Chapter 09

2.6K 399 18
                                    

Terdengar keributan di kediaman Hyuuga. Cale yang terbangun dari tidurnya segera menghampiri suara yang mengganggu tidur indahnya.

'Padahal aku bermimpi sedang bermalas-malasan di kebunku tapi harus hancur karena keributan ini!!!'

Cale hanya bisa menghela napas frustasi. Tak jauh suara tersebut terdengar jelas. Dia melihat semua orang berkumpul di lorong kediaman.


"Aku tidak mau!!"

"Hiashi kau tidak punya pilihan. Hizashi sudah menyetujui kesepakatan ini. Dia yang akan menggantikanmu sebagai tawanan."

"Tapi...!!!"

"Tuan Hiashi dimana kepercayaan dirimu?"

Hiashi hanya terdiam mendengar perkataan saudara kembarnya.

"Aku disini tidak sebagai keluarga cabang yang melindungi keluarga utama. Tetapi demi melindungi saudara, keluarga, dan desa."

"Aku hanya ingin terlepas dari takdir klan Hyuuga."

Ketegangan dalam ruangan seketika pecah mendengar suara yang familiar di telinga Hiashi.

"Omong kosong apa yang kalian bicarakan."

Mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Bocah berambut merah berjalan dengan santai tanpa takut dengan tatapan semua orang.

"Mengorbankan seseorang demi sesuatu yang konyol."

"Apa maksudmu bocah kau tidak tahu apapun lebih baik di-"

Semua orang merasakan tekanan seorang penguasa dari bocah berambut merah.

"Aku memang sampah. Tapi aku paling membenci mengorbankan seseorang demi semua orang hanya karna masalah konyol seperti ini."

Cale segera menarik Aura Mendominasi yang dimilikinya. Semua orang merasakan bisa bernapas kembali.

"Bukankah ada solusi lain untuk itu."

Cale memberikan senyum cerah kepada semua orang.

Mungkin jika Raon melihat senyuman Cale saat ini dia mungkin akan mengatakan "Akankah kita akan merampok seseorang manusia?"

Semua orang merasakan bulu kuduk mereka merinding melihat senyuman bocah berambut merah. Terkecuali seseorang berjubah putih dengan bertuliskan api ditopi khasnya.

'Jadi akhirnya aku menemukan bocah yang menarik ini.'





Cale mencoba menyembunyikan kedutan disudut bibirnya yang mulai perlahan naik setelah mendengar situasi yang dihadapi oleh klan Hyuuga. Desa Kumogakure yang meminta kepala keluarga untuk menjadi tawanan karena dua ninja Kumogakure terlihat gila setelah mengusulkan perdamaian di desa Konohagakure.

Cale memutuskan untuk mengikuti Hizashi menuju desa Kumogakure meski banyak mendapat ketidak setujuan dari semua orang terutama Hiashi, Hizashi,dan Hokage.

Tapi semua bisa teratasi dengan usulan yang dirancang olehnya.

'Bukankah ini akan menguntungkan untukku?'




***


Saat ini Cale dan Hizashi sudah siap untuk berangkat menuju desa Kumogakure

"Kalian berdua bisakah menjaga Naruto disisi kalian?"

Terdapat tiga bocah berdiri berdampingan di depan bocah berambut merah.

"Nii-chan tidak bisakah aku ikut denganmu?" Naruto terdengar sedih dan hampir menangis.

Cale hanya menggelengkan kepalanya dan menepuk kepala Naruto dan dua bocah lainnya.

"Hanya orang dewasa yang bisa pergi."

"Tapi, bukankah Cale-san juga masih bocah?" Ujar Neji tak terima. Sedangkan dua bocah lainnya hanya mengangguk mengiyakan.

Hiashi dan Hizashi mencoba menahan kedutan disudut bibir mereka.

"Aku diperlukan dalam misi (merampok) kali ini. Jadi kalian tidak bisa mengikutiku."

Cale yang menyadari tatapan Neji yang diarahkan kepada ayahnya.

"Tenanglah ayahmu akan kembali utuh dan sehat. Lagipula aku akan melindungi ayahmu."

Tanpa Cale sadari semua orang mengernyitkan dahinya mendengar janji konyol yang dilontarkan bocah berambut merah.

''''Bukankah itu tugas orang dewasa!!!''''

Semua orang serempak berkata didalam benak mereka.

Setelah itu Cale dan Hizashi pergi meninggalkan desa Konoha.

Langkah Cale perlahan berhenti. Dia mencoba melihat sekitar dengan teliti.

"Paman apa kau tau koordinat kita menuju kesana?"

"Koordinat?" Tanya Hizashi bingung.

"Ya, lebih baik kita tidak membuang waktu dan tenaga kita."

Meski Hizashi sempat bingung dia memberitahukan letak desa Kumogakure.

Cale mengeluarkan gulungan dari saku celananya yang tidak familiar bagi Hizashi.

"Baiklah! Lebih baik kau bersiap paman kita akan sampai dalam sekejab."

Hizashi yang masih belum paham hanya bisa melihat Cale yang merobek gulungan aneh itu.

Sebuah lingkaran cahaya muncul dibawah kaki mereka berdua. Tanpa sadar Hizashi berteriak kaget.

Kehidupan Ketiga Cale HenituseWhere stories live. Discover now