2. Suami Istri

1.1K 128 0
                                    

Saka berdeham dan memaksa matanya untuk berhenti menatap si Istri Sah. Tatapannya kini berpindah pada keranjang rotan yang ditenteng Odi.

Ada harum pastry di sana, dan harum sesuatu yang lain ... entah apa.

"Homemade apple pie bikinan istri gue," ungkap Odi. "Kita bagi-bagi ini buat perkenalan ke tetangga baru."

Odi membuka tutup keranjang dan mengeluarkan satu piring bulat berisi bungkusan aluminum foil yang padat. Di dalam keranjang itu masih terdapat banyak bungkusan-bungkusan lainnya, rupanya mereka ingin berkunjung ke banyak rumah.

"Semoga lo suka," Odi tersenyum saat Saka mengambil pemberiannya. "Eh, ngomong-ngomong, ini kartu nama gue."

Saka menerima kartu nama itu dan membacanya.

Odi Francis Adiyatama
SunText

Saka tidak kuper-kuper amat, untuk tahu bahwa SunText adalah nama salah satu perusahaan elektronik lokal terbesar, yang setahun belakangan ini menjadi pemain baru dalam bisnis smartphone.

Jika dilihat dari nama belakangnya, Saka langsung tahu hubungan Odi dengan Krisna Adiyatama sang pendiri perusahaan.

"Salam kenal," lanjut Odi. "Kehormatan banget, bisa bertemu Saka Barata dan tinggal sedekat ini. Big fan." Walau dari senyum canggung si Suami yang Selalu Memakai Jas Rapi itu, orang buta juga tahu dirinya tidak ngefans-fans amat dengan Saka ataupun dengan olahraga basket. "Kasih tau kami kalau lo butuh bantuan. Apa aja. Oh ya, kalau perkarangan lo butuh gardener atau bantuan bikin landscape, kebetulan Samara yang punya Hijauku, dia tau soal tanaman-tanaman hias yang cocok buat rumah lo."

Saka mengangguk kecil dan membawa masuk apple pie pemberian mereka, tanpa basa-basi apalagi mengucapkan terima kasih, ia berbalik ke dalam dan menutup pintu.

Setelah hening, Saka berkacak pinggang di balik pintunya. Yang barusan itu terlalu aneh. Ia tidak bisa menatap langsung mata si Istri Sah tanpa membayangkan apa yang ditontonnya kemarin, dan sialnya, apa yang ditontonnya kemarin membuatnya teringat kembali pada ... ayahnya, Raja Barata.

Mungkin seperti itulah perselingkuhan yang dilakukan Raja di belakang Inge.

Rahang Saka mengeras. Ia harus segera menghapus bayang-bayang pemandangan semalam sebelum pikirannya kacau. Ia tidak sedang ingin melampiaskan kemarahannya pada apa pun dan siapa pun, setiap kali bayangan sang ayah menyelinap masuk ke dalam pikirannya. Bayangan yang masih sangat nyata di ingatan Saka saat Ayah membawa perempuan lain ke rumah ketika Ibu tidak ada, saat suara-suara cekikikan akrab dan hangat tertangkap telinga Saka ketika ia seharusnya tidak berada di rumah karena bolos sekolah, dan tentu saja, saat Ayah marah besar lalu melemparinya asbak kaca.

Tapi yang teramat sakit dari semua itu, adalah sikap lemah Ibu yang menerima semuanya. Inge Barata yang lebih memilih pura-pura tolol lalu menyalahkan dirinya sendiri karena tidak sanggup membahagiakan suami. Inge Barata yang membujuk Saka untuk memaafkan Raja, mengabaikan rasa sakit yang diderita sang putra semata wayang.

Lihat? Mengingat semua itu membuat emosi Saka membumbung tinggi.

Dengan kesal dilemparnya apple pie ke meja ruang tamu, lalu melangkah cepat meninggalkan ruangan.

***

Dua jam setelah bersiap, suara klakson mobil Petra sudah terdengar dari luar.

Saka menyambar tas olahraganya menuju pintu. Tentu saja ia sendiri memiliki mobil dan bisa menyetir, tapi setiap kali selesai latihan, ia akan menjadi sangat lelah dan malas mengemudi mobilnya sendiri.

AmbrosiaWhere stories live. Discover now