Chapter 319: Unlocking the Mental Strength Stat

10 0 0
                                    

Mmmm...

Setelah sarapan sederhana, Sejun duduk dengan pandangan kosong.

"Puhuhut."

Kuehehehe.

"Eehee."

[Hehe.]

Di samping Sejun, Theo, Cuengi, Ajax, dan Flamie mengambil tempat masing-masing,

Pat-pat.

menerima pukulan Sejun.

"Eehee. Giliranku sekarang."

[Giliranku sekarang.]

Secara bergiliran.

Ajax mendekatkan tangan kiri Sejun yang mengelus perut Cuengi ke ekornya sendiri,

Hop.

dan Flamie menggerakkan tangan kanan Sejun yang mengelus perut Theo ke kepalanya.

Pat-pat.

"Hehehe..."

[Hehe...]

Ajax dan Flamie tersenyum lebar saat dibelai oleh Sejun.

Seiring berjalannya waktu,

"Puhuhut. Sekarang giliranku, meong!"

Kueng!

[Sekarang giliran Cuengi!]

Theo dan Cuengi mengembalikan tangan Sejun kepada mereka.

Tangan Sejun bergerak maju mundur beberapa kali,

"Hah? Mengapa aku melakukan ini?"

Sejun sadar dari keadaan kosongnya.

Kemudian,

Swoosh.

Saat tangan Sejun berhenti sejenak,

Mmmm...

Kesadaran Sejun menjadi semakin menjauh. Anehnya dia merasa hampa dan kurang motivasi.

"Ketua Park, gerakkan tanganmu, meong!"

Kueng!

[Cuengi masih menginginkan lebih!]

Pat-pat.

Theo dan Cuengi dengan paksa menggerakkan tangan Sejun untuk mengelus perut mereka.

"Hmm..."

Saat tangannya bergerak, Sejun kembali sadar.

Kemarin, pikiran Sejun hampir dihancurkan oleh Nightwalker.

Meski Fenrir dengan cepat menyelamatkannya, jiwa Sejun terluka dalam prosesnya.

Dan melalui luka itu, jiwanya menyebar.

Jiwa Sejun terus bertebaran sejak kemarin.

Pagi harinya, kondisi jiwa Sejun semakin memburuk, namun untungnya, membelai keempatnya dengan kekuatan mental yang kuat mampu menyembuhkan luka jiwanya.

Energi yang dipancarkan dari jiwa keempatnya mengalir menuju jiwa Sejun, mengisinya kembali saat mereka dibelai.

Pat-pat..

Pada saat Sejun telah menepuk keempatnya melewati jam makan siang,

[Luka di jiwamu telah disembuhkan.]

[Bakat: Jiwa yang menyembuhkan lukanya terbangun.]

Sebuah pesan muncul di depan Sejun, menandakan bahwa sebuah bakat telah bangkit.

"Hah?"

Aku punya luka di jiwaku?! Sejun terkejut dengan pesan itu.

Dia menyadari bahwa kelesuan yang tiba-tiba mendominasi seluruh tubuhnya telah hilang.

Nahonja tab-eseo nongsa Part 2Where stories live. Discover now