50 - MELAWAN LELAH

3.6K 450 28
                                    

Hana mengusap keringat yang membasahi pelipis dan sekujur lehernya. Sejak pagi hingga siang Hana membantu Ibunya berjualan di warung. Mulai dari memasak, mencuci bahkan melayani para pembali. Setelah menjaga warung, Hana akan kembali ke rumah untuk mencuci baju dan menyetrika. Dua minggu ini Hana membuka laundri di rumah dan malamnya Hana menjaga kasir minimarket di depan perumahan dekat rumah Juna.

Hampir tidak ada waktu istirahat bagi Hana dari pagi hingga malam, Hana memeras habis pikiran dan tubuhnya. Hana tidak mau berhenti, karena Hana takut jika dia berhenti maka dia akan terlalu berpikir dan menangis.

Hana memilih terus berusaha, terus menjalaninya dan berusaha ikhlas dengan semua yang ia alami saat ini.

"Bu alhamdulillah hari ini dapat lima ratus tiga puluh ribu, lebih banyak seratus ribu dibanding kemarin," ucap Hana menyerahkan uang yang dihasilkannya di warung sejak pagi.

Rita tersenyum senang menerimanya.

"Alhamdulillah Han, pelanggan makin banyak meskipun hanya buka pagi sampai siang."

"Rezeki nggak akan kemana Bu."

Rita mengangguk-angguk menyetujui.

"Iya Han."

"Kalau gitu Hana balik ke rumah dulu ya Bu. Cucian udah numpuk, Tante Aty juga minta bajunya selesai besok karena mau ke Bandung," lanjut Hana buru-buru berdiri.

"Iya Han, biar Ibu yang bereskan piring-piring kotornya."

"Makasih Bu Rita."

Setelah itu, Hana bergegas masuk ke rumah. Hana mengambil lima kresek cucian kotor milik pelanggannya. Meskipun baru dua minggu buka banyak tetangga Hana yang menitipkan cuciannya. Itu semua berkat bantuan Tante Aty, teman dekat Ibunya. Beliau membantu merekomendasikan dan mempromosikan laundry Hana.

Hana menghela napas panjang, menguatkan tubuhnya.

"Semangat Hana!"

****

Hana tidak lupa menyemprotkan parfum ke bajunya, lalu melihat jam di layar ponselnya menunjukan pukul enam kurang lima belas menit. Hana bergegas keluar kamar, ia segera berangkat ke minimarket tempat kerjanya di malam hari.

Hana memang sengaja memilih shift malam agar paginya masih bisa bantu sang Ibu jualan. Awalnya Rita dan Juna tidak setuju Hana bekerja di malam hari, namun Hana terus memaksa.

Juna pun memperbolehkan dengan syarat setiap pulang kerja di minimarket harus Juna yang mengantarkan pulang. Hana yang tak ada pilihan lain terpaksa setuju.

Jujur Hana merasa berat harus merepotkan Juna setiap harinya, namun sekeras apapun Hana memohon kepada Juna, cowok itu tetap kekuh dan tegas ingin menemani Hana dan membantu Hana.

****

Malam minggu Hana ia habiskan menjaga kasir, sejak pergantian shiftnya pembeli terus berdatangan tanpa henti membuat Hana terus berdiri tanpa bisa istirahat. Maklum saja karena hari ini malam minggu, banyak orang keluar untuk berkencan atau sekadar menghabiskan weekend mereka.

"Kak kapas di sebelah mana, ya?" tanya seorang pembeli kepada Hana.

Hana tersenyum ramah sembari memberikan arahan.

"Kakak bisa ke rak paling belakang sebelahnya deretan tisu, di sana ada banyak kapas."

"Makasih Kak."

Hana kembali fokus di belakang komputer dan mesin kasir, melayani pembeli selanjutnya.

"Silah..." Kalimat Hana terhenti saat menyadari pembelinya. Detik berikutnya senyum Hana mengembang, sosok Juna datang lebih awal.

HI AWANWhere stories live. Discover now