08 - Baku Hantam

2.2K 221 20
                                    

Happy reading!

Semoga hati kalian baik-baik aja dengan bab ini 🫣
Jangan lupa komen yah 🫶🏻

🖤🖤🖤


Austin tidak sekejam itu untuk menurunkan Mira di pinggir jalan. Pemuda itu mengantarnya pulang ke rumah dengan selamat. Sebelum Austin memacu kendaraannya meninggalkan kediaman Mira, pemuda itu memberikan sedikit nasihat untuk mantan pacarnya itu.

"Makasih buat beberapa waktu ke belakang. Untuk waktu, perhatian dan semua hal baik yang pernah lo lakuin buat gue. Semoga lo gak pernah nyesel dengan apa yang sekarang elo jalani. Gue berharap, elo selalu dalam keadaan baik-baik aja." Mira membuang wajah, tidak ingin Austin melihat air matanya. Gadis itu tidak menyangka jika Austin akan mengucapkan terima kasih. Mira mengacungkan jempol, menanggapi perkataan Austin.

Gadis itu duduk berjongkok di depan pagar rumahnya sambil menangis ketika mobil Austin sudah menghilang dari pandangannya. Mira merasa malu karena Austin tahu semua perbuatan tidak baiknya yang ia tutupi dengan rapat. Di balik sikap dingin Austin, pemuda itu menyimpan hati yang hangat.

"Beruntung Virgo punya sahabat kayak Austin," gumam Mira.

🖤🖤🖤

Jam sudah menunjukkan pukul 20.09, tapi tanda-tanda kepulangan Virgo belum ada. Austin sudah mengirimkan pesan berkali-kali dan menelepon gadis itu, tetapi nomornya tidak aktif. Austin mondar mandir di depan rumah Virgo ditemani oleh penjaga rumah Virgo. Pemuda itu tampak cemas dan juga geram dengan Leo yang seenaknya membawa Virgo tanpa kenal waktu.

"Tumben Mas Austin gak pergi sama mbak Virgo?" Penjaga rumah Virgo, Pak Abdul, bertanya keheranan.

Austin yang duduk di kursi plastik sambil menatap nanar ponselnya, menghela napas berat. "Virgo pergi sama pacarnya, Pak," jawab Austin dengan berat hati.

"Oalah, sekarang mbak Virgo sudah punya pacar toh. Pantes balik ke rumahnya mulai gak bisa diprediksi lagi." Pak Abdul seolah sudah sangat paham kebiasaan buruk majikannya.

"Tapi kok, pacar mbak Virgo sekarang, saya gak pernah liat orangnya yah, Mas. Saya sering liat mbak Virgo dijemput mobil hitam aja. Saya gak pernah liat mukanya kayak apa," curhat pak Abdul.

"Yang jelas, gantengan saya, Pak." Austin menyugar rambutnya penuh percaya diri.

Hampir empat puluh lima menit Austin menunggu kepulangan Virgo ditemani oleh Pak Abdul dan Pak Wahab dengan mengobrol santai, akhirnya mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan rumah Virgo. Gadis itu keluar dari mobil dan Austin bergegas mendekati lalu menarik lengan Virgo sekenanya.

Pemuda itu menggeser tubuh Virgo agar berada di belakang tubuhnya dan dirinya menunduk, melihat ke arah belakang kemudi. Kedua pemuda itu saling melempar tatapan tajam dan tidak suka.

"Lain kali kalo ngajak anak orang pergi, lo harus tau waktu," ucap Austin masih mencoba bersabar, menahan diri untuk tidak menghadiahkan bogem mentah pada wajah Leo.

"Apa urusannya sama lo! Orang pacar gue, fine-fine aja." Leo seperti sengaja menekan kata pacar saat membalas perkataan Austin.

"Dasar gak ada otak lo!" umpat Austin tidak terkendali lagi.

Virgo melotot.

"Kamu pulang aja. Hati-hati di jalan yah. Maaf buat kata-kata kasar Austin." Virgo berkata dengan lembut pada Leo saat menyuruh pacarnya untuk segera pergi dari depan rumahnya. Virgo segera menarik lengan Austin untuk segera masuk ke dalam rumah. Dirinya tidak siap untuk melihat baku hantam antara pacar dan juga sahabatnya.

Unusual Romance 21+Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ