19

8.6K 476 4
                                    


Satu tahun berlalu begitu cepat, setelah insiden itu beberapa kali kedua pasang suami itu memiliki masalah namun keduanya mampu menyelesaikan masalah dengan baik.

"Jeno!"

Jeno menghela nafas pelan, pria tampan itu tersenyum tipis kearah Jaemin yang kini berjalan kearahnya.

"Ada apa, sayang?" Tanya Jeno.

"Kenapa lama sekali? Nana sudah lapar!" Marahnya, pria manis itu menatap Jeno dengan wajah lucu.

"Maaf, ini sudah selesai. Ayo makan." Ajak Jeno, mengusap lembut surai Jaemin sebelum menarik pelan tangan pria itu untuk duduk.

"Waaaah!" Mata cantik itu berbinar, Jeno tersenyum melihatnya.

"Nana mau ayam goreng Jeno!" Jeno mengangguk pelan, mengambilkan nasi serta ayam dan sayuran yang pria itu buat dengan bantuan bibi Han.

"Bibi Han." Panggil Jaemin, wanita paruh baya itu lantas mendekat.

"Ya, tuan?"

"Ada susu kental manis yang coklat tidak?" Tanya Jaemin, bibi Han mengangguk. Wanita itu pamit untuk mengambil susu yang Jaemin inginkan lalu memberikannya.

"Terima kasih."

"Sama-sama, tuan."

Jeno hanya diam menatap apa yang Jaemin lakukan hingga mata sipit pria itu membulat.

"Nana?" Jaemin menoleh, masih dengan memegang susu kental manis yang ia tuangkan pada nasi dan ayam nya.

"Ya?"

"Kau salah sayang, seharusnya pakai kecap. Mau ya, Jeno ambilkan kecap sebentar." Jeno hendak beranjak namun Jaemin mengatakan untuk diam saja.

"Nana mau pakai susu, tidak mau kecap! Aneh, masa nasi sama ayam pakai kecap. Harusnya kan susu kental manis yang rasa coklat, enak!" Ucap Jaemin, Jeno diam tak percaya.

Itu terbalik, Jaemin!

Jeno hanya mengangguk setelahnya, membiarkan pria manis itu memakan makanannya dengan lahap. Jaemin menghentikan acara makannya saat sadar jika Jeno tak makan, pria itu malah menatap kearahnya.

"Jeno mau?" Tawar Jaemin dengan memiringkan kepalanya, menatap Jeno yang masih diam.

"Untuk mu saja, sayang." Jaemin mengangguk, kembali melanjutkan acara makannya.

"Jeno juga makan."

"Iya, ini Jeno makan."

Aneh, namun Jeno menyadari sesuatu.

Semoga saja.

...

"Bagus ini atau ini?" Tanya Jaemin.

"Sayang, anak Mark itu laki-laki." Jawab Jeno saat baju yang Jaemin pilihkan berwarna pink dengan salah satunya adalah rok.

"Lalu? Apa laki-laki tidak boleh memakai pakaian berwarna pink? Kalau iya, Nana juga sering memakai pakaian berwarna pink." Lirih Jaemin, menunduk lesu membuat Jeno menghela nafas pelan.

"Bukan begitu sayang." Jaemin masih diam.

"Ya sudah, kau boleh membeli warna apapun untuk keponakan kita." Jaemin mendongak.

"Benar?" Jeno mengangguk.

"Nana juga mau!"

"Mau apa, sayang?"

365 days | nomin [✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن