prolog

3.9K 183 13
                                    

"Akhh mengapa perusahaan menjadi kacau begini!!" teriak seorang pria sambil mengacak ngacak dokumen yang ada di depannya.

BRAAK..
Kerasnya suara dobrakan pintu membuat pria tersebut kaget.

"Angkat tangan! Anda kami tangkap!" banyak sekali polisi yang mengepung ruang kerjanya membuat Algrahan menjadi bingung.

"Ada apa ini pak? Saya tidak memiliki kesalahan apapun, kenapa saya ditangkap?" tanya Algrahan

"Tuan Algrahan anda kami tangkap karena terlibat kasus penipuan dan korupsi" ucap salah seorang polisi sambil menodongkan pistol kearah Algrahan

"Tapi pak itu bukan saya, bukan saya yang melakukannya. Saya difitnah pak!" bantahnya sambil mencoba melepaskan tangannya dari para polisi.

"Lebih baik nanti anda jelaskan dikantor polisi" pada akhirnya Algrahan hanya bisa diam dan pasrah.

『••✎••』

"Dengan kasus tindak korupsi dan penipuan anda saudara Algrahan dijatuhi hukuman seberat 20 tahun penjara" ketukan palu hakim menjadi penutup dalam acara persidangan pahit tersebut.

Algrahan kini terpaksa medekam di penjara selama 20 tahun, namun nyatanya hukumannya diperberat menjadi hukuman mati.

Terdengar suara isak tangis wanita yang sangat ia kenali. Ya, itu istrinya yang terlihat tengah hamil tua. Wanita tersebut berlari berurai air mata kesebelah suaminya.

"Tolong pak, lepaskan suami saya, saya akan membayar berapapun dendanya dan akan mengembalikan uang yang telah suami saya ambil namun lepaskan dia" isak Cleo bahkan sampai bersujud depan hakim.

"Maaf Bu, silahkan kembali ketempat duduk" ucap salah satu penjaga mencoba menenangkan Cleo.

"Tidak, saya tidak akan pergi sebelum suami saya dilepaskan" Cleo tetap memohon berharap ada secercah harapan untuk suaminya.

Algrahan benar benar kaget. Istrinya benar benar memohon bahkan menurunkan harga dirinya sendiri demi pria brengsek sepertinya.

Bukan, bukan karena Algrahan egois dan masi marah bahkan benci pada Cleo. Tetapi karena Algrahan merasa tidak pantas. Ia sudah sering menyiksa Cleo, membentak, bermain fisik bahkan ia menganggap Cleo adalah hewan pengganggu. Namun wanita itu begitu tulus. Dengan mudahnya Cleo memaafkan semua kesalahannya dan kini malah membela suaminya yang penuh dengan dosa.

"Cukup Cleo, bangun ini memang kesalahan mas. Jangan turunkan harga dirimu untuk pria brengsek ini"  ucap Algrahan membantu Cleo berdiri.

"T-tapi mas kamu- kamu akan mati- bagaimana dengan anakmu dalam perutku ini mas- hiks" ucap Cleo sambil memeluk suaminya. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa mencium aroma vanilla istrinya lagi. Sesekali Algrahan mengusap lembut punggung istrinya itu.

Algrahan pun lantas mensejajarkan wajahnya kedepan perut Cleo. Ia mengusap perutnya dengan lembut dan langsung mengecup nya. "Sayang jaga mama baik baik yaa, jangan nakal. Jangan membuat mama menangis seperti yang papa lakukan dulu. Faham? Papa yakin kamu mendengarnya dengan baik, papa benar benar yakin kamu anak yang pintar dan jenius" ia kembali mencium lembut perut Cleo dan mengecup lembut kening istrinya sebagai tanda perpisahan.

Algrahan pun pergi ketempat hukuman tembak mati, ia berpikir ia benar benar ayah, suami sekaligus pria yang buruk. Ia bahkan belum melihat wajah anaknya, belum mendengar suara tangis dan tawa anaknya. Baru saja beberapa langkah keluar dari ruang sidang, terdengar suara teriakan dari sang istri. 'Istrinya akan melahirkan' itu yang ada dipikirannya

"Polisi sialan, pemerintah keparat. Lepaskan saya, istri saya akan melahirkan, lepaskan saya, saya ingin melihat keadaan istri saya" Algrahan mencoba melepaskan diri dan borgol yang ada ditangannya.

"Tidak bisa pak, bapa harus segera melangsungkan hukuman tersebut" ucap salah satu polisi yang menahan Algrahan. "Tapi pak setidaknya biarkan saya melihat istri saya-" belum selesai ia berbicara, ia sudah ditarik paksa sehingga ia hanya bisa pasrah.

Ia masi tidak mengerti, ini bukan kesalahannya namun ia yang harus dihukum mati. 'Sialan wanita itu, seharusnya yang mendapatkan ini semua wanita sialan itu'  umpatnya geram.

"Maaf, maaf Cleo. Maafin mas, tolong jaga anak itu baik baik" beribu ribu kata maaf ia ucapkan untuk istrinya.

"Aku tahu Tuhan kesalahanku sudah terlalu banyak, aku hanya datang ketika membutuhkan pertolonganmu. Mungkin ini karma untukku. Kuharap wanita itu mendapat balasan yang setimpal tuhan. Tidak yang lebih menyiksa. Namun Tuhan harapanku untuk terakhir kalinya, seandainya aku bisa mengulang waktu maka aku akan membahagiakan istri dan anakku yang bahkan belum pernah kulihat" tuturnya sambil menangis, kini pria itu benar benar menyesal, menyesal dengan semuanya.

'Benar kata orang, penyesalan selalu berada di akhir. Bahkan kata seandainya sudah tidak berlaku'

Kini Algrahan telah sampai di tempat eksekusi mati. Ia berdiri tepat didalam ruangan serba abu abu. Dengan tangan yang terikat dibelakang dan mata yang ditutup kain hitam. Ia mulai diikat di tiang yang menjulang tinggi.

Terdengar samar samar suara pelatuk pistol yang tengah diisi. Tanda ajal akan segera menjeputnya. Ia tetap pasrah dengan takdir Tuhan walaupun sangat tidak adil untuknya. Apakah karma atas kelakuannya terhadap istrinya harus sampai dihukum mati? Bukankah maaf Tuhan tidak terhingga? Padahal penipuan dan korupsi bukan kesalahannya.

"Apa yang kau pikirkan Algrahan, jelas jelas ini karma untukmu kau tidak bisa menyalahkan takdir Tuhan" pikirnya

"Maaf maaf untuk semua kesalahanku ini"

"Maafkan saya Tuhan padahal kau telah memberi saya kesempatan hidup. Namun saya malah menyia nyiakannya"

"Maafkan papa nak, belum bisa menjadi ayah yang baik, belum bisa melihatmu tumbuh dewasa, belum bisa melihatmu, belum bisa bermain denganmu dan banyak lagi"

"Maafkan mas, Cleo. Selama ini telah menyia nyiakan istri sebaik dirimu. Maaf atas kesalahan mas selama ini. Pasti kamu benar benar tersiksakan? "

"Tuhan beri saya kesempatan"

"Saya ingin memperlakukan orang yg saya cintai dengan sebaik baiknya. Masi ingin memeluk hangat tubuh orang yang saya cintai"

"Saya masih ingin menyayangi buah hati saya"

"Saya mohon, tolong saya sekali lagi tuhan."

"Saya masi ingin mengulang semuanya lagi"

DORRR!!!

Suara tembakan pun terdengar. 2 peluru dengan cepat menembus pelipis kepala dan dada sebelah kirinya yang bertepatan pada bagian jantung. Darah segar mulai mengalir dari dada dan kepalanya. Kesadarannya perlahan lahan mulai menghilang. Hingga kegelapan mengambil alih.

─────────ೋღ 🌺 ღೋ─────────

Gimana sama prolognya? Jadi gini sambil nunggu game over update aku bakalan publish cerita ini. Makanya aku tulis ini cerita kedua aku. Sekian makasih

cerita kedua author (Rin), dilarang mengopy paste atau memplagiat cerita ini. Hasil kerja keras dan pemikiran author (Rin) sendiri, author (Rin) tidak memplagiat cerita orang lain.

-see you di chapter depan, pantengin terus yaa jangan lupa vote, follow sama komen dan sarannya biar authornya semangat bikin cerita. Dan ceritanya makin bagus.

~Author (Rin)

Mengulang masa || AlgrahanWhere stories live. Discover now