Part 10🍬🍬

2.7K 126 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tik tok 👉🏻 sinar_pagiii
Instagram 👉🏻 sinarpagii_
(Spoiler nya ada di Ig)

                      HAPPY READING

"Abang" panggil Kiara.

Alvaro memutar bola matanya jengah. Kenapa ia harus bertemu dengannya lagi sih??

"A-abang udah sehat kan?"

Alvaro hanya menatap nya datar tanpa mau menjawab sama sekali.

"Maafin aku Bang, gara-gara nyelamatin Kiara, Abang jadi-"

"Nggak usah kepedean deh Lo" potong Alvaro.

"Itu cuma bentuk rasa kemanusiaan aja. Jadi jangan pernah Lo ngarep lebih dari gue!"

Kiara masih berusaha tersenyum menatap Abangnya.

"Nggak masalah kok, Kiara nggak masalah sekalipun itu cuma bentuk rasa kasihan" Kiara tetap tersenyum walaupun sangat jelas bahwa matanya tengah berkaca-kaca.

Alvaro mengalihkan pandangannya, entah kenapa ia sangat tidak suka saat melihat Kiara pura-pura kuat seperti itu.

"Kiara cuma pengen ngucapin makasih sama Abang, dan Kiara juga minta maaf karna Kiara yang udah buat Abang jadi masuk rumah sakit"

"Basi, minggir!" namun Kiara justru menghalangi nya.

"Kiara mohon dengerin penjelasan Kiara Bang" pintanya.

"Nggak penting, mending Lo minggir sekarang!"

Kiara kembali menghalangi jalan Alvaro.

"Plis Bang, kali ini aj-"

"GUE BILANG MINGGIR! TULI LO?!" bentak Alvaro.

Kiara terkejut dengan bentakan sang Abang.

"Kenapa sih Abang nggak bisa nerima aku kayak dulu lagi? Kenapa Bang?" Alvaro justru hanya terdiam.

"Abang tau? Impianku adalah melihat Abang tersenyum sambil memeluk ku, lalu mengacak-acak rambutku seperti dulu"

"Emangnya gue peduli?" Alvaro menatap nya datar. Lalu ia mendekat ke arah telinga Kiara.

"Pembunuh kayak Lo nggak pantes dapetin itu"

"STOP BILANG ITU BANG!"

"TAPI ITU KENYATAAN NYA! LO UDAH BUAT MAMA SAMA PAPA MENINGGAL!!"

"ENGGAK! Aku juga korban!" teriak Kiara dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Alvaro menatap nya dengan raut wajah datar. Kemudian ia bersedekap dada.

"Kalo Lo korban, terus kenapa Lo masih hidup? Kenapa Lo nggak mati?? Kenapa??!" tanya Alvaro dengan mata yang kini mulai memerah.

Deg

Kiara terdiam, ia memandang Alvaro tidak percaya. Jadi? Dia juga menginginkan nya mati?

"Heh, Nggak bisa jawab kan?" Alvaro tersenyum miring.

"Jadi.. Abang juga mau aku mati?" tanya Kiara dengan tatapan kosong.

"GUE PENGEN LO MENDERITA! Karna apa? Karna Lo udah bunuh mama sama papa!"

"Lo juga udah ngerenggut kasih sayang mama buat gue, dan Lo juga udah ngerenggut kebahagiaan gue. Dan dengan mudahnya, Lo juga ngerenggut NYAWA MEREKA BERDUA, KIARA!!" teriak Alvaro dan tanpa ia sadari bahwa air matanya ikut tumpah dengan amarahnya.

Kiara dengan cepat menggeleng dan menatap Alvaro.

"Aku juga hancur saat kejadian itu Bang" Kiara menatap Alvaro sambil menangis.

"Abang bahkan nggak tau seberapa hancur nya aku!Abang nggak tau kan gimana rasanya DI BUANG DI JALANAN OLEH KAKEKNYA SENDIRI!!"

Alvaro terdiam, Kiara dibuang oleh Opa? Tapi, Opa bilang bahwa Kiara memilih pergi dari pada tinggal bersama mereka. Karna memang Kiara lah yang telah membunuh kedua orang tuanya.

"Abang juga nggak tau, gimana rasanya DI TUDUH DAN DI HINA SEBAGAI PEMBUNUH, padahal itu semua nggak benar Bang!" Kiara kini mengusap air matanya dengan kasar. Ia menatap Alvaro dengan tatapan kecewa.

"Maaf" lirihnya.

"Maaf karna Kiara udah merenggut semuanya dari Abang. Maaf karna Kiara, Abang jadi kehilangan mama sama papa. Kiara minta maaf. Tapi asal Abang tau, Kiara bukan pembunuh. Terserah Abang mau percaya atau enggak. Tapi mulai detik ini, Kiara nyerah"

Entah kenapa hati Alvaro seperti terhimpit batu besar saat mendengar nya.

"Kiara nyerah untuk mendapatkan kasih sayang seorang kakak. Kiara kubur harapan Kiara untuk bisa dipeluk oleh Abang. Kiara juga hapus keinginan Kiara untuk bisa dipanggil Adek sama Abang!"

"Maaf karena selama ini Kiara selalu ganggu Abang. Kiara cuma pengen dapet perhatian dari Abang, itu aja udah lebih dari cukup buat Kiara"  Kiara mengeluarkan semua yang mengganjal di hatinya, lalu ia pergi meninggalkan Alvaro yang masih mematung ditempatnya.

Mata Alvaro perlahan memanas, ia menatap kepergian Kiara dengan rasa sesal di hatinya. Kenapa? Kenapa ia begitu bodoh hingga tidak bisa melihat luka adiknya?

Adek? batin Alvaro, air matanya pun perlahan turun dari matanya. Satu kata yang mudah di ucapkan, namun tidak pernah keluar dari mulut nya.

🍬🍬🍬

Lita baru saja kembali dari toilet tadi, tapi ia bingung kemana sahabatnya? Kenapa kamera nya juga tidak ada?

Ting

Suara notif di hp nya tiba-tiba muncul.

Kia bestieeee

Maaf Lita, aku pulang duluan
Kamera kamu aku taro di mobil.

"Lah? Kok tiba-tiba yah?" bingung Lita.

"Yaudah deh, mungkin dia ada urusan mendadak" kemudian ia menatap cuaca yang tiba-tiba mendung

"Kayaknya mau hujan, mending gue pulang aja deh"

🍬🍬🍬

"ARGGHHH" teriak Alvaro.

"Apa segitu bodohnya gue, sampe gue seolah buta saat melihat Adik gue menderita??"

"Lo bodoh Al, LO BODOH" teriak Alvaro memaki dirinya sendiri.

"Lo emang bodoh Kak"

Alvaro menoleh ke arah suara itu, ia menyerngit. Lita? Dia sahabat nya Kiara kan?

"Lo-"

"Gue tau semuanya Kak" potong Lita.

"Sorry kalo gue ikut campur, tapi itu semua memang kenyataan" lanjut nya.

"Lo emang bodoh sebagai seorang kakak. Bahkan gue rasa Lo nggak pantes di panggil Abang oleh Adek lo"
Setelah mengatakan itu, Lita beranjak pergi dari sana.

Awalnya ia ingin segera pulang, namun Lita heran saat melihat Abang dari sahabat nya itu teriak-teriak tidak jelas di dekat pantai. Lita berfikir, mungkin dia sudah sadar akan perbuatannya atau kepalanya abis ke bentur tiang listrik?

Alvaro menjatuhkan lutut nya di pasir pantai itu, ia menunduk membiarkan rintikan air hujan yang perlahan turun membasahi nya.

Maaf  batinnya.

_______________

SPOILER Part-11🥀

DOR..

Suara tembakan itu begitu nyaring di telinganya hingga menghentikan larian gadis kecil itu. Saat ia menoleh kebelakang, Darah adalah pemandangan pertama yang ia lihat.

"AAARGGGHHHH" Kiara berteriak sambil berjongkok menutup kedua telinganya.

________________













Vote dulu, baru up👇🏻

KIARA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang