12

11.7K 752 10
                                    

Dalam perjalanan Jeno diam menatap kotak berwarna merah yang ia genggam, pria tampan itu tak tahu alasan Jaemin pergi apa karena sebelum berangkat mereka masih baik-baik saja.

Perasaannya kalut, Jeno takut saat bibi Han mengatakan jika Jaemin pergi dengan membawa berapa koper sejak kemarin.

Saat sampai Jeno berjalan cepat masuk ke dalam, memanggil bibi Han yang dengan cepat menghampirinya.

"Kemana Jaemin pergi?" Tanya Jeno.

"Saya tak tahu, tuan. Tuan Jaemin hanya berpamitan dan memberikan surat ini untuk tuan." Jawab bibi Han, memberikan surat yang Jaemin titipkan.

Jeno mengambilnya, pria itu membuka dan membacanya dalam diam.

Jeno, jika kau membaca surat ini maka aku sudah pergi. Jeno, kontrak pernikahan kita sudah habis dan ini waktunya aku pergi. Kita bisa memulai hidup baru, kau bisa bahagia bersama orang pilihan mu aku pun begitu. Setelah ini kau bisa bebas, kau bisa menikah dengan orang yang kau cinta tanpa aku sebagai penghalang. Kau tak perlu khawatir, aku tak akan muncul di hadapan mu selain pertemuan kita di pengadilan untuk bercerai. Untuk surat perceraian pun biar aku yang urus, tak lama surat itu akan datang padamu. Jeno, aku ingin meminta maaf karena lancang mencintaimu padahal sudah jelas dalam kontrak itu tak boleh jatuh cinta tapi kau tak perlu khawatir karena aku akan berusaha untuk menghapus rasa ini. Jeno, semoga kau bahagia bersama dengan pilihanmu, kau bisa melepas rindu pada Yera tanpa aku sebagai pengganggu.

—Jaemin.

Jeno meremas surat itu dan membuangnya, pria tampan itu mengacak surai nya. Setelahnya pria itu berlalu menuju luar rumah dan menelpon Eric untuk membantunya mencari keberadaan Jaemin.

Bibi Han yang melihat itu mengambil surat tanpa ia lihat untuk ia taruh di ruang kerja Jeno, bibi Han hanya tersenyum tipis melihatnya.

Wanita itu sudah bertahun-tahun bekerja bersama keluarga Lee, ia tahu betul seperti apa majikannya itu. Bibi Han tau jika Jeno mencintai Jaemin dari tatapan pria itu, berbeda saat pria itu bersama mantan kekasihnya dulu.

...

"Lapar?" Tanya Jaemin pada Haechan, keduanya sedang merapihkan pakaian mereka.

"Banget, na." Jawab Haechan, menghentikan acara merapihkan pakaian.

"Aku masak, kau bisa lanjutkan merapihkan pakaian. Jika selesai bantu aku." Haechan mengangguk, pemuda itu kembali merapihkan pakaian sementara Jaemin beranjak menuju dapur untuk masak.

Pemuda itu membuka kulkas, yang sudah terisi dengan beberapa bahan makanan. Mereka sudah membeli bahan makanan dan merapihkan nya.

Jaemin diam cukup lama, bingung mau memasak apa. Namun setelahnya ia mengangguk dan mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk makanan yang akan ia buat.

Sibuk berkutat dengan dapur sampai tak sadar jika Haechan sudah selesai dan berdiri di sampingnya.

"Aku bantu apa?" Tanya Haechan.

"Potong sayuran, Chan." Haechan mengangguk.

Keduanya sama-sama sibuk hingga makanan yang mereka buat selesai, mereka duduk rapih dan langsung makan setelah selesai merapihkan meja dan mencuci piring.

"Jeno pulang besok?" Jaemin mengangguk.

"Bagaimana saat dia tahu kau tak ada di rumah?"

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang