S E V E N

142 88 120
                                    

Sesampainya di sekolah, Raya masuk ke dalam kelas yang setengah kosong karena para murid sudah berpindah haluan ke kantin. Ia hempas ranselnya di atas meja dan mendaratkan bokongnya di kursi begitu saja seraya menangkupkan wajah dengan tangan.

Jessica, Jaka, dan Dio barusan kembali dari kantin dibuat kaget akan wujud Raya yang tiba-tiba muncul.

"Ray? Lo dateng? Dari mana aja lu nyet? Bolos nggak bilang-bilang nih."

"Hiks... tantangannya diganti ya hiks... Please..." sendu Raya mengangkat kepalanya. Menampilkan wajah, hidung, dan mata yang merah habis nangis.

"Lah? Kenapa lu dateng-dateng langsung nangis. Kena kdrt di rumah?" tanya Jaka seraya mengunyah keripik kentang rasa sapi panggang barbeque yang biasa ditemukan di alfadesember terdekat.

"Hiks... gue gak bisa! Sebel banget sama Iba! Ganti aja yaa tantangannya," ucap Raya melas.

"Lu udah mulai jalanin darenya?"

Raya ngangguk.

"Gimana?! Gimana?! Cerita ke kita!"

Raya menceritakan semua kejadian mulai dari A sampai Z pada ketiga temannya. Ia juga mengatakan kejadian di parkiran toko buku yang menyebabkan ia pulang naik angkot.

"Whut?! Iba yang ngajakin lo duluan? Si cowok itu?" tanya Jaka memastikan. Raya mengangguk lagi.

"Anjay tumben," lanjut Jaka.

"Eumm... Sorry to say Ray, tapi emang bener sih lo bukan siapa-siapanya Iba." Kali ini Jessica yang melontarkan kalimatnya.

"Oleh karena itu teman-teman ku. Tantangannya diubah aja. Apa aja kek gak masalah, nari ular di tengah lapangan gue jabanin deh dari pada makan ati ngedeketin Iba," pinta Raya menampilkan puppy eye ke teman-temannya.

"Kita voting aja," saran Jaka.

Wajah Raya ceria, seketika tersenyum merekah. Sangat berharap tantangannya diganti menjadi lebih baik.

"Okay. Jadi siapa yang setuju tantangan gue diganti, angkat tangan!" seru Raya. Ia langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sedangkan ketiga temannya berdiam diri.

"Guys!"

"Heheh sorry Ray. Soalnya tantangan lu yang paling mudah sih di antara kita," ucap Jessica dan Jaka menyetujui. Jaka jadi betrayer sekarang, hahah.

"Dio? Angkat dong tangan lo kan lo gak suka segala sesuatu yang berhubungan sama mereka."

"Percuma Ray, gue ngangkat juga tetep kalah. 2 lawan 2 yang ngajuin yang kalah," balas Dio melanjutkan sesi game mobilenya.

Raya menghela napas panjang, kembali meletakan kepalanya di atas meja. Menghadap ke samping dimana itu jendela kelas. Meratapi nasib bagaimana menaklukan si hati batu, Ibrahim Adhikari Lazuardi.

Dan di saat itu pula bel masuk berbunyi hingga memenuhi ruang kosong kelas 12 Mipa 6. Ketika dua cowok berpostur mirip melintasi kelas Raya, hampir seluruh cewek di kelas tersebut memandang ke jendela seraya berbisik-bisik histeris.

Hal lumrah yang biasa dilakukan kaum hawa saat melihat anak adam yang tampan lewat. 

Raya jadi ikutan melihat ke sumber arah, mendapati Ibrahim dan Nathan berjalan bak slow mo iklan shampoo dimana rambut mereka sedikit diterbangkan oleh angin. Jessica juga melihat dua orang itu menelan salivanya, sedangkan Raya mencibir Iba yang sok kegantengan.

✎✎✎

Kelas 12 IPS 2 hari ini akan melakukan pelajaran olahraga. Jadi seluruh murid di kelas itu menuju ruang ganti untuk mengubah seragam mereka. Jam pelajaran olahraga di SMA Balakosa tidak terfokus pada senam jasmani saja. Tapi menyesuaikan bakat masing-masing siswa.

I Do Dare || JJK BTS Where stories live. Discover now