Bab 7

424 141 2
                                    

"Manusia punya rencana, tetapi Allah yang menentukan kehendak-Nya."

(Sheikha Alisha binti Abdul Aziz Al Hafidz)

♡♡♡

"Cinta sebelum halal adalah do'a, cintaku untuk beliau juga do'a, supaya Allah menempatkan beliau di sisi terbaik-Nya."

(Sheikha Aljalila binti Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡




   Istana Mutiara Al Hafidz
Jeddah, KSA.

   Seorang wanita paruh baya memetik bunga-bunga mawar yang sudah bermekaran, seorang pelayan berdiri di belakang memegang sebuah keranjang untuk menampung bunga yang ia petik.

   Wanita paruh baya masih sangat cantik diusianya sekarang, berpakaian putih dengan motif bunga-bunga pula. Dengan anggun ia memetik bunga mawar langsung dengan tangan.

   Tiba-tiba ia salah memetik, yang harusnya dipetik hanya bunga saja malah langsung dengan tangkainya.
"Ya Allah." Ia mengangkat bunga mawar dengan tangkai di depan wajahnya.

   Terdengar kekehan suara lembut darinya, juga diikuti dengan kekehan dari pelayan yang berdiri di belakangnya.

   "Lihatlah Maura, saya malah memetik seperti Ahmad." Sheikha Rania berbalik kebelakang, memperlihatkan bunga itu kepada pelayan pribadinya.

   "Na'am, Sheikha," balas Maura terkekeh.

   Senyuman di wajah Sheikha Rania luntur, wajahnya kini berubah sendu mengingat putra sulungnya. Mata coklatnya mulai menitikkan air mata. "Ahmad..."

   "Mama. Ahmad, bantu petik mawarnya, ya?" kata Sheikha Ahmad kecil dengan menyengir.

   "Silakan, Nak. Tapi, ingat. Petiknya cuman bunga, jangan dengan tangkainya." Sheikha Rania menampakkan mawar yang sudah ia petik kepada Putranya.

   "Na'am, Ma." Sheikh Ahmad menganggukkan kepala dengan senyuman menatap sang Ibu.

   Beberapa mawar yang dipetik oleh Sheikh Ahmad kecil masih benar. Tapi, tiba-tiba muncul sebuah ide dipikirin Ahmad, ia langsung memetik mawar dengan tangkai.

   "Mama." Ahmad berdiri di depan sang Ibu yang masih sibuk memetik bunga.

   "Hmm," jawab Sheikha Rania tanpa melihat kearah Putranya.

   "Lihat sini Ma, Ahmad punya hadiah." Sheikh Ahmad tersenyum manis menatap sang Ibu.

   "Ma?" Sheikha Rania tersenyum menatap wajah sang Putra.

   "Mawar merah untuk Mamanya Ahmad yang paling cantik sedunia." Sheikh Ahmad langsung mengeluarkan mawar merah dengan tangkai, kehadapan Sheikha Rania yang wajahnya sangat terkejut.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz Where stories live. Discover now