Bab 15

6.6K 305 17
                                    

Bahagia?  Itu yang dirasakan Sadewa saat ini melihat gadis cantik dalam dekapan nya membuat jantungnya seolah ingin meloncat keluar.

Matanya menelisik pemandangan indah dihadapanya tersenyum lalu mengeratkan pelukan nya.

"Eungh... Dewa.. " Panggilan itu berasal dari Cyara.

Sadewa menunduk guna menatap wajah gadis itu seolah bertanya.

"Lepas". Bukanya melepaskan Sadewa malah semakin mengeratkan pelukan nya Cyara hanya diam kali ini tidak ada penolakan yang dilakukannya malah dia mengalungkan tangannya dileher pria itu dan mengelus rambut hitam lebat itu dengan sayang.

" Lo ga pulang? " Tanya Cyara

"Tidak.. Saya ingin bersamamu disini" Ucapan itu membuat Cyara terdiam sesaat

"Gila.. " Gumam nya.

"Gue mau kekamar mandi bentar". Sadewa melepaskannya menatap gadis itu yang berjalan kearah kamar mandi dengan muka bantal nya membuat Sadewa terkekeh gemas dengan kilatan penuh obsesi di mata nya.

" Cyara.. Cyara.. Milikku" Nada itu seolah tak bisa dibantahkan.

Cara keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar bercermin sejenak lalu kembali menghampiri Sadewa.

"Lo pulang gih ini udah larut malam" Ucap Cyara menyuruh pria yang masih terbaring telentang itu untuk pulang kerumahnya(ke asalnya wkwks)

Sadewa menatapnya dengan alis berkerut
"Kamu sudah meninggalkan bajingan itu? " Pertanyaan itu meluncur dengan lancar dari bibir sexy pria itu yang selalu membuat nya kehabisan nafas.

"Bukan urusan lo!  Pulang sana" Usirnya lagi.

Sadewa berdiri mendekat mengusak rambut gadis itu lalu " Datanglah padaku jika dia menyakiti mu sayang" Ucapan itu membuat Cyara terdiam membatu setelah pria itu pergi.

Cyara berjalan kebawah untuk makan malam karena perutnya sudah lapar sedari tadi.

                                     ...

"Hah... Ah... " Pria itu terjatuh disamping gadis dibawah nya mereka baru saja melakukan kegiatan yang begitu panas.

"Makasih sayang" Ucap pria itu setelah mengecup kening wanita disampingnya.

Wanita itu tersenyum"anything for you babee" Gadis itu memejamkan matanya karena begitu lelah namun ia tak benar-benar tidur.

"Bagaimana dengan kekasihmu itu sayang aku tidak mau menjalani hubungan gelap ini terus terusan" Ucap sang wanita membuka matanya.

Pria itu menatap gadis dihadapanya dengan tersenyum tipis entah apa yang dipikirkan kan nya.

"Sabar sayang, sebentar lagi " Ucapan itu sudah lebih dari cukup untuk menenangkan perasaan wanita didekapanya.

Wanita itu mengeratkan pelukanya lalu kembali terlelap karena begitu lelah sehabis melakukan kegiatan mereka tadi.

Setelah beberapa menit pria itu melepaskan pelukanya turun dari ranjang dan memungut pakaianya yang berserakan dan kembali memakainya.

Setelah keluar dari kamar mandi pria itu bergegas keluar dari unit apartemen itu dan turun ke basement karena terburu buru pria itu tak sengaja menabrak seorang pria

"Eh sorr...revan lo dari apartemen siapa setau gue lo ga tinggal di apartemen" Heran pria yang ditabrak tadi.

"Gue dari apartemen temen gue, Lo sendiri ngapain disini? " Tanya revan memperbaiki dasinya.

"Oh lo lupa gue tinggal di apartemen cuman kadang ke rumah mommy" Jelas pria yang ditabrak tadi dengan lugas.

"Begitu.. Yaudah gue pergi ya" Revan pergi dari sana memasuki sebuah mobil berwarna putih pergerakanya masih terus diperhatikan oleh pria yang fi tabrak nya tadi membuatnya kikuk dan cepat cepat pergi dari sana.

"Aneh... " Gumam pria tadi masuk kedalam lift menuju lantai tujuan nya.

Saat sampai di Unit apartemenya dia melirik ke unit dihadapan nya lalu masuk ke dalam apartemen nya.

                                     ....

Beberapa hari ini revan sangat sibuk membuat Cyara heran itu katanya.

Hari ini mereka akan dinner bersama malam ini juga Cyara akan bertanya tentang gadis yang dilihatnya di mall saat itu.

"Ayo.. Masuk" Ujar Diandra menyuruh Cyara masuk ke dalam mobil.

Cyara tanpa banyak bicara masuk kedalam mobil setelahnya mereka pergi ke sebuah restoran yang tak jauh dari apartemen Diandra.

Setelah pesanan mereka sampai mereka makan dengan hening tidak ada yang membuka pembicaraan Diandra sedikit bingung dengan sikap kekasihnya tidak biasa kekasihnya bisa diam.

Memang beberapa minggu terakhir ini dia jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama-sama.

Setelah makan Diandra mencoba memulai percakapan"kamu kenapa? " Tanyanya menatap gadis dihadapanya yang menatapnya sedikit datar.

"Aku gapapa" Ucapnan itu tak lantas membuat perasaan Diandra lega dia malah semakin resah.

"Kamu dari mana yang hari selasa kemarin? " Pertanyaan itu membuat Diandra terdiam.

"Kan aku sibuk sayang, bukanya aku sudah mengatakan nya padamu" Pria itu mencoba memberikan senyum menenangkan namun hal itu semakin membuat Cyara geram bukan main apa susahnya sih untuk jujur.

Cyara tersenyum miris, mengangguk lalu menyeruput kembali jus di hadapannya dengan anggun.

"Kamu sibuk ya... " Cyara mengangguk anggukan kepalanya" Berarti aku salah liat aku kira yang di mall bersama seorang wanita itu adalah kamu" Ucap Cyara merasa bersalah,  Pura pura.

Diandra terbelalak, kaget.

Cyara mendongakkan kepalanya menatap pria dihadapanya dengan tatapan datar"kau tak ingin jujur heh?! " Gadis itu bersedih sinis menyadari raut pria itu yang sedikit kaget.

"Cyara.. Dia adalah sahabatku dari luar negri, dia datang kemari menemuiku aku tidak mungkin  menolak ajakannya kami sudah berteman sejak kecil.. Maaf tidak jujur padamu aku takut kamu salah paham " Penjelasan itu membuat Cyara terkekeh.

"Berarti dia lebih penting dariku? " Pertanyaan itu membuat Diandra kaku jujur dia mencintai Cyara namun dia juga menyayangi Reva yang notabenya sahabatnya sedari kecil.

"Cyara.. ".

" Stop! "Cyara mengangkat tangannya menyuruh diandra berhenti berbicara" Aku hanya butuh jawaban dari pertanyaan ku bukan penjelasan tidak bergunamu".

Diandra diam tidak menjawab Cyara mengambil tasnya dan pergi dari sana meninggalkan Diandra yang terdiam.

"Kita putus... " Ucapan itu yang terakhir diucapkan gadis itu sebelum pergi membuat Diandra terdiam mematung.

                                    ...

Cyara menendang kerikil di pinggir jalan sedih? Tidak hanya perasaan kesal yang ada.

Dia terus menyusuri jalan, cih! pria sialan apa dia pikir Cyara akan galau hahhaha Cyara muak dengan pria seperti itu sangat tidak berpendirian apa pria itu pikir dia mau berbagi cih tidak sudi meski Diandra tak menjawabnya tadi Cyara sudah bisa menebak bahwa pria itu tidak bisa memilih, pria plinplan.

















Cyara SweetWhere stories live. Discover now