Chapter 34

1.1K 280 30
                                    

"TIDAK!!! CALE NII-CHAN!!!"

Inari mencoba berlari menghampiri Cale.

Cale yang tidak sempat menghindari serangan itu dan akan mencoba mengeluarkan perisainya sekali lagi.

Duakh!

Tak terduga tendangan seseorang mencegah serangan itu terjadi.

Tap!

Sosok itu mendarat dengan cengiran khas dan surai pirangnya.

Kegembiraan dan keterkejutan terlihat dimata Inari.

Senyum kelegaan Cale mengembang tipis dibibirnya.

"Naruto Nii-chan!!"

"Maaf menunggu lama Nii-chan, Inari. Bukankah pahlawan selalu datang terlambat."

"Terima kasih, Naruto."

"Naruto Nii-chan bukankah kau dalam perjalanan menuju kakek?"

Dan Naruto menjelaskan selama perjalanan menemukan hal ganjal dan beberapa tebasan pedang dicabang pohon dan tepat mengarah ke tempat Tazuna.

Hanya penjahat bodoh yang meninggalkan jejak.

Cale tak habis pikir dengan pemikiran para bandit itu.

Naruto melihat semua bandit yang babak belur tidak akan tercengang oleh kekuatan yang dimiliki oleh kakaknya.

"Naruto kita harus bergegas ketempat yang lainnya."

Naruto mengangguk paham. Segera dia menghadapkan punggungnya pada Cale.

"Naik ke punggungku Nii-chan."

"Aku bisa menggunakan anginku."

"Tidak ada bantahan kau tidak boleh berlebihan Nii-chan. Lagipula bukankah kau suka yang efisien?"

Cale hanya bisa pasrah dan langsung menaiki punggung Naruto tanpa pemikiran apapun.

Sedangkan perkataan Naruto terdengar ambigu bagi Tsunami.

'Cale menyukai seseorang yang efisien?'

Naruto yang akan berjalan pergi di hentikan oleh suara Inari.

"Cale Nii-chan setelah ini aku akan ikut bertarung!"

Cale hanya melambaikan tangan dan mereka berdua bergegas pergi

Meninggalkan Inari dengan tatapan membara dan Tsunami yang tercengang dengan kepergian kedua orang itu.

"Dasar anak muda jaman sekarang." Gumam Tsunami.


***

"Sial! Tidak ada habisnya." Ujar Kakashi agak kewalahan dengan jumlah musuh yang dia hadapi.

Sasuke segera mengeluarkan segel tangannya.

Goukakyuu no Jutsu.

Menghirup udara sebanyak mungkin hingga perut membusung dengan pipi menggembung.

Semburan bola api besar langsung mengarah tepat dibeberapa bandit yang berkumpul.

"Aargh!!!"

"Panas!!! Lari!!!"

Tapi masih ada beberapa yang berani maju menyerang anggota tim Kakashi dan tim Zabuza.

Trang! Trang!

Duagh! Bugh!

Situasi Kakashi dan Zabuza terlihat tidak menguntungkan bagi mereka.

"Hahaha... Inilah pembalasanku padamu Zabuza. Kalian semua akan dikuburkan langsung bersama jembatan ini."

Kehidupan Ketiga Cale Henituseحيث تعيش القصص. اكتشف الآن