Bab 16

5.1K 270 24
                                    






Tin... Tin..

Sebuah mobil berhenti disamping nya lalu keluar pria berjas hitam disana

"Apa yang anda lakukan diluar malam malam begini nona? " Tanya pria itu menghampiri gadis yang sedang misuh misuh itu.

Cyara coba mengingat ingat wajah pria dihadapan nya, ah pria dihadapannya adalah supir Sadewa ngomong ngomong belakang ini pria itu tak terlihat membuat nya sedikit rindu.

"Aku sedang berjalan jalan, dimana tuanmu? " Tanya Cyara penasaran.

"Dia sedang dikantor belakang an ini sibuk bekerja" Jelas pria tadi sebuah ide muncul dikepala cantik nya.

"Aku ingin ikut kekantor nya" Ucapan itu sukses membuat pria itu terdiam.

"Untuk apa nona,tuan sedang sibuk" Ucap pria itu.

"Pokoknya aku mau ikut! " Ucapan itu seolah tak terbantahkan membuat mau tak mau pria itu menganggukan kepalanya setelah nya mereka masuk ke mobil dan pergi menuju perusaan yang tidak jauh dari sana.

Cyara turun melihat gedung besar dihadapanya dengan kagum perusahaan daddy nya memang besar namun ini lebih besar membuat nya berdecak takjub.

"Ayo saya antarkan" Cyara mengangguk dan masuk kedalam beberapa orang terheran siapa gadis yang dibawa asisten pribadi  tuanya itu.

Saat sampai disana Cyara membuka pintu ruangan itu dia melihat seorang pria duduk dengan kacamatanya yang membuat dia begitu berkharisma Cyara tersenyum.

Sadewa menolehkan kepala pada gadis itu tanpa tersenyum kembali menandatangani berkas berkas dihadapanya membuat Cyara mendengkus jengkel.

Cyara berjalan kearah sofa diruangan itu mendudukan dirinya dengan kesal "kau tak senang aku datang kemari? " Tanya gadis itu Sadewa kembali menoleh lalu kembali sibuk.

Sudah hampir atu jam namun pria itu masih mengacuhkannya dan sibuk dengan pekerjaanya tak lama seoarang wanita masuk dengan anggun meletakkan kopi dihadapan pria itu dan menunduk hormat matanya sedikit melirik kearah Cyara entah mengapa membuat Cyara sedikit kesal.

"Apakah anda akan lembur tuan, ini sudah pukul 09: 00". Ucap wanita tadi Sadewa mendongak Kepala nya menatap sekretaris nya dengan tersenyum membuat wanita itu hampir pingsan perdana Sadewa tersenyum padanya apakah ini mimpi pikirnya.

Sedangkan Cyara berdecak kesal pada kedua manusia itu Sadewa bersikap berbeda padanya dengan sekretaris nya itu dan itu membuat hatinya panas.

" Sebentar lagi, kamu bisa kembali terlebih dahulu" Ucap Sadewa dengan masih dengan tersenyum dan itu membuat Cyara kesal setengah mati.

"Baik tuan" Wanita itu pergi setelan menundukan kepalanya hormat.

Sadewa kembali mendiamkan nya lagi lalu kembali fokus pada pekerjaanya Cyara kesal setengah mati dia berjalan kearah kursi Sadewa lalu duduk dipangkuanya menyembunyikan wajahnya diceluk leher pria itu.

"Hiks... Hikss... " Cyara menangis membuat Sadewa kaget niat awalnya hanya ingin mengusili  gadis itu.

Sadewa memperbaiki posisi gadis itu agar menghadap padanya.

"Aku kesal padamu sialan hiks.. " Ucap gadis itu.

Sadewa mencoba menarik wajah gadis itu unruk melihatnya namun gadis itu malah lebih menenggelamkan wajahnya pada leher pria itu membuat Sadewa merasa bersalah

"Sut.. Maaf kan aku sayang" Ucap Sadewa tulus.

Cyara masih sesegukan Sadewa membiarkan gadis itu sebentar sambil mengecek ponselnya namun ulah gadisnya membuat nya terdiam kaku.

Sadewa merapatkan tubuh mereka meremas  pinggang gadis itu seolah mendukung kegiatan yang dilakukan oleh gadisnya.

Cyara semakin berulah kini sasaran gadis itu jakun pria yang terlihat menggoda didepan matanya menghisap lalu menjilatnya seolah itu permen kaki.

"Aghh.. Shh.. Kamu nakal sekali sayang shh" Cyara tak mempedulikan erangan itu karena rasa kesalnya.

Tak lama Sadewa melumat bibir kurang ajar itu yang sayang nya menjadi candunya.

Cyara mencoba mengimbangi ciuman panas yang diberikan oleh pria itu.

"Mhh..." Sadewa menggigit bibir menggoda gadis itu mengeksplor mulut gadis itu matanya sangat sayu penuh dengan gairah yang tak tertahankan, dia ingin lebih.

Tanganya mulai menggerayangi tubuh gadisnya yang membuat Cyara seketika linglung oleh perbuatan pria itu.

"Mhh.. Ahh.." Cyara mendesah kala pria itu menjelajahi lehernya serta tangan pria itu yang tak bisa diam.

Entah sejak kapan dress berwana biru laut itu sudah tersingkap keatas serta celana Sadewa yang menyisakan celana dalam nya saja melihat gundukan besar itu Cyara meneguk ludahnya kasar, ngeri.

"Apa yang..ahh kau lakukan? " Cyara terengah ini salahnya sudah membangunkan singa yang tengah tertidur itu.

Sadewa menatapnya dengan pandangan berkabut serta napas yang terputus putus sesak.

"Aku ingin" Ucap pria itu Cyara menggeleng menolak dia tidak akan mau sebelum mereka terikat tali pernikahan yang sah.

"Aku tidak mau melakukanya" Ucap gadis itu terengah.

Sadewa diam merapatkan tubuh mereka membuat milik mereka saling menempel. Sadewa mendongak nikmat.

Cyara terbelalak meski masih terhalang kain tipis itu milik Sadewa benar benar terasa sangat keras dia jadi merasa bersalah telah memancing pria itu.

Tak lama pergerakan Sadewa membuatnya kaget pria itu menggoyangkan badan Cyara diatasnya dengan mata yang terpejam, ugh.

"Ahh.. Shh... Apa yang kau lakukan ahh? "Cyara mendesah ia merasakan sensasi nikmat akibat ulah pria itu.

"Ahh.. Ini nikmat sayanghh" Sadewa mendesah kala miliknya bergesekan dengan milik gadis itu.

"Ahh.. Sadewa....shh" Cyara mendesah kala Sadewa menggoyangkan tubuhnya lebih cepat membuat dia kelimpungan.

"Shh sebentar lagi sangat ahh"Sadewa semakin hilang kendali sampai ia mendapatkan pelepasannya.

" Ahh.. "Mereka mengerang kala mendapat kan pelepasan masing masing.

Cyara menyandarkan tubuhnya yang terasa lelah didada pria itu memejamkan matanya hingga tak sadar bahwa ia telah tertidur Sadewa tersenyum melihatnya memperbaiki pakaian mereka lalu membawa gadis itu pulang ke rumahnya.





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cyara SweetWhere stories live. Discover now