Bricia 1🔮

42.2K 2.6K 90
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

⊱﹏﹏﹏﹏﹏


Manik tajam dengan bola mata coklat keemasan seorang pria tampak menatap dingin dan penuh aura negatif pada sosok perempuan yang terbaring lemah tak bertenaga diatas tumpukan kayu.

Manik sayu itu menyimpan banyak pedih serta penderitaan dari apa yang dialaminya dari pria yang berstatus sebagai Tunangannya tersebut, dia adalah Romero.

Atau bernama lengkap Romero Demetrio Moret, putra tunggal keluarga Moret yang memiliki kekayaan dan kekuasaan besar disegala bidang, Romero memiliki wajah tampan khas pria barat dengan alis tebal dan bibir seksinya.

Apalagi tubuh atletis miliknya mampu memikat mata wanita manapun tak terkecuali Bricia Izora Antarexa, gadis yang beberapa tahun lalu diambil keluarga pria itu dari panti asuhan untuk menjadi tunangan serta teman hidup bagi putranya.

Romero yang Bricia kenal begitu baik serta bersikap layaknya seseorang yang sangat mencintai gadis itu nyatanya hanya topeng belaka, dan yang lebih membuat air mata Bricia lolos dari sudut matanya adalah saat menyadari fakta jika selama ini Romero hanya mencintai sahabat dekatnya yaitu Aira.

Namun semua topeng apik yang selalu diperlihatkan olehnya pudar seketika, itu karena Romero menyangka jika Bricia telah meracuni Aira dengan air minum miliknya saat selesai olahraga disekolah.

Padahal orang yang menyuruhnya memberikan minuman itu pada Aira adalah Renata, tapi tetap saja Romero yang sudah dibutakan oleh cinta tetap menyalahkan Bricia.

Akhirnya Bricia harus disekap selama berhari-hari dan mendapatkan luka maupun pelecehan dari bawahan yang disuruh pria gila itu, saat ini juga Bricia sadar jika pria didepannya adalah Monster berdarah dingin yang membuat perasaannya berlabuh terlalu lama.

"Siram tubuhnya," suara berat tersebut membuat ketiga bawahannya mendekat sembari membawa sebuah bengsin untuk disiramkan ke tubuh pasrah Bricia. "Apa sekarang kau masih ingin mengelak? Nona Bricia?"

Pertanyaan bernada sinisnya membuat manik Bricia bergulir ke sudut untuk menatap pria yang tengah bersedekap dada dikursi duduknya, hidung Bricia menghirup bau bengsin yang mulai menyentuh seluruh tubuhnya.

Gadis itu tersenyum tipis melalui bibir pucat miliknya.
"Bukan ... Aku."

Jawabannya membuat emosi Romero memuncak hingga pria itu menendang meja didepannya hingga terlempar jauh.
"Kau benar-benar menguji kesabaranku Bricia! Kau harus mendapatkan hukuman setimpal karena telah membuat gadisku dalam bahaya! Dan mati adalah puncak terakhir dari hukuman mu."

Amukannya berhasil membuat bawahannya menahan gemetar takut, sementara Bricia masih setia mempertahankan senyumannya yang berubah sendu.

"Apa kamu benar-benar mencintai Aira?" pertanyaan konyolnya mendapat senyuman smirk dari Romero.

"Tentu saja, itu semua karena kebodohanmu. Mulai sekarang sadarlah Bricia, tidak ada yang spesial darimu kecuali fakta jika kau hanya anak haram yang dipungut keluargaku. Dan dengan tidak tau dirinya kau ingin menjadi tunangan ku? Ck, mimpimu terlalu tinggi Nona Bricia," jawabnya bersikap seolah tengah bersedih karena harapan Bricia yang pudar. "Harusnya kau berterimakasih padaku, Bayangkan saja jika keluarga ku tidak memungutmu? Mungkin kau akan menjadi gelandangan atau bahkan ... Seorang jalang?"

Tatapan Bricia tetap terlihat dingin dan sayu tanpa emosi, gadis itu mengerjap satu kali lalu bergumam serak.
"Terimakasih ... Walaupun kamu hanya memanfaatkan ku saja, kurasa itu sudah cukup untuk membayar semua kebaikan kalian. Kuharap Aira segera menyadari perasaanmu Romero."

Bricia's world (On going) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora