Sepotong Kenang di Rumah Kata

54 2 0
                                    

*
Kala aku beranjak dari rumah-rumah kata
menggenggam sisa-sisa lalu-masa
untuk memanen Kurma yang telah dewasa
sebelum esok memberi kabar berita
tentang sepotong rindu yang terlalu lama
dan kenang...
menyisa hambar senyum
yang tak kira lepas
dari guratan sajak-sajak merah pena.

Ayat-ayat diampun terus beterbangan
pada setiap lirik-lirik mata dalam dingin jiwa musim-musim
kutunggui mendung, juga fana
agar desau tak sempat jatuh, gaduh
memecah pesona shubuh purnama.

Bisik-bisik
suara dedaun malam kudengar resah
dan napas mawar-mawar kalut bersimbah doa
menunjukku, merisauku yang tak lekas memulai jejak berikutnya.

Kenangku...
di birai-birai tepian pantai utara
butiran-butiran pasir mengeja pesona lara
menelan sesak rindu yang tak kunjung reda
berlarian menyambut geliat ombak dermaga
dan aku... jua mataku...
tak cukup memiliki nyali untuk menatap nyata.

**

Kala sukmaku berkidung dari rumah-rumah kata
melupa sejenak riuh di dalam dada
untuk memilih esok yang entah tiada
sebelum gigil waktu mengabai berita
tentang semurni warna asmaradhana
dan rahsa...
mengabdi penuh di kemerduan desau putih tangis
yang tak kira samar
dari hampa ruang ingatan pujangga.

dan TerbacalahWhere stories live. Discover now