Melebihi Rata-rata

69 9 0
                                    

Mereka menemani trio makan es krim hingga habis.

  “ Ngantuk.. ” ucap Fero yang sudah berlepotan es krim.

  Raka melihat jam dan benar saja, anak-anak melewati jam tidur siang mereka. Raka dan Ryan menggendong trio tersebut dan membawanya tidur.

  Ruang tamu...

  “ Papah mana? ” Tanya Raka melihat Roshan tidak ada di ruang tamu.

  “ Papahmu tiba-tiba saja keluar menggunakan mobil. Paman saja tak tahu apa yang dipikirkannya, ” ucap Roshan.

  Ryan dan Raka pun duduk dan membaca dokumen yang sudah ditinggalkan mereka.

  “ Oh ya. Apa kalian tak ingin menyekolahkan anak-anak? ” Tanya Felix.

  Mereka terdiam. Memikirkan pertanyaan pamannya itu. Roshan yang tau apa yang dipikirkan keponakannya itu tersenyum dan mulai berbicara.

  “ Bagaimana dengan sekolah privat? 2 guru. Yang satu untuk Fyan dikarenakan Fyan masih kecil. Satunya lagi buat si kembar, jika kalian khawatir. Tapi, saat SMP mereka sekolah di luar, ” jelas Felix, yang memahami kekhawatiran mereka berdua.

  “ Mm.. Boleh, juga. Kita akan memulainya seminggu setelah ulang tahun Zero dan Fero, ” ucap Ryan.

***

  “ Tuan, kami mendapatkan informasi yang Anda minta, ” ucap Rion, setelah Roshan sampai ke markas besarnya.

  “ Kau selalu diandalkan, Rion. Kirimkan saja emailnya padaku. Aku akan membacanya. Juga, suruh anak buahmu mengawasinya. Jangan sampai mereka ketahuan, ” ucap Roshan.

   Rion mengangguk. Roshan segera ke ruangannya dan membaca email yang sudah Rion kirimkan kepadanya.

   “ Mm.. Lion? Pemilik perusahaan terbesar ke lima. Dia mengincar cucuku? Tapi, dia tak bisa karna mereka tahu bahwa aku selalu membawa anak-anak buahku hingga puluhan, ” ucap Roshan.

   Dalam dunia Mafia. Kelompok Roshan adalah kelompok yang paling ditakuti. Kelompok mafia Ryan adalah urutan kedua. Karna, cara membunuh Roshan sangat ditakuti dan ia selalu berpura-pura menutup mata. Jika targetnya sudah masuk ke perangkapnya, Roshan tak segan-segan membunuhnya.

    “ Kita lihat permainannya seperti apa, ” seringai Roshan muncul. Menandakan Roshan sangat semangat kali ini.

***

    “ Kayaknya ada telpon, coba kakak angkat, ” ucap Raka.

    “ Bisanya cuma nyuruh. Dasar! Kakak juga tau ada telpon ” Ucap Ryan, dia mengambil ponsel miliknya.

    “ Apa? ”

    ( Ngg... Ryan. Bisa nggak lu dateng ke sini? )  Ucap Varo Ragu.

   “ Ada apa? ” Tanya Ryan malas.

    ( Kita lagi di bar. Kita udah peringatin Zefan ama Rei. Pernah waktu itu mereka minum banyak eh.. Malah mleyot mereka. Sekarang mereka tak sadar. Apesnya lagi, kita nggak bawa mobil! Ya kali, kita goceng mereka nggak sadar gitu. Lu ke sini bawa mobil, ya? ) Ucap Varo.

   “ Gua kira apaan. Nyusahin aja tu dua tupai, ” gerutu Ryan.

   ( Dua tupai? Julukan yang bagus, hahaha... )

   “ Ck! Gua suruh Aska jemput kalian. Hari ini kalian nginep di rumah, gua, ” jelas Ryan.

   ( Hah! Lu nggak kepentok dinding, kan? Serius boleh nginep di rumah, lu? )

   “ Kalo lu ngomong lagi. Lu tidur di kolong jembatan, ” ucap Ryan dingin.

   (.......)

***

Vampires and Mafia BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang