12. Perjodohan

765 11 0
                                    

Jam 08.00 malam

"Ara, bunda mau bicara" panggil seseorang yang dipanggil 'bunda', jika kalian pikir orang ini adalah ibu dari Zahra maka kalian salah besar!

karena nyatanya ibu Zahra ada di RSJ, dan orang ini adalah tantenya yang dari semarang dan lebih tepatnya adalah ibu dari seorang Abdita.

back to topic.

Zahra pun duduk di sofa tepat didepan bundanya.

"kenapa bundanya Zahra yang cantik" tanya Zajra mencium pipi dari bundanya mmebuat abdi yang sedang tiduran di paha bundanya merengut tak suka.

"apaan main cium cium, bunda gue itu" sewot abdi tak terima, saking kesalnya ia mengubah logatnya menjadi seperti semula, bahkan tak sadar ada bundanya disana.

"heh! mulutnya ga boleh gitu" bunda menyentil bibir tebal abdi dengan pelan membuat abdi menggerutu sebal karena malah disalahkan bukannya dibela.

"wleee, kasian mas ga dibelain sama bunda" Zahra menjulurkan lidahnya meledek abdi yang matanya memerah.

BRAK!!

Abdi langsung saja meneluk tubuh Zahra dari samping dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zahra.

"jahat!!" ujar Abdi, membuat Zahra terkekeh pelan, ia memgamgkat wajah abdi agar menatapnya, Zahra mencubit pelan hidung Abdi hingga agak memerah.

"tuh kan jahat ih!!" Abdi kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zahra, ia memejamkan matanya menikmati elusan tangan Zahra di rambutnya.

"udah udah! bunda mau ngomong serius sama kamu ara" Bunda kembali memulai pembicaraan.

"hah? jangan dong!! masa Zahra nikah sama bunda" dengan polosnya Zahra menjawab membuat Bunda menghela napas lelah, bicaar sama orang polos menguras

"bukan itu Zahra!!, gini maksudnya bunda mau ngomomgin tentang hal yang lenting" jelas bunda sedangkan Zahra hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"tapi Zahra bukan orang penting" Zahra tersenyum lebar sedangkan bunda menatapnya datar.

"argh!!! gini aja!! kamu dengerin apa yang mau bunda omongin" Zahra hanya memganggukkan kepalanya.

"darimana kamu kenal Bodyguard Zion"

ekspresi Zahra yang awalnya tersenyum menjadi datar, ekspresi yang hanpir semua orang tak pernah melihatnya.

"heheee" Zahra hanya terkekeh, tapi matanya bergerak ke Kanan dan kiri. bunda yang paham dengan kode Zahra pun menghelas napas dan memgangguk.

"ngantuk" gumaman yang terdengar seperti rengekan itu menyapu indra pendengaran Zahra, hanya Zahra karena gumaman itu sangatlah pelan.

Karena merasa terabaikan, dengan jahilnya abdi menjilati leher Zahra membuat sang emlu mendengus sebal lalu menjauhkan menjauhkan wajah Abdi dari lehernya.

"hushh jauh jauh sana, kalo ngantuk ya tidur lah. kenapa malah bilang Zahra?!" usir Zahra dengan kesal membuat mata abdi memerah.

"kalo ngantuk tidur sana, itu mata kamu udah merah" ujar bunda dengan lembut namun abdi salah mengira maksud dari kedua wanita tersebut.

Abdi pergi ke kamarnya dengan kesal, ia menghentak hentakkan kakinya.

"udah biarin aja, sekarang jawab pertanyaan bunda" ujar bunda mulai serius, Zahra menghela napas. sehebat apapun ia menyembunyikan sesuatu pasti bundanya akan mengetahuinya.

"jangan pura pura tidak tahu, bahkan bunda tau rahasia Zahra kan?" tanya Zahra dengan senyum smirk

"jaga baik baik Zion, musuhmu banyak" bunda menepuk pundak Zahra selama dua kali, Zahra tersenyum.

LEENFA (secret badgirl)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt