06

11.3K 764 10
                                    


Jeno menatap punggung Mark yang menjauh, pria tampan itu menghela nafas setelahnya. Ini sudah hari ketiga, artinya Mark akan pulang entah kembali ke Canada atau ke rumah nya yang tak jauh dari daerah rumah milik Jeno.

Dalam tiga hari ini Mark benar-benar membuatnya tak habis pikir, pria tampan itu melakukan berbagai cara agar Jaemin mau membantu nya. Jeno pernah menegur nya dan mengatakan untuk melakukan sendiri atau meminta bantuan maid tapi Mark justru tertawa mendengarnya.

Pria itu mengatakan jika Jeno cemburu, cemburu dengan kedekatannya dengan Jaemin.

"Kau itu menyukai Jaemin, Jeno." Ucap Mark kala itu sebelum pergi meninggalkan ruangan kerjanya.

Hingga hari ini perkataan Mark membuat Jeno berpikir, apa yang di katakan Mark itu benar? Ia menyukai Jaemin? Pemuda yang dulu ia tolak untuk menikah dengannya? hhh memikirkannya saja membuat Jeno pusing sendiri.

Hari-hari selanjutnya Jeno benar-benar memperhatikan apa saja yang Jaemin lakukan, ia juga sedang mencari jawaban atas apa yang Mark katakan. Memastikan apakah ia menyukai Jaemin atau tidak.

Jika di tanya apa yang ia rasakan saat ada Jaemin, maka jawabannya adalah nyaman, tenang, juga sedikit gugup untung saja ia selalu mengandalkan wajah datarnya itu di hadapan Jaemin.

Perlakuan Jaemin sejak awal membuat Jeno merasa di cintai, pemuda itu benar-benar tulus padanya. Tak pernah marah, selalu berkata lembut padanya juga sabar.

Meski ia tak tau apa Jaemin menyukai dirinya atau tidak.

...

Setelah meminta ijin pada Jeno, Jaemin pergi menemui Haechan untuk membicarakan sesuatu juga bertanya pada pemuda manis itu.

Mereka memesan makanan juga minuman, lalu berbincang.

"Kau itu menyukai Jeno, Jaemin! Aku yakin itu." Ucap Haechan saat mendengar cerita Jaemin mengenai Jeno juga perasaan aneh yang membuat Jaemin sering bertanya-tanya.

"begitu?" Haechan mengangguk.

"Jeno itu tampan, kaya, tak heran jika kau menyukainya." Jaemin menggeleng mendengar ucapan Haechan.

"Kau ini!" Haechan tertawa

"Lalu rencana mu yang akan pergi setelah kontrak berakhir itu bagaimana?" Tanya Haechan, memandang Jaemin yang tadinya tersenyum kini terdiam.

"Maaf, maksudku—" Jaemin tersenyum, "tak apa."

"Aku rasa jika aku memiliki perasaan pada Jeno, Jeno tidak mungkin memiliki perasaan yang sama seperti ku." Ucap Jaemin, menatap Haechan lagi. Haechan diam dengan perasaan tak enak.

"Soal rencana itu, aku akan pergi ke panti terlebih dahulu lalu kita akan pergi dari kota ini dan mulai kehidupan baru." Lanjut Jaemin, menatap keluar jendela cafe.

"Haechan, kau tak apa jika pergi dan tinggal bersama ku di kota lain?" Tanya Jaemin.

"Tak apa, aku senang bersama mu." Jawab Haechan. Jaemin tersenyum mendengarnya.

"Jika perlu bantuan atau apapun itu, beritahu aku. Aku akan membantumu sebisa ku, Jaemin. Jika kau perlu teman untuk bercerita pun, aku akan mendengarkan nya."

"Terima kasih, Haechan. Jika kau perlu bantuan ku atau teman untuk bercerita kau bisa datang kepadaku, aku akan ada untukmu."

Haechan tersenyum, ia beranjak sebelum memeluk Jaemin yang duduk. Jaemin membalas pelukan Haechan dengan memeluk pinggang pemuda manis itu.

365 days | nomin [✓]Where stories live. Discover now