Wattpad Original
There is 1 more free part

AR | Part 7 - The First Date

204K 10.3K 256
                                    

Part 7 - The First Date

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 7 - The First Date


"Kau memiliki jadwal setelah ini?" tanya Justin.

Alexa menoleh, menatap Justin yang baru memasuki V Motors Lykan Hypersport hitam metaliknya. Duduk di balik kemudi. Mereka baru saja meninggalkan acara pemberkatan Lucas, dan bersama Justin—semuanya berjalan baik.

Tidak hanya berhasil mengucapkan selamat pada Lucas dan Miranda dengan senyuman selebar samudra, Alexa dengan ajaibnya juga bisa bertahan di sana cukup lama. Menyapa tamu-tamu undangan yang lain, juga ikut mendampingi Justin menyapa para rekan bisnisnya yang juga hadir.

"Tidak. Tapi aku ingin langsung—"

"Bagus," sahut Justin, senyum jahilnya mengembang lebar begitu menatap Alexa. "Dengan ini aku tidak perlu memintamu mengganti jadwal."

Alexa mengernyit. "Maksudmu?"

"Let's see ...."

Alexa memutar matanya bosan, memilih mengalihkan pandangan ke jendela samping. Sepanjang hari ini, emosi Alexa sudah banyak terkuras. Ia sudah terlalu lelah untuk berdebat panjang dengan Justin.

Namun, tiba-tiba saja Alexa merasakan Justin mencondongkan tubuh mendekat. Kelewat dekat. Alexa bahkan bisa mencium jelas bau maskulin dari tubuh Justin yang beraroma kayu-kayuan.

"Justin ...," cicit Alexa sambil menatap Justin. Dada Alexa menghentak keras melihat betapa dekatnya wajah mereka. Semakin dekat. Kedua tangan Alexa mencengkeram kuat, penuh antisipasi. Gelisah, panik. Apa lelaki ini ingin menciumnya?

"Seatbelt-mu." Nada geli dalam suara Justin menyadarkan Alexa. Lalu, lelaki itu menarik diri dengan seatbelt Alexa yang sudah terpasang, kembali duduk di balik kemudi. "Apa kau pikir aku akan menciummu?"

Wajah Alexa memerah. Ia segera mengalihkan pandangan, sengaja menghindari Justin. "Tidak. Aku hanya terkejut."

Justin mengulum senyum. "Benarkah?"

"Tentu saja."

"Apa seharusnya tadi aku benar-benar menciummu?"

"Justin!"

Alexa memekik, menatap kesal Justin, sementara mobil sport itu sudah melaju membelah jalanan kota Valencia. Sepanjang perjalanan, Justin juga tidak berhenti menggodanya—sengaja membuat wajah Alexa memerah dengan kata-kata nakal seperti; betapa ia ingin mencium Alexa. Bukan hanya di bibir, tapi di leher dan bagian tubuh lainnya. Justin bahkan memerintahkan Alexa bersiap-siap untuk malam pertama mereka.

Akhirnya Alexa menyerah, tidak menanggapi semua ucapan kotor dan omong kosong Justin, memilih menurunkan kaca jendelanya dan menatap jalanan. Udara segar jauh lebih baik dibanding menanggapi ucapan laki-laki sinting ini.

Alexa tahu jalan yang dipilih Justin bukan jalan ke rumahnya, tapi ia diam saja. Menikmati detik demi detik yang bergulir lambat.

Sudah pasti Alexa tidak akan mengakuinya, tapi bersama Justin, rasanya tiap detik yang lewat tidak lagi terasa menyesakkan. Ia masih bisa merasakan canda, senyum—bahkan tawa. Mungkin, jika sekarang dia sudah sendirian, yang Alexa lakukan pasti hanyalah menangisi Lucas. Terus merutuki dua pasangan yang sudah saling bahagia, meratapi nasibnya, dan sangat mustahil ia bisa mengagumi pemandangan laut Valencia yang terbentang indah dihujani sinar senja di sisi kanannya.

Alexa Robinson [STEVANO#1]Where stories live. Discover now