56 - DARI HANA UNTUK KAK AWAN

2.3K 279 6
                                    

Juna menarik kursi belajarnya dan mendudukinya. Pandangannya sedari tadi tak lepas dari buku diari Hana yang ada di tangannya. Juna masih tidak mengerti kenapa Hana memberikan buku ini kepadanya.

Setelah mempertimbangkan beberapa menit, Juna akhirnya memutuskan untuk membuka buku diari tersebut.

Lembar pertama masih sama seperti yang dilihat Juna beberapa bulan lalu, nama Hana dan tanggal lahir Hana. Juna tak berlama berhenti di lembar pertama, ia segera membalik ke lembar berikutnya.

Tulisan tangan Hana yang indah memenuhi lembar tersebut, Juna mulai membacanya.

5 November 2019

Aku nggak pernah percaya dengan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Buatku itu sangat aneh, bagaimana bisa orang langsung jatuh cinta hanya dalam sekali lihat.

Namun, semua prasangkaku itu langsung terpatahkan hari ini saat aku melihatnya. Seorang cowok dengan senyum paling ramah, dengan paras paling tampan dan dengan tatapan yang menenangkan.

Saat melihatnya pertama kali, jantungku berdetak sangat cepat bahkan tanganku gemetar beberapa kali. Aku memastikan berkali-kali dan aku sadar jika aku menyukainya.

Dia kakak kelasku sekaligus ketua osis di SMA Arwana. Dia sangat tampan, keren, baik dan pemimpin yang hebat. Aku mengaguminya.

Bolehkan aku mulai menyukainya diam-diam?

Tenang saja, aku tidak mengharapkan apapun. Aku sadar diri dengan diriku yang bukan siapa-siapa. Aku sadar terlalu tidak mungkin untuk mendapatkannya.

Jadi, aku memutuskan untuk mengaguminya dan menyukainya dari jauh.

Juna tertegun, otaknya memproses cepat bahkan Juna harus membacanya dua kali untuk memastikan jika dia tidak salah membaca. Juna memandang lebih jelas pada kata 'ketua osis SMA Arwana'

"Cowok yang dimaksud Hana ini gue?"

Rasa penasaran Juna semakin meningkat, Juna segera membuka lembar kedua. Tulisan di lembar kedua lebih penuh dibandingkan lembar pertama, seolah banyak yang ingin Hana ceritakan di sini.

16 Januari 2020

Hari ini aku melihatnya lagi di lapangan outdoor sekolah setelah acara pentas seni. Dia tertawa dengan teman-temannya setelah seharian mengurusi acara tersebut. Bahkan saat dia kelelahan pun senyumnya masih mengembang dengan tulus.

Kakinya tidak berhenti bergerak, suara lantangnya tidak pernah terdengar mengintimidasi bahkan senyumnya selalu ia kembangkan untuk siapapun. Bagaimana bisa ada orang sebaik itu di dunia ini?

Bagiku, dia pemimpin yang bijak dan luar biasa. Banyak sekali orang yang menyukainya dan berteman dengannya karena sikapnya.

Bukan hanya siswa dan siswi SMA Arwana yang menyukainya, semua guru bahkan penjaga kantin sampai satpam sekolah pun mengenalnya dan menyukainya. Keren banget kan dia! Aku nggak pernah salah mengagumi seseorang dan aku sangat bangga.

Kadang aku merasa ingin juga bisa berteman dengannya, aku ingin mengobrol dengannya walau hanya sebentar saja, tapi sepertinya tidak mungkin. Dia saja tidak akan pernah mengerti siapa aku bahkan mungkin tidak akan pernah tau keberadaanku.

Entah kenapa, aku tiba-tiba ingin memberinya sebuah nama panggilan spesial. Aku sudah mempertimbangkannya baik-baik dan aku menemukan panggilan yang menurutku sangat cocok dengan kakak itu.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang