13

11.4K 684 12
                                    


Pagi tiba, Jaemin dan Haechan sibuk membuatkan sarapan sementara Jeno dan Mark masih tertidur di kamar masing-masing. Maksud ku, kamar Jaemin dan Haechan.

Ya, malam saat ingin tidur terjadi perdebatan antara Haechan dan Jeno. Mengapa? Itu dikarenakan Haechan yang tak ingin satu kamar dengan Mark, Haechan ingin ia dan Jaemin tidur di kamar yang sama namun Jeno jelas saja menolak.

Pria tampan itu ingin tidur dengan Jaemin, rindu katanya. Dan jadilah perdebatan panjang dan berakhir Jeno dengan Jaemin, Mark dengan Haechan.

Selain Mark pria asing, pemuda berpipi chubby itu masih kesal dengan apa yang Mark lakukan tadi.

Di rumah mereka hanya ada dua kamar, kamar Haechan dan Jaemin. Tak ada kamar lain, mau tak mau Haechan pun setuju meski takut.

"Aku bangunkan Jeno dan kak Mark dulu." Ucap Jaemin, pemuda manis itu berjalan menuju kamarnya.

Disana, ada Jeno yang masih terlelap.

"Jeno." Panggil Jaemin, duduk di ujung ranjang dan mengusap surai Jeno lembut.

Bukan bangun, pria itu menyamakan tubuhnya. Memeluk perut Jaemin dan menenggelamkannya disana, Jaemin tersenyum kecil.

"Jeno bangun, ayo sarapan."

"Lima menit lagi."

"Tidak ada lima menit, ayo bangun. Sarapan sudah siap." Jeno menggeleng membuat Jaemin terkekeh geli.

"Jeno cepat, Nana harus membangunkan kak Mark." Jeno mendongak cepat.

"Tidak boleh!" Jaemin menatap Jeno bingung.

"Kenapa?"

"Mark sudah besar, biarkan dia bangun sendiri."

Cemburu? Itu yang ada dalam pikiran Jaemin.

"Jeno juga sudah besar, harus nya bangun sendiri."

"Tidak sama, karena kau adalah suami ku sementara Mark bukan." Jaemin terkekeh.

"Ayo bangun, kalau Jeno bangun Nana tak akan membangunkan kak Mark."

"Benar?" Jaemin mengangguk.

"Kau tunggu disini, jangan ke kamar sebelah untuk membangunkan kak Mark."

"Iya, ayo bangun."

Jeno beranjak, sebelum ke kamar mandi Jeno menyempatkan untuk mengecup pipi Jaemin. Jaemin hanya menghela nafas pelan dan merapihkan tempat tidur sambil menunggu Jeno.

Tak lama Jeno keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar, pemuda itu menghampiri Jaemin yang duduk di ranjang.

"Ayo sarapan." Jaemin beranjak, keduanya berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada Mark dan Haechan.

"Lama sekali, aku sudah lapar." Ucap Haechan.

"Maaf, sekarang kau sudah bisa makan." Haechan mengangguk.

Jaemin mengambilkan nasi goreng yang sudah ia buat, menaruh pada piringnya juga piring Jeno. Setelahnya Haechan, saat Haechan hendak memakan nasi goreng suara Mark terdengar.

"Tolong ambilkan untukku."

Jaemin hendak mengambilkan untuk Mark tapi Jeno menahannya, pria itu malah menyuruh Haechan.

Haechan yang lapar pun langsung melakukannya tanpa berbicara apapun, sungguh perutnya sudah lapar tapi ada saja yang menganggu.

"Terima kasih." Haechan mengangguk.


...


Jaemin memutuskan untuk tinggal beberapa hari di desa ini, begitu dengan Jeno, Mark dan Haechan.

365 days | nomin [✓]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin