3 - INSECURE & TAKUT

6.7K 967 76
                                    


Setelah dari cafe dan tidak sengaja bertemu pujaannya, Hana menemani Jian ke perpustakaan. Sahabatnya itu ingin mencari buku referensi untuk tugasnya minggu depan. Hana yang selalu tidak enak untuk menolak pun bersedia.

"Ada yang ingin lo cari juga nggak di perpustakaan?" tanya Jian membuka pembicaraan.

"Kayaknya nggak ada. Mungkin gue lihat-lihat novel aja di sana."

Jian mengangguk-angguk singkat, tidak heran dengan hobi Hana yang tak pernah berubah.

"Lo udah baca novel To all the boys i loved before, nggak Han?"

"Udah."

"Sudah gue duga lo pasti sudah baca. Sumpah novelnya seru banget! Rekomendasiin novel yang vibes-nya kayak gitu dong Han."

"Nanti gue cariin di perpustakaan."

Jian tersenyum semangat.

"Oke Han. Thank you."

Keduanya pun segera masuk ke dalam perpustakaan. Jian meninggalkan Hana yang berhenti di deretan rak novel. Jian memilih fokus mencari buku yang dibutuhkannya. Sedangkan Hana mulai sibuk melihat-lihat novel.

****

Hana menemukan satu novel yang sudah lama ingin dipinjamnya yaitu Novel Fairish karya Esti Kinasih. Hana pernah membacanya dulu saat masih duduk kelas dua SMP. Dan, entah mengapa saat ini Hana ingin membacanya lagi.

Hana mendongakkan kepalanya, sedikit bimbang dan mencari cara untuk mengambil novel tersebut yang ada di rak paling atas sendiri. Hana pun mulai berjinjit dan menjulurkan tangannya untuk bisa meraih novel tersebut.

"Tinggi banget," lirih Hana kesusahan.

Hana tidak mau menyerah. Ia berusaha menjijit lagi bahkan kali ini sedikit melompat. Namun, tetap saja Hana tidak bisa menggapai novel tersebut. Hana begitu fokus dengan usahanya mengambil novel hingga tak mengetahui sedari tadi ada satu sosok yang memperhatikannya kejauhkan.

Sosok tersebut perlahan mendekati Hana.

"Perlu bantuan?"

Hana langsung menoleh ke sumber suara dan kedua mata Hana langsung terbuka lebar saat mengetahui siapa pemilik suara yang menawari bantuan kepadanya.

Bukannya menjawab, Hana malah langsung kabur seperti orang yang baru saja melihat hantu. Jujur, Hana benar-benar kaget dan sangat gugup.

Hana berlari kencang menjauhi sosok itu, Hana tidak memikirkan dia akan terlihat aneh atau bagaimana. Yang ada dipikiran Hana saat ini adalah dia segera pergi dari perpustakaan.

Hana akhirnya menghentikan larinya. Hana mengatur napasnya yang tak karuan. Hana mengedarkan pandangnya, ia baru menyadari jika dirinya berlari sampai parkiran kampus.

"Gila!" pekik Hana.

Hana memegang dadanya sendiri, napasnya masih tidak terartur begitu juga dengan detakan jantungnya yang memompa sangat cepat.

Hana menatap ke depan dengan hampa, kejadian beberapa menit yang lalu kembali berputar. Bibir Hana terbuka setengah, masih berusaha mencerna dan mencoba mempercayai bahwa kejadian tadi benar-benar nyata.

"Kak Awan ajak gue bicara," lirih Hana.

Hana merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

"Bukan ajak bicara, Kak Awan nawarin bantuan?"

Hana menepuk pipinya pelan, berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri.

HI AWANOnde as histórias ganham vida. Descobre agora