Bab 23

211 41 0
                                    

"Jika aku nanti di akhirat masuk surga, akan mempunyai istri-istri banyak dari kalangan para bidadari. Maka, aku akan menolak mereka, sebab hanya kamu Aisha satu-satunya yang ingin kujadikan Istri dunia dan akhiratku."

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡




Satu bulan kemudian...

   Masjid Istana Mutiara Al Hafidz
Jeddah, KSA.

   "Bismillaahirrahmaanirrahiim... Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Aisha alal mahri milyar riyal sa'udi hallan." Ibrahim menjabat tangan Sheikh Ahmad dengan wajah serius.

   Sheikh Ahmad menghela napas menatap balik Ibrahim. "Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."

   Rasanya begitu lega yang dirasakan oleh Sheikh Ahmad, begitu mampu menjawab ijab tanpa kesalahan.
Wajah Sheikh Ahmad terlihat begitu bahagia, perempuan yang ia cintai kini telah menjadi Istrinya.

   "Abanna, menyingkir!" suruh Sheikh Alkahfi dengan suara yang bergetar.

   Semua pandangan keluarga laki-laki Al Hafidz, menatap wajah Sheikh Alkahfi yang pucat.

   Sheikh Ahmad langsung berdiri dari tempat ia tadi duduk mengucap ijab, posisi tepat di bagian tengah Masjid tempat Imam Salat.

   Tempat duduk dari Sheikh Ahmad digantikan oleh Sheikh Alkahfi, di depannya sudah duduk sang Paman yaitu Sheikh Majid yang tersenyum kepadanya.

   Sheikh Majid bin Abdul Malik Al Hafidz tersenyum, ketika menjabat tangan keponakannya yang begitu dingin. "Bismillaahirrahmaanirrahiim...  Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Wardah alal mahri 'aeshratu malayin riyal sa'udi hallan."

   "Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq," jawab Sheikh Alkahfi dalam sekali tarikan napas.

   Hari ini merupakan hari bersejarah di Istana Mutiara, bagi dua Putra dari Sheikh Abdul Azis bin Abdul Rahman Al Hafidz.

   Yaitu akad nikah dari Putra Mahkota Al Hafidz, Sheikh Ahmad dan wakil Putra Mahkota Al Hafidz, Sheikh Alkahfi Al Hafidz.

   Masjid Putih dalam lingkungan Istana Mutiara, menjadi saksi ucapan janji dari dua Sheikh Al Hafidz kepada Ayah dari gadis yang masing-masing keduanya cintai.

   Sheikha Ahmad juga Sheikh Alkahfi sama-sama memakai pakaian gamis putih khas Saudi, lengkap dengan sorban putih, igal hitam dan, jubah kebesar berwarna putih pula.

   Setelah selesai prosesi ijab kabul, semua anggota laki-laki Al Hafidz keluar dari Masjid. Semuanya memasuki aula Istana Mutiara yang luas, memang diperuntukkan untuk acara pesta.

   Ruangan aula Istana Mutiara yang laki-laki dan perempuan terpisah, kedua aula yang berbeda tersebuh memiliki luas yang sama, mampu menampung ribuan keluarga Al Hafidz juga para tamu yang lumanyan ramai.

   "Mabruk-mabruk ya Sheikh Ahmad wa Sheikh Alkahfi!"

   "Mabruk 'alaih ya wali al'ahdi wa naib wali al'ahdi Al Hafidz!"

   Begitulah ucapan sorak-sorai yang terdengar, begitu Sheikh Ahmad juga Sheikh Alkahfi memasuki gedung aula Istana Mutiara, senyuman kebahagiaan tidak lepas dari wajah kedua Abang dan Adik tersebut.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz Where stories live. Discover now