan) hati.

"Aku baik-baik saja."

"Tapi tangan Nee-chan terluka."

"Tenang saja luka ini akan sembuh sendiri."

Cale menyadari bocah didepannya terlihat gelisah. Dia ingin mengabaikannya, akan tetapi hatinya terlalu lunak terhadap anak kecil.

Setelah mendengar ceritanya bahwa bocah itu tersesat dari keluarganya. Cale yang tidak tega mencari keluarga sang bocah.

Mendengar teriakan dari kejauhan memanggil bocah berambut hitam menoleh ke sumber suara.

Tak jauh dari sana saudara sang bocah mencoba memanggil nama bocah itu berulang kali.

"Nii-chan!!!"

"Sasuke!!!"

Sang bocah segera berlari menghampiri saudaranya. Mereka berpelukan sesaat.

Sasuke menyadari kehadiran Cale segera mengucapkan terima kasih dengan malu-malu. Itachi yang melihat kehadiran Cale juga membeku sesaat.

"Nii-chan aku terbantu berkat Nee-chan cantik yang membantuku mencarimu."

Cale merasa ada yang aneh pada panggilannya. Tapi seperti biasa dia tak terlalu peduli. Baginya terlalu melelahkan menjelaskan berulang kali.

Itachi segera tersadar kembali memperkenalkan dirinya.

"Aku Uchiha Itachi dan ini adikku Uchiha Sasuke. Terima kasih sudah membantu." Mengulurkan tangan.

"Ah, aku Cale." Membalas uluran tangan Itachi dengan senyum kecil.

Duo bersaudara membeku sekali lagi. Dihadapan mereka berdiri seorang bocah yang tersenyum lembut dengan panorama matahari terbit dibelakangnya memberi efek khusus. Mata coklat kemerahannya terlihat berkilau layaknya permata dengan rambut merah sebahu yang terlihat halus jika di sentuh.

Cale segera berpamitan pergi meninggalkan duo bersaudara yang masih mematung.



Mikoto yang juga mencari si bungsu menemukan kedua anaknya diam mematung tak bergerak.

"Apa yang kalian berdua lakukan disini. Ibu mencari kalian kemanapun."

"Ibu kami bertemu Nee-chan malaikat yang cantik!"

"Itu benar kami bertemu peri yang cantik."

Mikoto hanya bisa sweatdrop dengan tingkah anaknya yang tidak Uchiha sama sekali.








Setelah sampai dirumah Cale segera meletakkan belanjaannya dan mulai membuat sarapan untuk dirinya dan Naruto.

Naruto yang terbangun karena bau masakan segera menghampiri Cale yang sedang menata makanan di meja.

Cale menyuruh Naruto untuk mencuci tangannya. Si bocah rubah segera berlari menuju wastafel dan duduk dengan cepat di meja makan.

Naruto mencoba suapan pertama. Airmatanya turun tanpa sadar. Cale yang berada didepannya segera menghampiri Naruto membersihkan airmatanya.

"Kenapa kau menangis. Apakah makanannya tak sesuai denganmu?" Meski Cale berwajah tabah tapi masih nada suaranya terdengar khawatir.

"Tidak, Nii-chan ini benar-benar enak. Baru kali ini aku memakan masakan rumah." Sang bocah seperti biasa menunjukkan senyuman meyakinkan.

Cale tahu rasanya kesepian dan kesusahan hidup sebatang kara. Dia berusaha sekuat mungkin untuk bertahan hidup. Mengingat dia selalu ditinggalkan oleh orang yang disayanginya karena kutukan dari orang gila (lobak putih) yang mempengaruhi kehidupannya.

Cale menghela napas menepuk kepala  bocah rubah.

"Aku akan memasak setiap hari untukmu jadi jangan khawatir."

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now